bagian tiga

662 46 0
                                    

Seorang wanita cantik dengan rambut di Cepol menuruni tangga memakai setelan olah raga menyapa netra seorang ibu yang sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga tercinta.

"Pagi Bun" Adara menyapa bundanya sambil menarik kursi di meja makan sambil menyambar susu di gelas yang berada di atas meja.

"Pagi juga sayang,udah rapih aja, mau kemana?" Tanya bunda sambil menyodorkan roti buat Adara

"Mau lari pagi bun, mumpung cuaca lagi bagus nih, Rotinya buat nanti ajah, bay" ujar Adara selesai meminum susunya lalu mencium pipi sang bunda dan berlalu pergi keluar rumah.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Adara memasang earphone sambil berjalan namun sebelum terpasang semua Adara mendengar suara petikan gitar dan suara seseorang yang begitu dia kenal, Adara pun menghampiri seseorang yang sedang duduk di bangku Deket danau dengan gitar di pangkuannya, Adara tersenyum melihat Gibran lalu menghampiri nya

"Hay gib" Adara menepuk pundak Gibran membuat si empu menoleh ke arahnya

"Adara"

"Pagi pagi udah nongkrong ajah gib"  ujar Adara sambil mendudukkan dirinya di samping gibran,

"Mau cari inspirasi dar, klau masih pagi otak masih fresh" jawab Gibran tak lupa menampilkan senyuman terbaiknya

"Dan inspirasi gue malah menghampiri " ujar Gibran dalam hati

"Bikin lagu lagi?"

"Iya nih, mau denger ngga?"

"Boleh"

namun sebelum Gibran memainkan  gitarnya ponsel Adara berbunyi, menampilkan nama Angga di layar ponsel, dan Adara pun pergi dari hadapan Gibran,

"Gib, kayaknya kapan kapan aja deh, aku ada urusan nih, bay" ujar Adara dan berlalu setelah melambaikan tangannya kepada Gibran yang hanya di balas anggukkan Oleh Gibran, sambil menghela nafas berat.

"Akkh" Gibran merasakan sakit di bagian perutnya,

"Kok sakit nya kayak beda sama yang biasanya yah" gumam Gibran sambil meremas perutnya, 

Gibran meraba saku celananya dan menemukan obat yang biasa di konsumsi nya, lalu menelannya tanpa bantuan air, setelah beberapa menit sakitnya perlahan mereda,

"Huft" Gibran mengelap keringat yang berada di dahinya,

"Mending aku pulang dulu, bahaya kalo smpe kumat lagi di sini" ujar Gibran lalu pergi meninggalkan tempat itu.

Gibran memasuki pekarangan rumahnya sambil bersiul namun ia di kejutkan oleh dua orang yang sudah berdiri di depan rumahnya.

"Dari mana Lo, pergi ga bilang bilang" seru Rasya dan di anggukki oleh Irsyad, dua orang yang berada di depan rumah Gibran

"Abis ke danau, cari inspirasi, lah kalian ngapain pagi pagi udah nongkrong aja di rumah orang, udah kaya penjaga rumah lagi berdiri di depan pintu"

" Kita niatnya mau ngajakin kamu jalan gib, mau ngga? Ke festival jajanan Korea" ujar Irsyad semangat

"Boleh si, tapi aku pamit mama dulu yah"

"Mama kamu baru pulang tadi gib, kayaknya kecapean deh, mending kita langsung cabut ajah, iya ga sya"

"Iyah, mending langsung cabut aja yok" ujar rasya sambil menarik tangan Gibran, namun dengan paksa Gibran melepaskan cekalan tangan Rasya dan masuk ke rumah, membuat Irsyad dn rasya  panik lalu mengikuti Gibran di belakangnya.

Gibran masuk ke dalam rumah dan menemukan ibunya yang berbaring di sofa  dengan penampilan acak acakan, namun yang membuat Gibran sedih aroma alkohol yang sangat menyengat menyapa indra penciumannya, dengan pelan Gibran melepaskan sepatu ibunya yang belum sempat  di lepas, Gibran mengusap rambut ibunya dengan sayang,

Different  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang