BAB SEPULUH

18 4 0
                                    

Halo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo...

Sesuai dengan note sebelumnya, bab ini sudah direvisii. Ayo dukung penulis agar cepat update!~


Pagi-pagi sekali Greisy sudah membuat keributan di lorong kastel setiap lantai. Entah apa yang dilakukan Lord Bangsa Mitologi itu pada kastel suram tersebut. Mau Greisy berlari sebanyak apapun ia tetap tidak bisa sampai ke kamar Lordnya. Padahal pintu kamar itu sudah nampak di matanya, namun Greisy tidak bisa mencapai pintu tersebut. Ketika dirinya hampir sampai, kamar itu seperti menjauh lagi dari tempatnya. Seolah ia bisa berjalan.

Greisy menggaruk tulang pipinya yang tidak gatal. Ada yang tidak beres, pikirnya. Jadi karena hal tersebut, Greisy berlarian. Pada awalnya hanya satu lantai lalu berlanjut menjadi beberapa lantai. Greisy sudah kecapekan. Ia menopangkan tangan di lutut sembari mengambil napas banyak-banyak. Gadis itu yakin ini adalah ulah Torin yang sedang mengerjainya!

"Nona Greisy," panggil Vin sopan.

Segera saja Greisy menghampiri Vin lalu menarik kerah pria itu ke bawah mendekati wajahnya.

"Bagaimana bisa kau begitu mudah naik ke lantai ini?! Aku saja sampai menaiki tangga berulang-ulang untuk bisa sampai di lantai ini!" Greisy menumpahkannya pada Vin. Sebelumnya ia sudah melihat Vin yang dengan mudahnya menaiki tangga dari lantai bawah untuk menghampirinya.

Sudah dijelaskan bukan, ada keanehan di lantai teratas Kastel Griella tersebut. Yang harusnya hanya bisa dicapai dalam beberapa langkahan kaki untuk menuju kamar Torin, kemudian langkahan kaki itu menjadi ribuan. Mungkin jika dihitung akan menjadi beberapa kilometer. Singkatnya Greisy merasakan distorsi ruang dan waktu di lorong tempat kamar miliknya dan Sang Lord.

"Ada apa ribut-ribut?" Itu dia! Teriak Greisy dalam hati. Vampir tak bermoral itu muncul juga dari kamarnya yang sangat susah Greisy hampiri.

"Kau menyebalkan Torin!! hrrg!! Aku akan membunuhmu!"

Torin menaikkan sebelah alisnya sedang Vin mengusap pelipisnya yang tiba-tiba berkeringat di area yang super dingin itu.

"Kau pasti melakukan sesuatu pada area ini sehingga aku tidak bisa menyentuh pintu kamarmu, kan!?"

Torin menundukkan kepala, "aku tidak mengerti maksudmu," lalu torin memalingkan kepala pada tangan kanannya, "Vin siapkan sarapan. Apa kau sudah mendapatkan pasokan darah segar?"

"Sudah My Lord. Pelayan sudah menyiapkannya di ruang makan."

"Kenapa kau mengabaikanku!" Greisy melihat Torin dan Vin yang berjalan di depannya mulai menuruni tangga. Keduanya masih saling berbincang mengenai hal-hal penting lainnya.

BECOMING TORIN [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang