Choi Yeon Jun

72 9 0
                                    

Untuk menghargai karya dari para penulis, tolong sempatkan untuk memberi vote dan komen, karena itu bisa menjadi sebuah motivasi dan semangat untuk penulis itu sendiri, thankyou.

**
Choi Yeonjun, nama seorang pemuda yang sekarang ini tengah terduduk dengan lemas disebuah ruangan, lebih tepatnya kamar milik ayahnya.

"Dasar anak bodoh!!! Bagaimana bisa kau tidak lulus tahun ini?!!" Sang ayah-Choi Taehyung-membanting dengan kasar raport milik Yeonjun ke lantai.

Sementara yang diumpati hanya bisa terdiam, tidak tau harus bagaimana lagi, karena memang seperti itu faktanya.

"Bagaimana bisa kau menjadi sangat bodoh seperti ini Yeonjun?!!, ayah menyekolahkan mu agar menjadi pandai, bahkan ayah sudah membuang banyak uang untuk biaya sekolah mu!! Tapi, kau-" Taehyung menggeram rendah, tidak kuat sebenarnya dengan tingkah anaknya yang sudah dia besarkan ini.

Splash!

Splash!

Splash!

Tiga cambukan dari sabuk milik Taehyung itu langsung melayang ke arah punggung Yeonjun, terlihat bercak merah pada seragam sekolahnya yang saat ini masih dipakainya.

Menangis.

Hanya itu yang bisa dilakukan Yeonjun saat ini, ia tidak bisa melawan ayahnya. Karena mau bagaimana pun juga, jika ia menentang sang ayah, bisa dipastikan kondisi Yeonjun lebih parah daripada saat ini.

Dan juga, ia merutuki dirinya sendiri, kenapa ia bisa begitu bodoh? Nilai akademisnya memang bisa dibilang rendah-bahkan sangat rendah-terutama dalam ilmu matematika. Karena standar orang yang pintar menurut Taehyung adalah orang yang pandai dalam ilmu matematika. Ditambah kenyataan dengan dirinya yang tidak lulus.

Lelaki yang sudah berkepala 3 itu menarik kerah baju anaknya dengan kasar, mengangkatnya sampai Yeonjun sedikit terangkat dari lantai. Lalu mendekatkan wajahnya pada anaknya.

"Kau tahu? Aku bahkan menyesal sudah membuatmu ada di dunia ini, kau sama sekali tidak bisa diandalkan, kau terlalu bodoh! Jadi, jika kau ketahuan mendapat nilai yang rendah lagi, jangan harap kau masih bisa membuka matamu esok hari!" Taehyung menekankan seluruh perkataannya pada Yeonjun, lalu setelah itu lelaki yang sudah berkepala 3 itu melepas cengkramannya dengan kasar dari kerah baju sang anak.

Ia beralih pada ponselnya yang terus berdering daritadi, yang nyatanya sang bos yang terus meneleponnya.

Taehyung langsung pergi dari sana tanpa mengatakan apa-apa lagi, meninggalkan Yeonjun yang masih menunduk seraya menahan rasa sakit di punggungnya.

"Jika aku bisa memilihpun, aku juga tidak ingin lahir di dunia ini ayah, apalagi terlahir dari sebuah kecelakaan, dan memiliki otak yang tidak berguna."

"Jujur saja, aku lelah mengejar semua angka itu, aku sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi bukannya mendapat kata-kata semangat ataupun apresiasi, aku malah menerima semua kata umpatan yang keluar dari mulutmu."

~~

Pada malam harinya, Yeonjun saat ini sedang berada di dalam kamarnya untuk belajar.

Tentu saja dirinya masih harus berusaha lebih keras lagi untuk membanggakan orang tuanya dengan nilai yang memuaskan.

Disaat dirinya sedang membaca ulang tentang materi pelajarannya, ponselnya berbunyi karena ada notifikasi yang masuk, rupanya itu adalah pesan dari sahabat nya.

Ketika Yeonjun sedang asik dengan ponselnya, di lantai bawah, lebih tepatnya dapur, terdengar suara-suara yang sudah Yeonjun hafal di luar kepala.

Prang!

Plak!

Bhuk!

Suara barang pecah, tamparan, dan lain sebagainya, sudah menjadi makan malam sehari-hari Yeonjun.

Jika kata Yeonjun, "tak akan ada malam yang sunyi bagiku."

Brak!

Pintu kamar Yeonjun dibuka secara tiba-tiba, membuat si empunya kamar berjengit kaget.

Terlihat sang ibu yang datang ke kamarnya dengan kondisi yang berantakan, ada beberapa luka juga di tubuhnya, menandakan pertengkaran di malam ini cukup dahsyat.

"Kenapa kau malah bermain ponsel? Kau seharusnya belajar, bodoh." Ibunya bertanya sekaligus mengumpatinya ketika melihat tangan Yeonjun bukannya memegang buku dan pena, ia malah memegang ponsel.

"Ah, itu, aku-" Belum sempat Yeonjun melanjutkan perkataan nya, sang ibu sudah menyela perkataan nya terlebih dahulu.

"Sudahlah, cepat obati aku, bajingan itu sepertinya akan lembur di kantornya sembari bermain dengan wanita lain, aku juga bisa berbuat seperti itu, dia kira hanya dia saja yang bisa melakukan nya?" Choi Jennie-ibu dari Yeonjun-itu berkata seperti itu seolah-olah hal itu baik untuk dilakukan.

Yeonjun hanya bisa menghela nafas, lalu mengambil kotak P3k yang berada dikamarnya, lalu mengobati sang ibu.

"Kau belajarlah yang rajin, jangan mau menjadi bodoh seperti ayahmu itu, lagipula nilai akademis mu itu harus ditingkatkan, apa kau tidak malu, kau tidak lulus tahun ini?" Jennie mengeluarkan kalimat panjang nya untuk sang putra, yang mana hanya bisa di angguki oleh Yeonjun.

Tanpa mengatakan sepatah kata lagi, Jennie langsung keluar dari kamar Yeonjun, hendak untuk keluar entah kemana.

"Huh.. Aku akan berusaha lebih giat lagi, semoga saja aku bisa membuat kalian bangga padaku. Walaupun terasa sangat mustahil."
**

INTRO : CHOI YEONJUN

24-01-2024

Fight or Escape [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang