2 Bulan kemudian.
"Eh, kelas kita ada perwakilan buat ngisi acara perpisahan kelas 9?" tanya Rahma padaku.
"Kayak ada deh, tapi gak tau siapa gitu," jawabku.
"Kayaknya si Devian deh yang ikut perwakilan kelas kita, dia ikut gabung band jadi drummer kalau gak salah," celetuk Mitha.
"Eh seriusan?" ceplosku spontan. Mitha mengalihkan pandangan padaku.
"Iya deh kayaknya, dengar-dengar dari temen-temen," jawab Mitha.
Yuna yang baru datang pun ikut nimbrung.
"Eh, ada apa nih kayaknya seru banget ngobrolnya," celetuk Yuna.
"Itu si Devian katanya ikut tampil di perpisahan kelas 9," sahut Rahma.
"Serius? Keren banget tuh," sahut Yuna sambil melirikku.
"Btw, kita bisa ikutan nonton gak sih?" tanyaku pada Mitha.
"Enggak tau deh Dev, soalnya kan itu acara kelas 9," jawab Mitha.
"Yah padahal pengen nonton," kecewaku.
"Coba tanya aja sama Devian, Dev. Siapa tau bisa nonton," tutur Mitha.
"Yaudah deh," jawabku.
Yuna hanya cekikikan melihat ekspresi kecewaku. Sepertinya, aku akan habis diledek olehnya.
"Ciee ada yang pengen nonton doi manggung nih haha," ledek Yuna.
"Apaan sih Yun," elakku.
Akhirnya, bel masuk berbunyi. Aku segera kembali ke mejaku. Aku kepikiran dengan Devian. Aku ingin menonton dirinya tampil. Aku akan menanyakan hal itu pada Devian nanti sepulang sekolah.
***
"Dev, aku pulang duluan ya," celetuk Yuna.
"Oh, oke Yun. Hati-hati ya."
Yuna melangkah keluar kelas. Aku memasukkan buku-buku dalam tas. Aku mengedarkan pandangan mencari keberadaan Devian. Laki-laki itu tadi sedang duduk di depan kelas bersama teman-temannya.
Aku hendak menghampiri dirinya untuk menanyakan tentang acara perpisahan kelas 9.
"Vian, bisa ngobrol bentar?" tanyaku pelan sambil menahan malu karena ditatap oleh teman-teman Devian.
"Boleh. Dimana?" tanyanya.
"Sambil jalan aja," jawabku.
"Ciee Devika, mau ngapain tuh haha," celetuk Tian, teman Devian.
"Ish apaan sih Tian. Aku cuma mau ngobrol bentar aja sama Devian," bantahku.
"Alah lama juga gak masalah kok ya nggak, Devian?" timpal Jordy.
Aku gugup setengah mati karena berjalan berdua dengan Devian. Ternyata, begini rasanya ngobrol berdua dengan dirinya.
"Hm Vian, kamu kan ikut acara perpisahan kelas 9 kan, nah aku mau nonton kamu itu bisa nggak sih?" tanyaku canggung.
"Oalah itu, aku kurang tau sih Vik, tapi kayaknya bisa sih. Nanti deh aku kabarin kalo bisa nonton."
"Oh gitu, oke deh Vian makasih ya," gugupku. Jujur saja rasanya ingin hilang seketika dari hadapan Devian. Wajahku yang penuh dengan keringat bercucuran karena memberanikan diri untuk berbicara dengan dirinya membuatku semakin tak percaya diri. Laki-laki itu hanya terlihat santai saja tapi, aku malah seperti orang salah tingkah.
"Yaudah deh Vian, aku pulang dulu ya," pamitku dengan tergesa-gesa.
"Oke Vik." Sudah selesai. Hanya itu saja interaksiku dengan Devian. Laki-laki itu kembali ke teman-temannya sementara aku bergegas menuju gerbang sekolah untuk mememui mamaku.
***
Seminggu kemudian.
Tibalah waktunya acara perpisahan kelas 9. Banyak sekali wali murid berdatangan bersama anaknya dengan berpakaian formal. Para murid kelas 9 memakai baju putih biru dengan ekspresi berbeda-beda. Ada yang sedih, tersenyum, ceria dan ada juga yang datar saja. Mereka akan berpisah dengan para guru serta teman-teman mereka dan melanjutkan ke SMA yang mereka cita-citakan.
