12

88 11 0
                                    

"Pulang dulu ya kak!"

"Hati-hati, chat gue kalo udah sampe!"

Jinsik melambaikan tangannya dan menutup pintu namun dia dikagetkan oleh Jongho yang menenteng plastik sampah.

"Oh, hai kak.."

"Hai, mau pulang?"

"Iya."

"Bareng aja ke bawah. Gue mau buang sampah."

"Oh oke.."

Keduanya masuk lift. Jinsik menelisik Jongho dari atas ke bawah, mencoba memahami pacar sang kakak.

Kek ga pacaran njir - pikir laki-laki berusia belum genap 18 tahun itu.

"Kok bisa kegores paku?"

"Lampu gudangnya mati jadi ya gitu ga liat ada paku nancep di bawah."

"Dia gapapa kan?"

"Ya gapapa, baru aja bangun anaknya."

"Pas di sana maksudnya.."

Mata Jinsik mengerling, "suka nangis in privat, sepupu yang lain pada ngejauh."

"Kenapa gitu?"

"Bukan ngejauh karena ga suka, cuma pas nangis ga kayak kak Heewoon yang kami kenal."

"Kalian semua deket satu sama lain?"

"Dulu kecil iya, tapi semenjak ada konflik antar orangtua masing-masing jadi ga full team lagi ngumpulnya."

"Heewoon baik ke kalian?"

"Dia kayak mama bagi sepupu yang umurnya di bawah dia. Dia yang motivasi gue buat kuliah di kampus kalian."

"Hmm oke."

"Lo baik kan ke dia, kak?"

..

"Orangnya ga muluk-muluk kok, semua love language apa aja dia suka."
"Btw udah berapa lama pacaran?"

"Lupa.."

Jinsik sudah tidak kaget, ia hanya tertawa canggung.

"Titip kak Heewoon ya kak, gue pulang dulu."

-

Agenda jemur bajunya sudah kelar, saatnya Heewoon mengunjungi Jongho di depan. Ia merapikan rambutnya dan menyemprotkan body mist di bawah telapak tangan dan lehernya.

"Jongho, boleh gue masuk?"

Pintu apart itu lagi-lagi tidak ditutup rapat.

"Hm."

"Kenapa pintunya ga ditutup?"

"Gue tau lo mau masuk."

Heewoon tersenyum malu, "gimana liburannya?"

"Biasa aja."

Heewoon duduk agak jauh karena Jongho lagi fokus ke maketnya.

"Kak Wooyoung ngirim foto pemandangan di sana, sayang banget ga bisa ikut."

Jongho terdiam. Apakah Heewoon sedang menyindirnya?

"Oh iya gue ga diajak haha.."

Laki-laki itu meneguk ludahnya kasar.

"Gapapa sih, timing ya ga pas."

Heewoon melamun sambil menggerakkan kakinya yang diperban pelan.

take a chance - choi jongho✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang