Untuk menghargai karya dari para penulis, tolong sempatkan untuk memberi vote dan komen, karena itu bisa menjadi sebuah motivasi dan semangat untuk penulis itu sendiri, thankyou.
**
Choi Soobin namanya, seorang anak yang sudah ditinggalkan oleh ayah dan ibunya sedari kecil, ibunya tiada saat dirinya masih duduk dibangku sekolah dasar, lalu dilanjutkan oleh kakak perempuannya yang juga tiada diakibatkan menjadi korban tabrak lari, lalu saat Soobin lulus dari sekolah dasarnya, sang ayah malah ikut pergi meninggalkannya.Bukan karena meninggal atau apa, ayahnya pergi keluar kota dengan alasan ingin menenangkan diri sebab ditinggalkan dua orang tercintanya, Soobin yang masih kecil itu hanya menyetujui tanpa ada kecurigaan apapun.
Waktu terus berjalan, sampai saat ini, Choi Soobin, si anak kecil yang dulunya berpikiran jika ayahnya hanya pergi sebentar, sekarang sudah tidak mengharapkan apa-apa lagi untuk kedatangan sang ayah.
Dirinya sudah remaja saat ini, yang kegiatannya pun tidak jauh dari sekolah, bekerja, lalu tidur.
Soobin memang bersekolah sembari bekerja paruh waktu, yang tentu saja untuk menghidupi dirinya sendiri.
Ayahnya tidak bisa diharapkan lagi, bahkan untuk sekedar mengirim uang 1.000 won saja.
Ayahnya itu seolah-olah membuang Soobin dengan cara yang halus, yaitu meninggalkannya dengan embel-embel 'ingin menenangkan diri Terlebih dahulu.'
Soobin tumbuh tanpa kasih sayang dari kedua orang tuanya, dan itu juga yang menjadi penyebab Soobin susah bergaul dengan banyak orang, istilah nya, ia introvert.
Namun, karena hal itu pula Soobin memiliki sifat kepemimpinan dan menjadi sosok yang kuat, dikarenakan dirinya sudah terbiasa dengan kehidupan yang begitu keras sejak kecil, dan juga, ia sudah bisa memimpin dirinya sendiri, bahkan orang lain. Bisa dibilang ia adalah seorang ketua kelas dikelasnya, dan pernah menjadi ketua sebuah organisasi di sekolahnya.
Masa jabatannya sudah habis ketika ia naik ke kelas 3, dan para guru pun juga mengakui, jika pada masa Soobin yang menjadi ketua organisasi, seluruh acara yang ada disekolah berjalan dengan sangat lancar.
Tapi, yang namanya hidup, tidak akan selalu berjalan dengan lurus. Pastinya akan ada beberapa masalah yang akan menimpanya.
~~
"Apa-apaan ini Choi Soobin? Kenapa kau malah mengikuti Yeonjun untuk bolos kelas?" Sang guru bertanya dengan nada yang agak ditinggikan.
"Maaf, bu, pada saat itu ada masalah dirumah saya, saya tidak sempat untuk meminta izin pada siapapun. Dan juga Yeonjun Hyung tidak bersalah ataupun mengajak saya bolos, saya yang salah," Jawab Soobin. Karena, jujur saja, ia merasa kaget ketika mendengar kabar dari salah satu tetangganya yang mengatakan jika rumahnya terkena kobaran api dari rumah yang terbakar di sebelah nya.
Lantas ia langsung menarik Yeonjun untuk ikut dengannya, dia tidak sempat untuk izin terlalu lama, ia hanya mengatakan jika ia akan segera kembali.
Tapi nyatanya, kobaran api itu malah membesar, dan membuat sebagian rumahnya terbakar. Karena hal itu pula, Soobin tidak bisa mengikuti kelas terakhir.
Setelah mengurus masalah disekolahnya, kali ini Soobin kedatangan masalah lagi.