Aku memberanikan diri untuk datang melihat Devian tampil. Yuna aku ajak untuk menemaniku untuk menonton Devian. Meskipun, Yuna tak ingin ikut namun, akhirnya dia bersedia menemaniku.
"Dev, malu banget deh kita kelas 8 dateng kesini," bisik Yuna disebelahku.
"Sama sih tapi, aku pengen nonton Devian Yun," cetusku.
"Oke deh, demi doi apapun dilakuin," sindir Yuna. Aku hanya menyengir tanpa dosa.
Aku dan Yuna duduk di depan gedung serbaguna untuk menunggu Devian tampil.
Aku hanya memandang sekitar gedung. Aku membayangkan kalau misalnya nanti, aku dan Devian berpisah. Apakah masih bisa aku melihat dirinya lagi?
Setelah beberapa menit berlalu, tibalah waktunya pentas band tampil. Aku dan Yuna segera masuk ke dalam gedung. Kami berdiri disamping panggung. Bener kakak kelasku menatap ke arah kami namun, aku tak menghiraukannya.
Devian muncul dengan kaos hitam serta celana jeans tak lupa dengan sepatu kets hitamnya. Ia tampil percaya diri di panggung. Ia menuju drum dan mulai mengiringi musik. Teriakan riuh terdengar dari para penonton. Mereka menyanyikan lagu milik Sheila on 7 berjudul sahabat sejati ku.
Sahabat sejatiku
Hilangkah dari ingatanmu
Di hari kita saling berbagi
Dengan kotak sejuta mimpi
Aku datang menghampirimu
Kuperlihat semua hartaku
Kita slalu berpendapat
Kita ini yang terhebat
Kesombongan di masa muda yang Indah
Aku raja kaupun raja
Aku hitam kaupun hitam
Arti teman lebih dari sekedar materiPegang pundakku jangan pernah lepaskan
Bila ku mulai lelah
Lelah dan tak bersinar
Remas sayapku jangan pernah Lepaskan
Bila ku ingin terbang
Terbang meninggalkanmu hu ho ho hoKu slalu membanggakanmu
Kaupun slalu menyanjungku
Aku dan kamu darah abadi
Demi bermain bersama
Kita duakan segalanya
Merdeka kita kita merdekaPegang pundakku jangan pernah Lepaskan
Bila ku mulai lelah
Lelah dan tak bersinar
Remas sayapku jangan pernah Lepaskan
Bila ku ingin terbang
Terbang meninggalkanmu ho ho ho ho ha hoTak pernah kita pikirkan
Ujung perjalanan ini
Tak usah kita pikirkan
Ujung perjalanan ini ho ho ho ho
Acara semakin seru karena ada pentas band yang mengisi acara perpisahan. Para wali murid juga terlihat menikmati musik yang dipentaskan. Ini adalah acara terakhir mereka mengenang masa SMP maka dari itu, mereka ingin menciptakan momen seru dan berkesan karena nanti, mereka akan berpisah untuk melanjutkan cita-cita mereka.Aku juga ikut larut dalam lagi yang mereka bawakan. Aku kagum dengan bakat Devian yang tak hanya pandai melukis tapi juga bermain musik.
Halo selamat malam readers. Maaf author baru update Devian karena beberapa hari ini sibuk banget. Sebelumnya, selamat lebaran ya🙏. Maafin kalau telat ngucapin hehe. Hari libur ini, author gunakan untuk update cerita untuk menemani kalian semua. Tetep baca sampai tamat ya hehe.
Note : ini adalah kisah mereka ya jadi, jangan bayangin kisah real author wkwk. Selamat beristirahat.
Jangan lupa vote dan komennya 🤗
See you next part.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah untuk Devian ( Tamat & Sudah Cetak)
Fiksi RemajaSeorang gadis penyuka puisi yang selalu menuliskan puisi tentang semua yang dia rasakan, terutama tentang seorang yang pernah singgah dihatinya. Devian Alvares laki-laki penyuka musik dan seni lukis. Sosok yang bersemayam dalam balutan diksi karya s...