"Guys! Mulut itu ibarat pisau tajam loh, makanya kalo ngomong hati-hati jangan sampe ngiris hati!" -About Destiny
💫💫💫
Seorang laki-laki berperawakan tinggi, kulit bersih, rambut hitam legam dengan paras rupawan tengah menggerutu pelan di dalam sebuah apartemen. Ia sedang menerima telepon dari seseorang sembari mengaitkan sepatunya."Hahh..yah, ngapunten Byaz belum bisa ke rumah masih fokus sama cafe, kuliah sama ini ada seminar di univ Agnyana, nanti aja ya pulangnya?" Iya, laki-laki tersebut adalah Abyaz.
"....."
"Byaz ndak percaya, ayah pasti bahas itu lagi"
"....."
"Tapi yah----"
"......"
"Hahh..nggeh ayahh, mangke kalo ada waktu Byaz tak mampir"
"....."
"Iyaa, yaudah Assalamualaikum" Selesai dengan acara telpon dengan sang ayah Abyaz menghela napas lelah.
Sejenak ia memejamkan matanya sembari memijat pelipisnya pelan, setelah puas ia kembali melanjutkan aktivitasnya. Hari ini ia ada undangan seminar di Universitas Agnyana, universitas yang jadi tempatnya menuntut ilmu S1. Jika dihitung ini yang ketiga kalinya bagi Abyaz untuk mengisi seminar di Universitas. Di usianya yang baru 25 tahun ia sudah berhasil membuka bisnis cafenya yang melonjak pesat, mungkin ada 5 outlet, selain itu ia juga melanjutkan S2 nya di UGM yang tentu saja dengan beasiswa. Mungkin inilah menjadikan Abyaz seringkali di undang untuk seminar.
Tak ingin berlama-lama ia segera bersiap untuk pergi ke Universitas Agnyana yang jaraknya dekat dengan apartemennya ini.
💫💫💫
Disisi lain seorang gadis yang tak lain adalah Amara tengah panik setengah mati, pasalnya hari ini adalah hari pertama ia resmi menjadi mahasiswa dan di universitasnya akan mengadakan acara penyambutan termasuk seminar pengusaha muda tapi sialnya ia telat bangun. Dengan gerutuan yang tak berhenti ia mengobrak abrik isi lemarinya untuk mencari almet Agnyana.
"Ealah anjir, ndek ndi seh?!"
"Ncen jan kok hih, ternyata di sini!" Selesai dengan kerusuhannya di pagi hari, ia segera keluar apartemen dan berangkat ke universitas Angyana.
Tidak sampai 10 menit, Amara sudah sampai di Universitasnya. Dengan cekatan ia melakukan check-in dan segera memasuki aula yang sudah penuh lautan manusia itu, segera saja ia menuju podium khusus fakultas kedokteran.
"Hahh, gila panik gue!" Keluhnya ketika sudah duduk di podium.
"Haii..aku Devy, salam kenal ya?" Belum selesai napas ngos-ngosannya Amara dikejutkan dengan perkenalan tiba-tiba dari seseorang di sampingnya. Seorang cewek berjilbab dan berkacamata photocromic.
"Oh hai" Amara hanya membalas singkat, ia melirik sekilas penampilan cewek di sampingnya ini. Sederhana sekali anjir!
"Nama kamu siapa?" Lagi, cewek yang diketahui bernama Devy itu mengajukan pertanyaan pada Amara.
"Amara"
"Oh Amara, salken ya"
"Iya" Setelahnya hanya hening yang merenggut keduanya, tak lama kemudian acara telah dimulai. Semua mahasiswa sangat menikmati jalannya acara kali ini, karena tidak hanya sambutan biasa tetapi ada penampilan seni-seni yang sangat spektakuler. Pantes luarang rek bayare!
KAMU SEDANG MEMBACA
About Destiny | Amara
Teen FictionTentang goresan takdir milik Amara. Gadis cantik yang memiliki sifat manja dan keras kepala yang seringkali dianggap beruntung oleh orang-orang. Iya, gadis beruntung yang memiliki beribu kebahagiaan. Namun, bagaimana jika tiba-tiba ia dihantam oleh...