3

90 12 2
                                    

"Gue ga pernah sesuka ini sama cowo."
"Kenapa dia lucu banget sih?"
"Gue baru liat dia pas makrab doang tapi kepikirannya sampe sekarang."
"Aneh kan?"

"Anak ini kenapa?" tanya Wooyoung ke Yeosang.

"Tadinya mau minjem catetan semester satu sih.."

"Kasih aja nomornya," suruh Yunho.

Heewoon langsung tersenyum menyodorkan hpnya ke Wooyoung. Namun laki-laki itu berpegang teguh, "izin dulu."

Gadis itu beralih ke Yunho, "kak.."

"Aduh gue takut digebuk sih.."

"Kak Yeo.."

"Lo ke sini minjem catetan doang kan, gada yang lain?"

Dengan berat hati, Heewoon memeluk buku catatan milik Yeosang dan meninggalkan kantin jurusan.

Heewoon bukannya kurang berusaha, semua orang yang punya kontak Jongho bilangnya harus izin dulu. Bahkan ia pernah menunggu Hongjoong keluar dari lab fisika dan menunggu Seonghwa keluar dari wc hanya untuk mendapatkan nomor Jongho.

"Gue berlebihan kah?" gumamnya.

Ceklek..

Heewoon berlari membuka pintunya karena mendengar suara pintu Jongho terbuka, sudah dua hari laki-laki itu tidak terlihat.

"Lo dari mana aja?"

"Kita ga sedeket itu?"

"Tapi gue nyimpen paket lo."

"Mana?"

"Imbalan nampung paket lo apa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Imbalan nampung paket lo apa?"

"Itu paket gue anjir, gada yang nyuruh lo nyimpen juga."

"Kurirnya yang kasih ke gue, gimana dong?"

"Yaudah lo mau apa?"

"Nomor hp lo."

Jongho mengambil hp Heewoon, mengetik nomornya sambil menggerutu, "padahal di paket gue ada nomornya, bodoh.."

Gadis itu berlari kecil ke dalam mengambil paket tersebut dan benar saja ada nomornya. Jongho langsung mengembalikan hp Heewoon dan mengambil paketnya.

"Ga usah spam, ga bakal gue bales."

"Oh iya, jangan lupa acc following ig!"
"YES! YUHUU!" sorak Heewoon.

***

Jongho salah menilai Heewoon, gadis itu tidak mengiriminya pesan sama sekali tapi terus merebut atensi Jongho alias selalu muncul di mana pun saat laki-laki itu sedang sendiri. Jongho pikir alangkah lebih baik jika tujuh temannya ikut risih jadi Jongho punya 'suara lebih' untuk menyuruh Heewoon menjauh.

Sudah dua semester terlewatkan, kegiatan perkuliahan terasa santai bagi Heewoon- Jongho melihatnya seperti itu.
Bagaimana tidak, gadis itu bisa muncul dari mana saja. Heewoon tau Jongho jarang pulang dan sering bermalam di study center. Maka dari itu setiap malam Heewoon akan menunggu dan apabila lewat dari jam 11 malam barulah dia pulang.

Jika beruntung bertemu, Heewoon akan berjalan di belakang Jongho seperti bayangan.

Malam berikutnya, Jongho pulang lebih larut, tidak ada Heewoon. Tumben sekali.

Ketika Jongho keluar dari lift menuju apart, perempuan yang di maksud sedang duduk memegang kotak P3K. Matanya memerah menahan kantuk.

"Lama banget baliknya."

"Ngapain?"

Heewoon mengeluarkan sesuatu dari kotak P3K, Jongho berekspetasi isinya betadine, kapas, kasa atau apalah itu tapi ternyata isinya sebotol minuman penambah energi.

"Jangan belajar mulu."

"Gue udah mau TA ya kali ga belajar."

"Boleh gue temenin ga?"

Jongho tidak menjawab tapi ia mengambil minuman dari tangan Heewoon lalu masuk ke apart.

Hari berikutnya Heewoon selalu ikut Jongho ke study center. Sembari memperhatikan laki-laki itu, Heewoon juga baca apapun yang tersedia di sana. Gadis itu baru tau Jongho tidak sepenuhnya belajar, kadang ia menggambar dan mendengarkan musik saja.

Jongho sempat ragu satu meja dengan Heewoon, ia takut akan mengganggu pengunjung lain tapi nyatanya Heewoon menyesuaikan diri di sini, tidak berisik dan fokus membaca.

Jongho sempat ragu satu meja dengan Heewoon, ia takut akan mengganggu pengunjung lain tapi nyatanya Heewoon menyesuaikan diri di sini, tidak berisik dan fokus membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tanpa sadar, Jongho sedang menggambar Heewoon alih-alih bangunan. Gadis itu mengangkat kepalanya terusik karena Jongho menyobek kertasnya dengan panik.

"Itu.. Lo gambar gue?!"

"Sembarangan."

Tangan Heewoon lebih cepat mengambil kertas yang nyaris saja diremas oleh laki-laki itu.

"Lo mulai suka ya sama gue?!"

Jongho menaruh telunjuk di bibirnya, menyuruh Heewoon diam.

"Jangan ngimpi," bisik Jongho.

Meskipun ditepis, Heewoon tersenyum lebar dengan gambar hitam putih tanpa warna tersebut. Saking bersemangatnya ia berdiri ke samping kursi Jongho dan memeluk bahunya.

Sebelum Heewoon menyosor pipi Jongho, laki-laki itu memundurkan wajahnya. Tanpa banyak bicara, Jongho langsung mengemasi barang-barangnya sementara Heewoon tersenyum tipis memandangi hilangnya Jongho dari pandangan.

take a chance - choi jongho✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang