Our Love - mashikyu

292 11 7
                                    

Mashiho as Tama
junkyu as Kian
Asahi as Hamda

Tama kaget saat merasakan sosok berdiri dibelakangnya hingga posisi mereka seperti sedang backhug saat ini. Posisi mereka sangat dekat hingga Tama bisa merasakan kepalanya menyentuh dada seseorang itu.

Ini hari pertama kantor mereka full WFO setelah hampir 3 tahun mereka full WFH karena pandemi yang melanda seluruh dunia.

Tadi Tama tiba di office tepat jam 8 pagi, masih sangat sepi karena memang office hour mereka adalah jam 9 pagi sd jam 6 sore.

Tama sedang membuat kopi di pantry kantor mereka, dan sedang mengambil kopi dari lemari atas. Tadi dia kewalahan mengambil kopi nya karena entah kenapa posisi kopi dipindah kerak lebih atas dari 3 tahun lalu yang membuat Tama yang memiliki tinggi tubuh pas-pas an itu  dari tadi tidak mampu meraih kopi yang ingin diambil nya, dan saat itulah sosok itu dia rasakan berdiri dibelakangnya.

"Gw kira lu bakalan nambah tinggi setelah 3 tahun ga ketemu."  Sosok itu berkata setelah meraih kopi dan meletakkan didepan mashiho, namun dia tetap tidak mengubah posisinya sedikitpun. Dia malah menumpu kedua tangannya disisi meja sehingga seperti sedang mengukung tubuh Tama.

Tama mengenali suara itu, dan jantungnya yang sedari tadi sudah berdetak kencang, makin dirasakan tidak karuan.

"Mas Kian ternyata." Kata Tama sambil menggerakkan pundaknya yang sekarang sudah digunakan Kian sebagai tumpuan dagunya, sebagai kode agar Kian segera beranjak dari belakangnya.

"Kamu apa kabar?" Tanya orang yang dipanggil Kian itu.

"Baik mas, mas gimana? Baik bangat dong pastinya." Tanya Tama mencoba menenangkan dirinya. Dia juga berusaha lepas dari kukungan Kian. Dia tidak mau ada orang lain yang melihat mereka dalam posisi ambigu begini dan malah mengakibatkan kesalah pahaman dan gosip yang akhir-akhirnya akan membuat namanya makin jelek.

"Mas baik-baik aja kok." Jawab Kian yang kini sudah menggeser tubuhnya karena melihat ketidak nyamanan Tama.

"Tama duluan ya mas." Kata Tama berjalan buru-buru setelah memasukkan beberapa bongkahan es batu kedalam Mug kopi nya.

"Huaaah..." Tama membuang nafas berat setelah pertemuannya dengan Kian dan kini dia sudah duduk ditempat duduknya.

"Ternyata rasa itu masih ada." Bisik Tama pada dirinya sendiri saat menyadari kalau rasa suka yang dia miliki pada Kian masih ada. Dulu hanya tersembunyi dilubuk hatinya yang paling dalam karena rasa yang dia miliki adalah rasa yang pantas untuk orang yang tidak tepat. Syukurnya saat rasa itu tumbuh mereka full WFH karena pandemi. Paling nggak Tama bisa memperlambat pertumbuhan rasa yang dimiliki karena tidak akan sering melihat Kian lagi.

Tama tidak tau sejak kapan dia menaruh hati pada Kian. Dulu sebelum pandemi mereka bahkan sangat jarang interaksi. Chat hanya jika ada perlu soal kerjaan saja.

Tama juga bingung kenapa bisa sosok Kian membuat dia yang dulunya straight jadi belok gini.

Mungkin karena Kian dimata Tama itu terlihat pintar? Ya, Tama memang sangat gampang suka sama orang pintar, apalagi yang jenis pinternya kayak Kian. Pinter, bijak dan selalu solutif.

Tapi biasanya Tama hanya berhenti di rasa suka doang, sangat berbeda dengan rasa sukanya ke Kian yang malah tumbuh jadi rasa cinta. Mungkin karena Kian orangnya baik bangat sama Tama, yaelah Tama, lu bahkan sering kan dengar temen sekantor lu mengumandangkan betapa baiknya seorang Kian. Itu bukan buat lu doang dia baiknya, dia baik sama semua orang. Salah sendiri baperan orangnya.

"Hahhhh..." Tama tidak berhenti membuang nafas kasar.

"Masih pagi udah kusut tuh muka." Tama kembali kaget saat Kian mengacak rambutnya, hal yang biasa Kian lakukan dari dulu. Tama melihat sejenak kearah Kian yang sudah beranjak menuju ruangannya. Ia, Kian kalau mau balik keruangannya dari pantry harus ngelewatin meja Tama dulu.

Mashiho X Treasure -  One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang