49. Tugas Polisi apaan sih

3 1 0
                                    

Polisi, sebuah institusi yang seharusnya melambangkan keamanan dan keadilan, sayangnya seringkali menjadi objek kontroversi dan ketidakpercayaan. Banyak kisah tak menyenangkan melibatkan polisi yang salah menangkap, menggunakan kekerasan tanpa alasan yang jelas, dan merugikan warga negara. Akhir-akhir ini, kasus yang menimpa Saiful Jamil menjadi salah satu contoh ironi kepercayaan terhadap polisi di Indonesia.

Saat melihat kasus ini, pikiranku terbawa pada pengalaman pribadiku sendiri. Aku pernah menjadi korban ketidakadilan yang dilakukan oleh oknum polisi. Tuduhan menerobos lampu merah menggantung di atas kepalaku, padahal aku yakin dengan keyakinan penuh bahwa aku tidak melakukan pelanggaran tersebut. Namun, di kantor polisi, aku merasakan betapa sulitnya membela diri di tengah stigma bahwa setiap warga yang berurusan dengan polisi pasti bersalah.

Aku menunggu berjam-jam, memberikan kesaksian tentang apa yang sebenarnya terjadi, namun tak sekalipun mendengar permintaan maaf dari pihak kepolisian. Rasanya begitu menyakitkan, seperti melihat kepercayaanku pada institusi kepolisian hancur berkeping-keping. Bagaimana mungkin seorang polisi yang seharusnya melindungi dan mengayomi warga malah menjadi penyebab ketakutan dan kecemasan?

Kejadian ini membuka mataku terhadap pertanyaan yang sejak lama berkecamuk dalam benak banyak orang: apa sebenarnya syarat untuk menjadi seorang polisi? Mengapa oknum-oknum yang tidak profesional dan arogan terus muncul di dalam institusi yang seharusnya menjadi penjaga keadilan? Seleksi dan pelatihan apa yang dijalani para calon polisi sehingga mereka dapat memahami arti sejati dari tugas dan tanggung jawab mereka?

Adalah sangat ironis melihat bagaimana citra polisi yang seharusnya positif semakin ternoda oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Rasa percaya masyarakat yang sudah tipis semakin terkikis oleh tindakan-tindakan sembrono dan tindakan sewenang-wenang. Polisi seharusnya menjadi teladan dan panutan dalam menjaga keamanan dan ketertiban, bukan malah menjadi sumber ketakutan dan ketidakpercayaan.

Ketidakpercayaan ini semakin terasa ketika melihat reaksi polisi terhadap kejadian salah tangkap atau penangkapan dengan kekerasan. Tidak adanya permintaan maaf atau tindakan nyata untuk memperbaiki kesalahan semakin menguatkan pandangan bahwa polisi lebih memilih untuk melindungi diri sendiri daripada memberikan keadilan kepada warga negara.

Namun, aku tidak ingin terjebak dalam perasaan dendam atau kebencian terhadap institusi ini secara keseluruhan. Ada banyak polisi yang bekerja dengan dedikasi tinggi dan menjalankan tugas mereka dengan baik. Namun, perlu reformasi yang nyata dan seleksi yang lebih ketat agar oknum-oknum yang merugikan citra polisi bisa dieliminasi.

Sebagai masyarakat, kita juga memiliki peran dalam menuntut perubahan dan transparansi dari pihak kepolisian. Kita memiliki hak untuk hidup tanpa rasa takut dan memiliki keyakinan bahwa polisi adalah sahabat, bukan ancaman. Hanya dengan demikian, kita bisa membangun kepercayaan kembali kepada lembaga yang seharusnya bertanggung jawab menjaga keamanan dan keadilan di negara kita.

Unpopular OpinionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang