1. Begin.

47 6 0
                                    

Untuk menghargai karya dari para penulis, tolong sempatkan untuk memberi vote dan komen, karena itu bisa menjadi sebuah motivasi dan semangat untuk penulis itu sendiri, thankyou.

**
Di dalam kelas yang bertuliskan 'kelas 3-2' itu, terdapat beberapa murid yang sudah datang dan duduk di bangku yang ada disana.

Sama seperti halnya yang dilakukan pemuda yang saat ini duduk didekat jendela itu, ia terlihat hanya membolak-balikan buku miliknya tanpa ada niat untuk membacanya sedikitpun.

Sampai pemuda yang lebih tinggi muncul dari ambang pintu, ia langsung mendudukkan bokongnya di kursi depan si lebih tua.

"Hyung, sekarang ada kuis, apa kau tidak berniat untuk belajar?" Yang lebih tinggi bertanya.

"Aku sudah belajar semalam." Yeonjun menjawab sembari berpura-pura membaca buku miliknya.

"Huh? Aku tidak yakin kau bisa belajar dengan kondisi rumah mu yang 'ramai' itu." Soobin menekankan kata 'ramai' agar Yeonjun paham dengan maksud perkataannya.

Yeonjun hanya bisa memutar bola matanya malas, merasa bodoh karena masih saja berbohong pada pemuda didepannya ini, yang notabenenya adalah sahabat dekatnya.

"Ck, sialan, tidak ada gunanya juga aku berbohong padamu jika pada akhirnya kau tahu juga," Umpat Yeonjun seraya melirik sinis Soobin.

"Haha.. Ayolah Hyung, kita sudah bersahabat berapa lama sebenarnya? Tentu saja aku tahu hal itu, lagipula kau sendiri yang mengatakan jika, 'tak akan ada malam yang sunyi bagiku,'" Ucap Soobin sembari menirukan ekspresi Yeonjun-yang di lebih-lebih kan-ketika mengatakan kata-kata tersebut.

Soobin tertawa ketika berhasil membuat pemuda yang lebih pendek darinya itu menatap dirinya dengan tatapan tak suka itu.

"Ah, aku menyesal pernah bercerita tentang itu padamu," Kata Yeonjun.

"Haha, hey aku bercanda, kau harus terus bercerita padaku, lagipula, jika kau tiba-tiba bunuh diri karena tidak pernah berbagi cerita padaku, itu tidak lucu sama sekali," Ujar Soobin yang sebenarnya sedikit 'ngawur.'

Lalu melayanglah tangan Yeonjun ke arah kepala Soobin, 'anak ini pemikiran nya sedikit tak tertebak,' batin Yeonjun.

"Aku tidak sebodoh itu untuk langsung bunuh diri hanya karena hal sepele Choi Soobin, lagipula, perjalanan hidupku masih sangat jauh, itupun jika aku masih hidup," Ucap Yeonjun setelah selesai memukul sedikit kepala Soobin.

Lalu setelahnya, tangan Soobinlah yang kini mengarah ke arah kepala Yeonjun, guna menyadarkan yang lebih tua katanya.

"Kau yang benar saja, kau benar-benar memiliki niat untuk bunuh diri?" Tanya Soobin dengan ekspresi yang sedikit kesal.

"Tentu saja, tidak," Jawab Yeonjun dengan singkat.

"Aku berkata 'jika aku masih hidup' itu, karena, bisa saja aku akan mati dengan cara yang lain 'kan? Bukannya mati dengan cara bunuh diri, itu kematian yang sangat tidak keren," Lanjut Yeonjun.

~~

Di sisi lain, terlihat seorang anak dengan seragam sekolah yang terlihat berbeda dari seragam sekolah milik BigHit Senior High School ini, tengah melewati koridor sekolah barunya, dengan earphone yang menyumbat salah satu telinganya, ia terlihat menoleh ke kanan dan ke kiri-mencari seseorang-yang katanya akan menghampiri nya ketika sampai di gerbang.

Namun, nyatanya sampai Taehyun berada di Koridor pun pemuda yang ditunggu belum juga menunjukkan batang hidungnya.

Dengan sedikit kesal, ia mengambil ponselnya yang berada di saku celana miliknya guna menelpon si pemuda yang lebih tua beberapa bulan dari dirinya itu.

Fight or Escape [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang