Bab 1

42 5 28
                                    

Aku segera bersiap untuk berangkat karena hari ini, akan ada MOS SMP. Aku takut kalau nanti, terlambat. Sebagai murid yang lulus dari SD, aku sangat bersemangat untuk masuk SMP.

Aku menggunakan baju olahraga dan celana training panjang hitam. Saat sudah sampai, aku celingukan mencari dimana kelasku.

"Eh, kamu tau kelas 7D gak?" tanyaku pada seorang laki-laki seumuran denganku yang berada tak jauh dari koridor kelas 7.

"Tuh, disana paling pojok," jawabnya.

"Eh, nama kamu siapa ?" tanyaku langsung. Aku berinisiatif untuk mengajaknya kenalan.

"Devian Alvares," jawabnya. Aku melihat lelaki itu sesaat. Ia tampak ramah meskipun terlihat cuek.

"Kenalin namaku Devika Fariska, dari kelas 7D, kalau kamu?" dengan polosnya, aku bertanya.

"Aku kelas 7D."

"Wah, kita sekelas dong," sahutku.

"Iya, bener."

"Nanti, aku boleh gak duduk satu bangku sama kamu soalnya aku belum kenal sama yang lain," pintaku.

"Oke deh, gak masalah."

Aku dan Devian bergegas menuju lapangan untuk apel pagi. Banyak sambutan dan pidato yang membuatku jenuh.

"Duh capek banget ya," ucap seorang gadis disebelahku sambil mengelap keringatnya dengan tisu.

"Iya nih, lama banget lagi," sahutku. Gadis itu menengok kepadaku.

"Eh, nama kamu siapa?" tanyanya.

"Namaku Devika, kamu?"

"Namaku Yuna." Aku kemudian berjabat tangan. Yuna termasuk orang yang ramah.

Setelah selesai upacara, aku dan Yuna menuju ke kelas.

"Sumpah ya, aku kesel banget tadi. Mana pidatonya lama banget." Yuna mendumal tak henti. Aku hanya terkekeh melihat wajah kesal Yuna. Ia tipikal orang yang mudah beradaptasi dengan orang baru.

"Sabar Yun, emang capek kan kita lagi MOS pasti nanti ada yang lebih ribet lagi," sahutku.

"Bener juga ya Dev," ucap Yuna.

"Eh, kamu duduk sama siapa?"

"Itu, sama Devian."

"Ih beruntung banget sih kamu Dev, dia itu ganteng banget tau," celoteh Yuna.

"Haha. Kamu gak lagi naksir dia kan?"

Yuna menatapku sebentar lalu terkekeh.

"Enggak ah, nanti ada yang cemburu lagi. Lagian, aku juga suka sama cowok lain kok, tenang aja."

"Apa sih Yun," aku salah tingkah dengan ucapan Yuna.

"Udahlah ngaku aja lagi haha," ejek Yuna.

Kita berdua segera memasuki kelas. Aku melirik Devian yang masih fokus dengan buku dihadapannya. Aku duduk disebelahnya sambil mengeluarkan buku catatan untuk kegiatan MOS.

"Serius amat sih," godaku. Laki-laki itu melirikku sebentar.

"Buku apa sih emangnya," tanyaku basa-basi.

"Ini aku lagi mau belajar gitar," sahut Devian seraya menunjukkan cover bukunya. Aku hanya manggut-manggut. Aku kemudian melanjutkan kegiatanku membuka buku tulisku beserta buku materi MOS.

***
Aku melihat laki-laki itu dari kejauhan. Ia mengendarai sepedanya bersama teman-temannya keluar area sekolah.

Meskipun kita baru kenal, Devian sangat baik dan friendly. Meskipun, aku yang lebih banyak memulai topik obrolan. Baru kali ini, aku mempunyai teman laki-laki.

Kesan pertama cukup menyenangkan. Ditambah Yuna, sahabat baruku. Hari pelaksanaan MOS masih dua hari lagi dan itu artinya, kelas akan diacak. Aku khawatir kalau tak bisa satu kelas dengan Devian.

Aku kembali teringat kata Yuna tadi siang. Ia berkata, " Eh Dev, kamu sama Devian kok namanya hampir sama sih. Ada kata Devi yang mempersatukan kalian berdua haha," ejek Yuna.

Aku tersenyum simpul mengingat gurauan Yuna tadi. Tapi, ucapan Yuna tak salah. Aku berpikir lagi, namaku dan Devian memang hampir sama.

"Apa jangan-jangan jodoh ya, aish ngapain jadi bahas jodoh sih. Kata Mama gak boleh pacaran," dumalku kesal.

Aku menggeleng cepat. Aku tak mau memikirkan yang aneh-aneh. Aku harus fokus sekolah apalagi, aku masih SMP dan gak pantas buat pacaran. Lagian, belum tentu juga Devian suka juga denganku, pikirku.

Aku melihat jam tangan yang menunjukkan 13.40 WIB. Akhirnya, Mama datang juga. Seperti biasa, aku dijemput dan diantar oleh Mama ke sekolah.

Aku memang anak Mama, bisa dibilang manja tapi, aku bahagia karena bisa merasakan kasih sayang dari seorang Mama.

Dari kejauhan, aku melihat seorang laki-laki yang sedang mengayuh sepedanya santai. Aku menatap sebentar punggungnya lalu, tersenyum malu-malu.

Haloo, selamat malam para readers. Aku kembali membawa cerita baru nih.  Semoga suka ya sama ceritanya 💙.

Btw, mereka berdua itu jadi couple favorit author sekarang wkwk.

Jangan lupa vote dan komennya 💙💙

See you next part 🤗. Semoga bisa sampai 1000 an kata karena, susah banget buat nulis sampai 1000 kata tiap part huhu😭😭.

Kisah untuk Devian ( Tamat & Sudah Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang