4. Berlanjut

14 2 0
                                    

"Tuhan tuh tahu banget kalo kita lagi badmood, makanya ditambahi lagi, biar kuat katanya." -About Destiny

💫💫💫

Hari demi hari berlalu, tidak terasa masa-masa sulit ujian UTBK akhirnya berakhir. Dan hari ini semua siswa yang mengikuti UTBK akan menerima hasilnya, apakah mereka gagal atau tidak. Seperti saat ini, Amara menunggu dengan gelisah di depan layar laptopnya. Disampingnya ada Sherly yang juga gelisah, dan Nayaka yang ikut gelisah menemani kedua temannya yang menunggu hasil UTBK. Karin? Sudah lama, semenjak hari itu, hubungan persahabatan keempatnya sudah benar-benar putus.

"Anjir gimana ini woy kalau gagal!" Belum apa-apa, Sherly berteriak gusar. Ia tidak bisa tenang di tempatnya, tangannya sangat dingin dan berkeringat.

Tak jauh berbeda dengan Sherly, Amara kuga demikian, hanya saja ia terlihat lebih tenang. Tak lama kemudian, hasil yang mereka tunggu-tunggu akhirnya keluar.

Dengan gemetar Amara membaca secara perlahan dan sangat teliti, seolah itu adalah mikroorganisme yang butuh ketelitian tinggi agar bisa melihatnya dan mengamatinya.

"Astagaaaaaa! Huaa akhirnya gue loloss meskipun bukan di ITB, tapi gapapa, syukur dehhh!"

"Ha??"

Setelah keheningan beberapa saat, akhirnya Amara dan Sherly berteriak bersama namun berbeda makna. Sherly dengan senyum leganya dan Amara dengan muka ditekuknya.

"Kenapa ra?" Nayaka yang semula terlihat senang menjadi khawatir lagi.

"Gagal"

"Kok bisa?"

"Gue gatau anj*ng! Gue cabut, gausah ngikutin gue lo pada, gue gak akan bundir!"

"Ra! Amara tunggu!" Sherly berteriak panik. Sedangkan yang dipanggil tidak menggubris sama sekali.

"Udah sher, mending kita kasih dia waktu dulu buat sendiri" Nayaka berkata menenangkan.

💫💫💫

"Kok bisa sih gue nggak ketrima, lagi. Kan hahh, mama ga akan marah kan ya?" Bermonolog sendiri, disinilah Amara berada, rooftop. Tempat favoritnya sejak dulu, ketika ia merasa tidak tenang atau marah ia akan pergi ke rooftop sendirian.

"Oii, Amara kan?" Disela kegundahannya, seseorang yang sangat tidak terduga menepuk bahunya pelan.

"Eh? E maksud gue, iya" Dengan sedikit terkejut Amara menanggapi dengan sedikit kikuk. Memang ia pernah suka dengannya, namun untuk sekarang sudah benar-benar tidak ada, setelah tahu jika dia berpacaran dengan mantan sahabatnya. Iya, yang menyapanya tadi adalah Ardega, mantan crushnya sekaligus pacar mantan sahabatnya.

"Gue Ardega, btw ngapain lo disini?"

"Iya gue tau, ee nyari angin doang"

"Gitu? Berarti gue tadi salah ngartiin yaa hehe, gue kira lo sedih"

"A-enggak kok, btw lo ngapain disini?" Amara membalik pertanyaan Ardega padanya, sedangkan yang ditanyai tidak menjawab, ia hanya menunjukkan kotak rokok di tangan kanannya. Speechless! Itulah pikiran Amara saat ini, ia sungguh tidak menduga Ardega merokok, bahkan berani merokok di sekolah. Padahal yang ia tahu selama ini, Ardega anak baik-baik, dan sangat berprestasi di bidang non-akademik sekaligus akademik.

"Rokok?" Ardega hanya menangguk, tidak ingin berurusan lebih lama dengan Ardega, Amara segera pamit untuk meninggalkan rooftop.

About Destiny | AmaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang