BAB 02 || gadis aneh

105 45 4
                                    

"Bundaaa!" teriak Ryo yang memenuhi seisi rumah namun orang yang dipanggil itu tak kunjung menampakkan diri nya

"Bunda di dapur" teriak Vira dari arah dapur. Ryo yang mendengar teriakan sang bunda bergegas menuju dapur dan sesampainya di dapur Ryo langsung memeluk Vira dengan erat

"Sayang minggir bunda lagi ngegoreng nanti minyaknya kena ke tangan kamu" ucap Vira yang meminta Ryo udah melepaskan pelukan nya

Ryo pun melepaskan nya dan terus menatap ke arah ikan yang ada di dalam minyak yang panas. Vira yang melihat Ryo itu tertawa pelan. Pasalnya Ryo sangat lah mengemaskan saat ini tangan Vira pun bergerak untuk mencubit pipi Ryo

"Sakit bun" kesal Ryo saat Vira mencubit pipinya

"Bunda gemes sama kamu" kekeh Vira saat melihat wajah kesal Ryo

Saat mereka berdua tengah tertawa dan saling menggoda satu sama lain tiba-tiba seorang pria yang mempunyai umur hampir sama dengan Vira itu mendekati mereka. Pria itu memeluk pinggang Vira dan mencium pipinya

"Lagi pada bahas apa hm?" Tanya Arga--Daddy nya Ryo

"Ini bunda lagi masakin makanan kesukaan daddy" jawab Vira dengan tersenyum. Ah bisa dilihat betapa cantiknya wajah Vira saat ini walaupun umur nya sudah tidak lagi muda namun wajah cantiknya itu masih tetep melekat di usia nya yang sudah tua

"Bunda paling bisa nyenengin daddy" balas Arga yang kembali memberikan kecupan penuh kasih sayang ke pipi Vira

Ryo yang melihat ke bucinan kedua orang tua nya itu hanya bisa menonton nya dengan malas

"Mau kekamar dulu males liat bucin" ucap Ryo yang pergi dari dapur

Arga dan Vira hanya terkekeh pelan melihat kelakuan anak satu-satunya itu

Di dalam kamar Ryo membanting tubuhnya di atas kasur empuk nya dan memejamkan mata sejenak. Menarik nafas panjang dan menghembus nya secara perlahan

Saat Ryo tengah menikmati keheningan tiba-tiba notifikasi hpnya membuat nya mau tak mau harus melihat siapa yang mengirimkan pesan untuk nya dengan males dia membaca pesan itu namun saat mengetahui apa isi pesan itu dia langsung berdiri dan segera mengganti bajunya  

****

Dengan nafas yang ngos-ngosan Ryo masuk kedalam markas mereka dan langsung duduk di sofa, bersebelahan dengan Levin

"Habis dari mana lo kok kek capek gitu" tanya Levin yang tanpa mengalihkan perhatiannya dari ps yang sedang di mainkan nya

"Reza tadi chat gue katanya si moly ilang dan gue bantu nyariin si moly"

Levin yang mendengar itu hanya bisa menggelengkan kepalanya "ketemu kucingnya?"

"Udah"

Setelah percakapan singkat itu kini mereka hanya diam dan fokus kepada game yang sedang mereka mainkan.

"Dirga ngajak lo tanding lagi nanti malam"

Ryo menghembuskan nafas kasar dan mendesis kesal karena ajakan yang terus saja Dirga ajukan untuk nya. Mengapa cowo itu tak menerima saja kekalahannya?

"Tuh anak gak ada kapok kapoknya"

"Kalo lo gak mau gue siap buat gantiin lo"

"Boleh aja asalkan dia mau"

"Dia pasti mau"

"Hm, gue juga lagi gak mood" balas Ryo yang masih tetap fokus ke game nya dan tidak menoleh sedikitpun ke arah Levin

Levin meletakkan ps nya dan mengubah posisi nya untuk menghadap ke arah Ryo. Levin gak langsung berbicara dia diam terlebih dahulu dan hanya menatap Ryo yang masih fokus dengan game nya

"Gak usah liatin gue" ucap Ryo yang merasa tidak nyaman dengan Levin yang terus menatap nya

"Gue mau minta saran"

Ryo menatap sekilas ke arah Levin sebelum kembali ke game nya "saran apa?"

"Kalau gue nembak Angel menurut lo bakal diterima gak?"

"Gak ada cewe yang bakal nolak cowo primadona kek lo"

"Iya juga ya gak bakal ada yang nolak gue" ucap Levin yang mulai mengeluarkan sikap sombongnya

Ryo merasa ingin muntah saat melihat Levin yang mulai memamerkan ketampanan nya, sungguh Ryo merasa sangat menyesal karena telah mengatakan itu

"Nyesel gue bilang kek gitu" Levin menoyor kepada Ryo Ringan saat Ryo mengatakan hal itu

Ryo yang tak Terima itu memukul balik Levin namun dia tidak melakukan hal sama seperti Levin melainkan memukul Levin dengan bantal di bagian punggung Levin

"Gue gak mukul lo ya" Levin pun membalas perbuatan Ryo dan al hasil mereka pun saling memukul menggunakan bantal layaknya seperti anak kecil  

****

"Duh maaf gak sengaja" Nara membantu mengumpulkan Buku-buku yang jatuh akibat tak sengaja dia tabrak

"Ck lo lagi" Ryo mendesis kesal saat melihat siapa yang menabrak nya, mengapa harus cewe ini lagi? Apakah ini adalah cara cewe itu untuk caper ke dia? Ya mungkin itulah yang terbesit dipikirkan Ryo saat ini

"Caper lo?" tanya Ryo yang langsung to the point

Nara entah reflek atau gimana dia langsung memukul lengan Ryo menggunakan buku yang sedang dia bawa

"Gak usah kepedean" Nara memberikan semua buku yang Ryo bawa dan pergi dari hadapan Ryo

Ryo yang melihat kepergian Nara itu hanya diam dan menatap bingung ke arah gadis yang sempat memukul lengan nya

"Woyy lo mau kemana" teriak Ryo namun tak sedikit pun digubris oleh Nara

"Anjirr siapa tuh cewe berani banget mukul lo" tanya Reza yang baru datang dan tak sengaja melihat apa yang Nara lakukan ke Ryo tadi

"Gak tau cewe gila kali" balas Ryo yang tak peduli dan melanjutkan langkah nya untuk menuju perpustakaan

"Tapi kalo diliat-liat dia cantik Ryo" Reza menoleh kearah Ryo dan mendapati Ryo sudah tidak ada di samping nya

"WOYY ANJIRR TUNGGUIN!!"

I'm not him [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang