PART 1

3.1K 69 2
                                    

Haii readers...
Salam kenal aku baru saja bergabung, biasanya aku hanya jadi pembaca tapi kali ini aku memberanikan diri untuk menulis sebuah cerita yang tiba-tiba saja muncul...
Maaf yaa kalau aku typo atau salah salah di cerita pertamaku... aku berbesar hati jika ada yang bersedia berkritik dan saran di cerita perdanaku. Langsung saja yaa...
...........................×...........................

Drrd drrdd... getaran itu sontak membangunkan tidurku. Dengan malas aku merogoh saku jaket parka-ku yang masih melekat dibadanku. Tanpa melihat layar ponsel langsung ku usap tanda hijau layarnya untuk mengangkat panggilan yang sedari tadi mengganggu tidurku.

"Ica....." teriakan itu memekakan telingaku dan langsung saja aku kenal siapa yang telah meneleponku, dengan malas aku menjawab, "apa sih, Essa?"

ya itu Mahessa sahabatku yang paling tengil sedunia, kami telah bersahabat sejak SMP.

"Heh kampret kemana aja lo, gua nungguin lo ampe pantat gua kesemutan nihh!!! ".

Terang saja aku langsung melirik jam tanganku yang telah menunjukan pukul tiga sore dan benar saja aku sudah terlambat untuk menemui sahabatku yang satu itu, aku malah tertidur di lobby kantor tempat aku siaran radio, oh ya tentu saja aku adalah seorang penyiar disalah satu stasiun radio ternama dikota Bandung. Langsung saja aku berlari sambil menyeret tas selempangku yang masih bergantung liar dilenganku. "Ia rese, gua otw nih pake awan kinton. Tungguin gua yaa, nyet".

Kami memang sudah tidak sungkan lagi untuk memanggil satu sama lain dengan panggilan ejekan. Tapi tak ada diantara kami yang tersinggung.

Setelah berlari menuju parkiran, aku segera menaiki kendaraan kesayanganku ini, skuter matic pemberian kakekku. Setengah jam kemudian aku sampai di salah satu taman dijalan Cilaki, langsung saja aku mengedarkan pandanganku untuk mencari dimana Mahessa berada, benar saja dia sedang selonjoran malas di bangku taman sambil meminum es cendol dan tak lupa gitar andalannya yang selalu setia berada dipelukannya.

Pletakkk....jitakku ke kepala essa, "auuhh, sakit tau", Essa meringis kesakitan. Aku pun langsung merebut gelas es cendol dari tangannya, dengan segera meneguknya hingga habis.

"Ahh seger banget, Ssa. Lo emang tau banget gua lagi haus udah lu sediain minum aja", kataku sambil berkedip manja ke arahnya.

"Eh kampret itu minuman gua, kenapa lu abisin?? ". Racaunya tanpa henti sambil mengketeki aku.

"Maaf yaa, Ssa. Gua tadi ketiduran abis siaran. Semalem gua jagain kakek dirumah sakit." Aku langsung teringat kakekku yang masih terbaring tak sadarkan diri pasca operasi ginjal minggu lalu.

"Yaelah 'Ca, kaya kesiapa aja lu, kan gua udah biasa lu kacangin kaya begini." Godanya sambil mencubit pipiku.

"Jadi gak kita hunting foto buat kontes lu itu? " tanyanya yang langsung membuatku tersadar bahwa tujuanku berjanjian dengannya adalah hunting foto untuk keperluan kontes yang sedang aku ikuti saat ini.

Setelah foto-foto yang aku ambil dari kamera DSLR ku ini hampir memenuhi memorinya, aku pun tersenyum lega karena apa yang aku ingin rekam dalam setiap jepretanku dapat memuaskan hatiku, 'semoga foto-foto ku ini bisa menjadi yang terbaik' Yakinku dalam hati.

"...That, baby, now
Take me into your loving arms
Kiss me under the light of a thousand stars...", suara itu sangat ku hafal, ya itu suara Mahessa. Tanpa buang waktu aku langsung berlari ke arah suara itu berasal dan ikut berbaring dirumput tepat disebelah Mahessa.

"Ciee, ada yang jatuh cinta nih!!", godaku padanya.

"Apa sih lu, Ca!! Emang klo orang nyanyi lagu cinta tandanya dia beneran jatuh cinta? " sanggahnya. Aku hanya mengerucutkan bibirku mendengar jawabannya.

"Essa, thanks yaa lu selalu ada buat gua. Rela nemenin gua kemana aja."

Ya ku sadari Essa lah yang selalu ada disetiap hari-hariku, dia selalu ada disaat aku butuhkan, bahkan dia selalu dapat menemukanku disaat aku rapuh karena baru saja diputuskan oleh pria-pria brengsek yang hanya mempermainkan aku, essa tak pernah memarahiku disaat semua itu terjadi, padahal dia selalu memperingatkanku untuk berhati-hati dengan gombalan 'siberengsek' itu.

MAHESSA POV

'Sudah hampir 10 tahun aku dan Icca berteman, setiap hari aku selalu melihat senyum manisnya, tak jarang juga aku melihatnya menangis sendirian. Aku kenal betul seperti apa Icca sebenarnya, semua itu hanya membuatku ingin selalu melindunginya' ucapku dalam hati.

Haduh,, maaf yaa bener² amateur banget si aku ini.. namanya juga cerita perdana... smoga story ini bisa diterima oleh pembaca sekalian yaa.. sekali lagi salam kenal.

My Secret Admirer Is My Best Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang