Happy Reading~
Ketika mata mereka bertatapan, Greisy segera menyembunyikan dirinya dibalik pohon. Rasa penasarannya hampir membuatnya celaka. Greisy hampir terkena panah yang diluncurkan kentaur saat berperang tadi. Tapi sekarang keadaan Greisy lebih dari celaka, ia akan mati! Torin memergokinya.
Dengan penasaran lagi, Greisy melirik ke belakang untuk memastikan keadaan. Dan pandangannya langsung dipenuhi oleh Vampir Torin yang menjulang tinggi di hadapannya yang sedang berjongkok. Greisy hanya tersenyum memperlihatkan gigi-gigi rapinya, lalu menggigit bibir karena keadaan yang terasa canggung.
Torin menajamkan mata sambil menunduk kemudian membopong Greisy di pundak secara tiba-tiba. "E...e...eh," gadis itu panik. Tapi ia masih sadar untuk tidak menarik perhatian dengan tidak berteriak. Dalam pemikiran Torin, bagaimana bisa Greisy mengikutinya hingga sampai sini? Gadis ini! Karena geram, Torin menepuk bokong Greisy. Gadis itu melototkan matanya.
"Vin, kau urus sisanya!" Ujar Torin sebelum pergi.
Torin melesat cepat dari tempat bekas pertempuran para kentaur. Greisy di pundaknya merasa sangat pusing. Ia melihat objek di sekitarnya menjadi cahaya yang sangat panjang hingga sampai di kastel. Torin menendang pintu utama dengan keras lalu menaiki tangga dengan kasar sampai Greisy terlonjak-lonjak dan membanting pintu kamar miliknya dengan tak kalah kasarnya.
Greisy dihempaskan ke tengah ranjang dengan cukup kencang sebelum Torin memerangkapnya dengan badannya. Gadis itu bersumpah belum pernah digendong oleh tubuh vampir manapun. Bahkan oleh orang tuanya saja ia tidak pernah! Orang tuanya akan menggendong Greisy dengan tubuh normalnya. Greisypun yakin orang tua lainnyapun begitu. Hanya Torin yang bisa-bisanya ia melakukan ini pada dirinya!
Saat ini Torin sangat menyeramkan. Jubahnya menutupi seluruh ranjang miliknya yang berukuran California King. Punggungnya hampir mengenai kanopi ranjang di atas. Greisy di bawahnya memejamkan mata sambil merapatkan kedua lengan di dada. Terdengar geraman di telinganya. Ia lalu membuka sebelah mata yang segera saja ia tutup kembali.
Dalam pandangannya sekilas tadi, Greisy melihat gigi runcing Torin yang menggeretak. Hidungnya berkerut dan matanya menyipit tajam. "Buka matamu gadis nakal!" Ujar Torin dengan suara berat nan serak.
"Berjanji dulu kau tidak akan memarahiku!"
"Terlambat. Kau sudah sangat membuatku marah!"
"Ya sudah aku tidak mau membuka mata."
Jari-jari panjang serta kuku Torin yang tajam, dapat Greisy rasakan di sepanjang rambutnya. Cengkeramannya terasa semakin dalam di ranjang. "Aku bilang buka matamu!" Suaranya menyentak.
Dengan penuh pertimbangan, Greisy akhirnya membuka mata secara perlahan. Takut juga jika Lord Bangsa Mitologi itu benaran marah. Ketika matanya sudah terbuka sempurna, Greisy merasakan wajahnya ditimpa sesuatu. Bibirnya terasa basah dan sangat-sangat dingin. Matanya beradu pandang secara dekat dengan mata merah Torin. Greisy mengerjapkan mata sekali dan ketika akan menutup mata lagi, Torin menahan kedua belah pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BECOMING TORIN [ON-GOING]
Vampiros[Kalopsia 2] - ON GOING Semuanya memanggil ia Torin. Semuanya tahu ia adalah Lord Bangsa Mitologi. Semuanya juga tahu ia adalah vampir. Dan semuanya juga tahu dalam sekali lihat gadis kecil itu miliknya. *** Akibat kebiasaan seorang gadis kecil yang...