"Huh? Tapi kenapa saya diberhentikan pak?" Tanya Soobin tidak percaya ketika ia diberitahu oleh si pemilik toko tempat Soobin bekerja jika ia diberhentikan dari pekerjaannya.
"Soobin, beberapa waktu yang lalu, ada beberapa orang yang menghancurkan toko saya, sepertinya dia adalah anak dari pemilik tanah itu, dia menghancurkannya bersama orang-orang nya, jadi tentunya saya tidak bisa mengelola tempat itu lagi," Ucap si pemilik toko.
"Maaf ya, saya hanya bisa membayar mu sebanyak ini saja, uang nya yang lain sudah dimintai oleh anak pemilik tanah itu," Lanjut pak Kim-si pemilik toko-sembari meletakkan beberapa lembar uang di tangan Soobin.
"Ah, terimakasih banyak pak, tapi, apakah anda tidak membutuhkannya? Jika anda membutuhkannya anda ambil saja uang ini. Saya bisa mencari pekerjaan lain," Kata Soobin.
"Tidak nak, uang ini sudah menjadi milikmu, saya juga bisa mencari uang lagi nanti."
"Semangat oke? Saya tahu kamu orang yang tidak mudah patah semangat," Lanjut tuan Kim seraya menepuk bahu Soobin.
"Sekali lagi terimakasih pak." Soobin tersenyum lalu berjalan menjauh setelah berpamitan dengan tuan Kim.
~~
"Hahh..." Soobin menghela nafas lelah, seperginya ia dari tuan Kim, Soobin langsung mencari pekerjaan lagi, tapi berbanding terbalik dengan ekspetasi nya.
Ia menatap kearah langit-langit kamarnya, matanya menerawang jauh, sebuah helaan nafas kembali terdengar di kamar yang sunyi itu.
Soobin belum menemukan pekerjaan lagi, yang artinya, ia harus mencarinya lagi keesokan harinya.
Ting!
Bunyi sebuah notifikasi dari ponselnya membuat Soobin mengalihkan pandangan matanya kearah ponsel miliknya itu.
Dengan segera, ia membukanya, lalu kembali melemparkan ponselnya setelah sempat ia lempar keatas kasur tadinya.
Disana tertulis pesan dari wali kelasnya, yang memberitahu kan jika uang sekolahnya sudah menunggak beberapa bulan, dan harus secepatnya dibayar. Jika tidak, ia bisa saja dikeluarkan dari sekolah.
"Ibu, kakak, aku tidak kuat lagi, aku harus apa? Rumah yang hampir terbakar, kehilangan pekerjaan, dan uang sekolah yang menunggak. Rasanya aku ingin menyusul kalian, tapi aku takut dengan kematian." Soobin menenggelamkan wajahnya diantara lutut dan dadanya, lalu menangis. Ia merindukan dua sosok perempuan yang amat ia cintai itu.
"Dan, ayah, kenapa kau malah meninggalkan ku? Kapan kau akan kembali? Aku masih ingin mendapat kasih sayang darimu, aku juga masih butuh akan sosokmu, terkadang aku merasa iri pada anak yang dijemput oleh orang tuanya, aku juga merasa iri ketika disaat anak-anak lainnya mengambil raport bersama orang tuanya, aku malah sendiri," Ucap Soobin entah pada siapa, ia sendirian dirumah itu, tentu saja.
Dan malam itu, Lagi-lagi kamarnya menjadi saksi, bahwa Soobin, yang biasanya selalu mencoba menjadi kuat, sekarang ia rapuh, bahkan sangat rapuh, ia membutuhkan sebuah pelukan, namun tidak tahu kepada siapa ia bisa meminta hal itu.
**INTRO : CHOI SOOBIN✅
26-01-2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Fight or Escape [On Going]
FantasyHanya dikarenakan Taehyun menemukan sebuah dadu, ia dan teman-temannya yang lain harus terlibat dalam sebuah game mengerikan, yang sialnya datang dengan hadiah yang cukup membuat mereka semua tertarik. "Melawan atau Melarikan diri, hanya itu piliha...