13. Ardega dan dampaknya

2 1 0
                                    

"Apakah semua orang itu pasti mengalami simbiosis parasitisme? Iya, yang satu diuntungkan yang satu lagi dirugikan. Perasaanya gimana??" -Amara

💫💫💫

"Amara, aku pulang dulu ya? Soalnya udah malem ini, kamu juga harus segera pulang," Devy berucap sembari melihat jam tangannya. Mereka berdua sudah menongkrong sembari sedikit mengobrol selama hampir 1 jam. Saat ini sudah pukul 18.30, dan waktu magrib sudah berlalu.

"Hngg iya" jawab Amara pelan, kemudian tak lama ia juga segera berkemas. Selanjutnya mereka berjalan keluar dari Cafe.

"Kamu tinggal di mana Ra?" Setelah sampai luar Cafe, Devy bertanya.

"Tuh" jawab Amara sembari menunjuk sebuah apartemen yang cukup mewah.

"Maksud kamu apart itu?" Devy melongo. Sedangkan Amara hanya mengangguk singkat.

"Maasyaallah, keren banget, yaudah hati-hati ya, aku duluan, Assalamualaikum!" Devy tersenyum manis sembari melambaikan tangannya.

"Lo juga"

"Dijawab salamnya Amara"

"Waalaikumsalam" Setelahnya Amara langsung bergegas pergi, sedangkan Devy hanya menggelengkan kepalanya.

"Hhh, kayaknya agak sulit ngeluluhin dia" gumamnya sembari berjalan.

💫💫💫

Di sisi lain, di sebuah rumah yang cukup mewah, seorang gadis tengah sibuk berkutat dengan hpnya. Sampai tidak sadar sang mama memanggilnya sedari tadi.

"Dek"

"Dekk!"

"Adekk!"

"E-eh iya ma" karena saking seriusnya ia terkejut hingga membuat hpnya terjatuh.

"Serius banget, lagi ngapain?" Sang mama bertanya sembari mengambil hp anaknya yang jatuh. Dan membacanya, baru sekilas hpnya langsung direbut oleh sang pemilik.

"Kamu chattan sama siapa? Kok ada teror-terornya" sang mama bertanya heran.

"E-enggak ada kok ma, itu tadi temennya Nay, kita lagi nebak alur film thriller, makanya ada terornya" ucapnya santai.

"Ohh, yaudah, sana sekarang makan"

"Iya ma"

💫💫💫

Hari demi hari berlalu, kini sudah genap seminggu Amara kuliah di Agnyana, pun sudah seminggu pula Amara berteman dengan Devy. Mereka kini sudah lumayan dekat.

Selama seminggu ini, Amara sendiri sudah cukup pusing dengan berbagai materi tentang kedokteran. Tapi mau tidak mau ia harus tetap menekuninya, karena ini memang sudah jalannya. Memang terkadang mempelajari apa yang bukan kita inginkan akan terasa sangat susah dan berat, sebaliknya, jika kita mempelajari apa yang kita suka maka akan terasa sangat mudah dan menyenangkan. Ya ini yang dirasakan Amara mungkin.

Seperti saat ini, mereka tengah mempelajari sistem organ tubuh yang lebih detail dari yang dipelajari di SMA, dan perlu diketahui semua nama-nama organ dan sejenisnya menggunakan bahasa ilmiahnya, sama sekali tidak ada bahasa Indonesia.

"Aduhh xiphoid prosesus itu apa sih?" Amara bertanya entah kepada siapa.

Devy yang mendengar pertanyaan tak tertuju dari sahabatnya kemudian menoleh, ia tersenyum.

About Destiny | AmaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang