54. Baliho Perusak Pemandangan

2 0 0
                                    

Pemandangan jalanan di kota ini semakin hari semakin diwarnai oleh kehadiran baliho-baliho caleg yang terpampang di pinggir jalan. Dalam teori, baliho tersebut seharusnya menjadi sarana untuk caleg memperkenalkan diri dan menyampaikan visi serta misinya kepada masyarakat. Namun, dalam prakteknya, kebanyakan dari alat peraga kampanye ini hanya merusak pemandangan dan malah menjadi sampah yang berserakan di sepanjang jalan.

Saat aku berjalan-jalan di sekitar kota Samarinda, aku melihat begitu banyak baliho caleg yang terpasang serampangan, tidak beraturan, dan terkadang menutupi pemandangan indah di sekitarnya. Aku tidak kenal satu pun dari orang-orang caleg yang namanya tertera di baliho-baliho itu. Visi dan misi mereka pun menjadi sesuatu yang samar, karena terkubur di antara gambar dan desain yang terlalu ramai.

Mengapa KPU (Komisi Pemilihan Umum) tidak membuat aturan yang jelas terkait dengan alat peraga kampanye ini? Mengapa tidak ada peraturan yang mengatur tempat, jumlah, atau bahkan desain baliho caleg agar tidak merusak keindahan kota ini? Pertanyaan-pertanyaan ini terus menggelitik pikiranku.

Saya menyadari bahwa dalam sebuah demokrasi, kampanye politik adalah bagian yang tak terpisahkan. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa ketidakaturan dalam pemasangan baliho-baliho ini merugikan banyak pihak. Pemandangan kota yang semakin dipenuhi oleh baliho-baliho yang terpasang sembarangan tentu bukanlah gambaran dari demokrasi yang baik.

Bukan hanya itu, baliho-baliho tersebut seringkali menjadi sampah yang berserakan di mana-mana. Tidak hanya merusak pemandangan visual, tapi juga menciptakan masalah lingkungan. Plastik yang digunakan dalam baliho-baliho tersebut sulit terurai dan berkontribusi pada masalah sampah plastik yang semakin memburuk.

Aku bertanya-tanya, apakah ada cara yang lebih baik untuk menyampaikan informasi caleg kepada masyarakat tanpa merusak pemandangan kota dan menciptakan sampah yang sulit diatasi? Apakah ada solusi yang dapat diusulkan oleh KPU untuk mengatasi masalah ini?

Mungkin KPU bisa memberlakukan aturan yang lebih ketat terkait pemasangan baliho, baik dari segi lokasi, desain, maupun bahan yang digunakan. Penempatan baliho bisa dibatasi hanya di tempat-tempat tertentu yang sudah ditentukan. Desain baliho pun sebaiknya lebih fokus pada informasi yang jelas, sehingga visi dan misi caleg bisa tersampaikan dengan baik.

Selain itu, mengapa tidak memanfaatkan teknologi digital untuk kampanye politik? Media sosial, situs web resmi, atau aplikasi khusus kampanye bisa menjadi alternatif yang lebih efektif dan ramah lingkungan daripada baliho-baliho besar yang mengotori pemandangan.

Melalui solusi-solusi seperti ini, diharapkan kampanye politik bisa tetap berjalan tanpa merusak keindahan kota dan menciptakan masalah lingkungan baru. Sebuah demokrasi yang baik seharusnya tidak hanya merugikan, tetapi juga memberikan manfaat positif bagi masyarakat dan lingkungannya. Jadi, mari bersama-sama mencari solusi terbaik untuk masalah ini, agar kita bisa membangun sebuah tatanan politik yang lebih baik dan berkelanjutan.

Unpopular OpinionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang