masih tentang rindu

305 22 0
                                    

Berbaring di atas hamparan rumput hijau.
Menikmati hembusan semilir angin jg hangatnya sengatan matahari yg lumayan cerah hari ini.
Ku pejamkan mata berbantal tas sekolahku, mungkin aku akan tidur sebentar.
Aku sudah selesai kelas dan tidak ada jadwal lagi, tapi si brengsek minjung munyuruhku menunggunya.
Entah ingin kemana itu anak, dari kemaren merengek ingin di temani ke suatu tempat.

Ku pasang earphone di telingaku.
Ku putar lagu kesukaanku.
Kembali memejamkan mata.
Membiarkan berpuluh pasang mata melirik.
Walau sudah mencoba terbuka menerima semua teman tapi nyatanya sulit untuk mengakrabkan diri.

Entah berapa lama aku terpejam. entah tak sengaja terlelap sampai ada tangan menghalau sinar matahari dari mataku.
Perlahan ku buka mata menyesuaikan cahaya dan melihat tangan siapa gerangan.

Perlahan aku lihat senyuman yg lama ku rindukan membuatku ikut tersenyum.
Ohhh.... Apakah aku bermimpi???
Segitu rindukah aku???
Senyum itu kian jelas berikut jg hidung lancipnya dan mata yg tertutup poni tipisnya.
Telinganya agak kemerahan.
Ini terlalu jelas untuk sebuah mimpi.
Dia ada di depanku sekarang.

Tercekat.
Aku bergegas mendudukkan tubuhku, mengucek mataku dan melihatnya sekali lagi.
Dia masih ada disini, di depan ku dengan senyuman yg masih sama.

"Lee da-yeol!!?? "Ucapnya membuyarkan lamunan ku.

Belum sempat aku menjawab sebuah pukulan ringan mendarat di dahiku,
" yaa... Lee da-yeol?? Sadarlah! Mukamu menakutiku tau?? "

"Ohh.. Mingjung!?? " aku menggaruk tengkuku yg tidak gatal. Sepenuhnya tersadar dan sedikit menggeleng menghalau bayangan yg baru saja menghampiri. "Kau kacau da-yeol, sungguh kacau" batinku

"We...?? " tanya minjung

"Ah... Aku bermimpi, tapi lupa!!?? " kilahku sambil tersenyum kikuk "kita jadi pergi?? " tanyaku lagi

"Emm... Ayok!!? "

Minjung menarik lenganku berdiri.
Tak lupa ku raih tas punggungku dan berjalan masih di tarik minjung. Di gandeng lebih tepatnya.
Aku merasa ada sesuatu yg mengawasiku. Aku menoleh menyapu segala arah tapi tak ku lihat ada yg aneh. Kembali fokus pada jalan menarik tanganku yg masih di pegang minjung,

"We...??? " rengek minjung meraih kembali tangan ku, tapi aku tepis pelan

"Aku bisa sendiri minjung aku tidak akan kabur.kau memperlakukanku layaknya tawanan saja" sungutku

"Bukan seperti tawanan da-yeol. Seperti kekasih...!! " ucapnya sambil mengerlingkan mata

Aku tersedak liurku sendiri. Dapat ilmu dari mana bocah ini sampai bisa main mata begitu

"Gomawo minjung... Tapi aku lebih suka seperti ini. Dan jangan main mata lagi, aku geli" ucapku

"We... Bukankah aku manis... " minjung berkali kali mengedipkan matanya sambil tersenyum
Kami sudah ada di depan pintu mobil, yg bersebrangan ingin membuka pintu mobil di kedua sisi

Aku berlagak mual lalu membuka pintu dan masuk mobil duluan.

"Yaa... Da-yeol! Katakan aku manis kan?? "

Minjung jg masuk mobil tapi masih dgn rengekannya, entah setan mana yg merasukinya,. Sekarang bahkan dia meremas bahuku sambil menggoyangkan kepalanya

"Katakan padaku! Ada apa sebenarnya?? Kamu jatuh cinta?? " selidikku

"Nee...!! "Dia mengangguk antusias

Aku tersenyum, sungguh aku bersyukur akhirnya teman baikku jatuh cinta" siapa dia yg beruntung itu?? Kau tidak mau mengenalkannya pdaku?? "

A Shoulder To Cry On (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang