Kai Kamal Huening

27 7 0
                                    

Untuk menghargai karya dari para penulis, tolong sempatkan untuk memberi vote dan komen, karena itu bisa menjadi sebuah motivasi dan semangat untuk penulis itu sendiri, thankyou.

**
"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu!! Kenapa kau malah membawa laki-laki asing ketika aku tak ada di rumah?!!"

"Tch, kau kira hanya kau saja yang bisa bermain dengan para wanita diluar sana? Ayolah Huening, aku bisa lebih licik daripada dirimu."

Prang!

Suara pecahan kaca yang berasal dari sebuah piring yang dilempar itu terdengar ke seluruh penjuru rumah, membuat tiga orang anak dengan umur yang hanya berselisih beberapa tahun itu menjadi takut.

Mereka bertiga adalah kakak beradik, yang mana saat ini mereka berkumpul di kamar si anak tengah.

"K-kak Lea, aku takut." Si anak bungsu berjenis kelamin perempuan itu memeluk kakak tertuanya, yang merupakan seorang perempuan juga.

"Tidak apa, ayah dan ibu hanya butuh waktu sebentar.." Lea menenangkan adik bungsunya, yang bernama Bahiyyih. Lalu menatap kearah adik tengah nya yang saat ini hanya bisa menatap kosong kearah pintu kamarnya.

Hueningkai, ia adalah anak tengah dari Huening Hoseok, dia juga adik Lea dan kakak Bahiyyih.

Ia Satu-satunya anak laki-laki di antara tiga saudaranya. Dan itu membuat nya cukup terbebani. Walaupun ia bukan anak sulung, tapi ia adalah seorang laki-laki, yang hakikatnya harus melindungi seorang wanita.

Hueningkai mengambil alih Bahiyyih, ia ikut memeluknya sembari membisikkan kata-kata penenang. Sementara Lea hanya bisa menghela nafasnya. Adik bungsunya itu masih terlalu belia untuk mendengar perdebatan orang tua mereka yang bahkan sampai membanting barang-barang di sekitar mereka.

Dan sebenarnya, ia sudah menduga akan seperti apa kedepannya.

~~

"T-tidak, aku tidak mau ikut ayah!" Hueningkai terlihat mencoba melepaskan cekalan ayahnya pada pergelangan tangan nya itu.

"Tidak usah membantah Hueningkai! Kau tidak akan mendapat hal baik jika masih terus berada di sini, kau hanya akan tertular oleh virus!" Hoseok kembali menarik anak laki-laki nya agar mau ikut dengannya untuk pergi dari rumah mereka.

Pada akhirnya, Hoseok dan istrinya itu memutuskan untuk bercerai, mereka tidak bisa bertahan dalam hubungan toxic ini. Daripada membuat anak mereka semakin rusak mentalnya, lebih baik mereka segera berpisah. Dengan hak asuh Lea dan Bahiyyih jatuh pada sang ibu, sementara hak asuh Hueningkai jatuh pada sang ayah.

Dan juga, Hoseok berniat untuk pindah ke luar negri, guna melupakan 'mantan' istrinya itu. Hueningkai yang masih berumur delapan tahun itu tentu saja tidak akan mau jauh dari ke dua orang tuanya.

Dalam artian, ia ingin tinggal dengan keduanya, dan juga dengan dua saudaranya yang lain. Ia tidak mau jika harus sampai berpisah rumah seperti ini.

Namun sayangnya tekad Hoseok untuk pindah ke negara lain itu sudah sangat bulat, pria yang mempunyai darah Jerman-Korea itu akan tetap membawa Hueningkai ke negara yang pernah ia tinggali beberapa tahun itu.

Korea. Itulah tujuan Hoseok.

Dengan sedikit memaksa, Hoseok akhirnya berhasil membawa Hueningkai yang tadinya masih terus menempel pada pilar rumahnya itu untuk segera pergi ke bandara, semuanya sudah ia urus dengan baik, dari sekolah Hueningkai sampai perceraian nya dengan sang istri pun juga sudah runtut.

Fight or Escape [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang