5. Hari melelahkan

10 2 0
                                    

"Setiap hari itu melelahkan, tapi kalo kamu masih bertahan berarti kamu menakjubkan." -About Destiny

💫💫💫

Sebuah alarm membangunkan seorang gadis yang tengah terlelap di bawah selimut tebalnya. Dengan rasa malas, gadis itu yang ternyata Amara menyibak selimut lalu mulai bangkit dengan lunglai.

"Pagi dunia, jangan bikin masalah hari ini, gue muak!" Sebait doa Amara panjatkan dengan tidak ada sopan santunnya.

Setelah semua nyawanya terkumpul, Amara lekas mengambil handuk dan segera ke kamar mandi guna melakukan ritual rutinnya. Ya tentu saja mandi pagi.

Setelah selesai ia segera turun dan menuju ruang makan untuk sarapan, ia sudah rapi dengan seragam sekolah khas anak konglomerat itu. Dengan proporsi yang sempurna dan rambut digerai indah sebagai pemanisnya membuatnya seperti dewi sungguhan. Pantas saja setiap cowok yang ada di sekolahnya terpesona.

"Pagi ma, kak" Sapanya setelah sampai di ruang makan.

"Pagi sayang" Jawab Anin ramah. Sedangkan Aldino hanya mengangguk.

"Kamu hari ini berangkat sendiri ya pakai Gr*b car, soalnya kakakmu gak bisa nganterin." Anin memberitahu putrinya sambil menyiapkan piring sang anak.

"Iya ma, gapapa. Ee untuk tesnya besok ya? Yaudah Ara akan berusaha sebaik mungkin"

"Iya sayang, semangat!!"

Setelah acara makan yang cukup hangat itu, Amara segera berpamitan untuk berangkat ke sekolah. Jika biasanya sang kakak, Aldino, akan mengantarnya maka untuk hari ini tidak bisa. Jadi ia menaiki Gr*b car untuk pergi ke sekolah.

💫💫💫

"Amaraa!" Sebuah suara yang Amara kenal menghentikan langkahnya yang sedang menuju ke perpustakaan.

"Naya, ada apa?" Dan yaps, suara itu adalah suara sahabatnya, Nayaka.

"Lo mau kemana? Gak kantin?"

"Enggak dulu ya, gue mau ke perpus, mau belajar, besok gue tes kan,"

"Oh iya deh, yaudah good luck yaa!"

"Iya thanks, gue duluan" Setelah itu Amara segera melanjutkan perjalannya untuk ke perpus. Nayaka memang tau jika ia akan ikut tes untuk masuk Universitas swasta di Jogja karena tadi ia sudah menceritakannya.

"Good luck, kali ini gue biarin lo Ra" Nayaka berbalik arah untuk ke kantin bersama Sherly.

"Loh mana Amara Nay?" Sherly bertanya heran karena ia tak melihat keberadaannya.

"Gak ikut dia, mau belajar, kan lo tau dia mau tes jadi belajar di perpus" Sherly mengangguk paham mendengar penjelasan Nayaka.

💫💫💫

"Semangat ra, lo bisa, manja manja gini gue harus pinter biar dimanja terus sama mama"
Ditengah keheningan suasana perpustakaan, Amara mengepalkan tangan untuk menyemangati dirinya.

Di tengah kefokusannya membaca dan mempelajari materi, ada seseorang yang tiba-tiba duduk disampingnya. Namun karena saking fokusnya dia sampai tidak menyadari kehadiran orang itu. Sampai ada sebuah tepukan di pundaknya baru membuatnya tersadar.

"eh? Dega?!" Ternyata orang tersebut adalah Ardega, ia tersenyum manis namun tidak bagi Amara.

"Ngapain lo?!"

About Destiny | AmaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang