Karena kondisi Nara yang tidak memungkinkan untuk dia terus menemani Ryo mencari hadiah. Ryo pun mengantarkan nya pulang.
"Maaf ya nggak bisa ikut nyari kado buat bunda kamu." Nara merasa tidak enak karena tidak bisa menemani Ryo mencari kado.
"Nggak papa kesehatan kamu lebih penting." balas Ryo dengan senyuman dan mengacak pelan rambut Nara.
"Ihh jangan di berantakin rambut aku nya." Nara menjauhkan tangan Ryo dari rambutnya. Dia sudah lelah menata nya eh malah di berantakin.
Ryo terkekeh pelan "iya sayang maaf, yaudah kamu masuk sana udara malam nggak bagus buat tubuh."
"Iya, kamu juga hati-hati bawa motornya jangan ngebut."
"Siap tuan putri."
Nara memalingkan wajahnya kearah lain saat merasakan kedua pipi nya yang memanas. Ah dia saltinggg!
"Kamu masuk dulu habis itu aku pergi."
Nara tanpa protes pun mengikuti apa yang Ryo katakan. Membuka gerbang rumah nya dan masuk kedalam tak lupa juga menutupnya kembali.
Ryo menyalakan mesin motornya dan pergi dari rumah Nara. Dengan kecepatan sedang dia berhenti dia sebuah Alfamart yang kebetulan tak jauh dari rumah Nara. Setelah selesai membeli semua yang dia butuhnya, dia bergegas untuk pergi.
Disisi lain Nara yang hendak tidur itu dikejutkan dengan ketukan di jendela nya. Dia tidak langsung membuka nya melainkan hanya diam menatap jendela itu. Dia yang takut itu pun mengambil raket dan mendekat perlahan, dengan hati-hati Nara membuka jendela kamar nya.
"Ken, ini aku." aksi Nara terhenti saat melihat bahwa orang yang mengetuk jendela nya adalah Ryo. Hampir saja Nara memukul kepala Ryo menggunakan raket.
"Aku kirain siapa tadi lagian kamu ngapain lagi kesini?"
Ryo menyodorkan satu plastik alfamart kearah Nara dengan bingung Nara menerimanya "buat aku?"
Ryo memutar matanya saat mendengar pertanyaan bodoh Nara. Kalau dikasih ke dia yang udah pasti untuk nya lah pakek nanya.
"Enggak buat mbak kunti yang nongkrong dirumah kamu." balas Ryo malas.
"Mana ada kunti dirumah aku."
"Ada kamu nya aja yang nggak tau."
"Sssttt.. Nanti beneran ada kunti nya."
"Kenapa? Kamu takut?"
"Ck pakek nanya. Ya iyalah."
Ryo tak mampu menahan tawanya saat melihat wajah ketakutan Nara. Itu menggemaskan.
"Kok ketawa sih." ucap Nara dengan kesal.
"Habis nya kamu lucu masa takut sama setan."
"Banyak kali yang takut sama setan." bantah Nara yang semakin kesal saat Ryo mengolok-olok nya.
"Aku yakin pasti mbak kunti nya lagi merhatiin kamu sekarang." ucap Ryo dengan sengaja untuk menakut-nakuti Nara.
Nara memukul lengan Ryo "Jangan ngomong gitu ihhh."
"Iya sayang maaf."
"Hm." balas Nara singkat.
Ryo hanya bisa menggeleng pelan dia yakin bahwa Nara masih kesal dengan nya namun biarlah nanti juga balik sendiri seperti biasanya.
"Yaudah aku pulang dulu ya cantik." pamit Ryo tak lupa Ryo memberikan usapan lembut di rambut Nara sebelum pergi.
Nara kembali menutup jendela kamar menguncinya dan kembali ke kasur nya. Nara langsung melihat apa yang Ryo bawakan untuk nya.
"Banyak banget. Anjirr dia beliin gue pembalut dong." kaget Nara. Dia tidak menyangka jika Ryo akan membeli nya itu.
"Huft jadi kangen dia kan gue." gumam Nara saat memori nya kini berputar untuk mengingat semua kenangan bersama sang mantan.
"Kira-kira dia kek gini juga nggak ya ke cewe barunya."
Nara membaringkan tubuhnya. Menatap langit kamar nya.
"Gue jadi kangen sama dia."
****
"Kapan balik ke London?" tanya Ryo yang baru saja sampai dirumah nya dan melihat Leo yang sedang menonton film di televisi.
"Bulan depan."
"Ck lama amat."
Leo memutar bola matanya malas.
"Sebulan dong anjirr."
"Tetap aja lama. Udah lo pulang kerumah lo aja sana ngapain nginep disini." usir Ryo.
"Gue aduin ke bunda lo."
Ryo melemparkan bantal ke arah Leo.
"Ngaduan lo kek anak tk."
"Biar apa? Biarin."
Sungguh jika bukan karena Leo sepupunya Ryo pasti sudah membuat Leo ke laut sejak lama.
"Btw lo kemana tadi?"
"Beliin kado buat bunda."
"Dapat?"
"Belum, cewe gue sakit tadi jadinya gue nggak sempat nyari."
Leo mengangguk paham.
"Mau gue bantu nyariin?"
"Nggak usah."
Leo kembali menggangguk.
"Gue tidur duluan jangan lupa dikunci pintu nya kalau lo mau tidur." pesan Ryo yang naik keatas menuju kamar nya.
"Aman nanti gue kunci."
Ryo membanting dirinya ke kasur dan menghela nafas panjang merasakan kenyamanan disana. Rebahan itu adalah suatu hal yang paling menyenangkan tak jarang banyak sekali orang yang suka bermalas-malasan dikamar. Karena memang senyaman itu.
Saat tengah melamun tiba-tiba pikiran Ryo kembali ke saat dimana Nara yang sedang melihat seseorang dia depan mall tadi. Entah mengapa itu cukup menganggu pikiran nya. Padahal itu adalah hal yang sepele namun mengapa Ryo memikirkan nya? Ah sudah lah Ryo juga tidak tau. Mending dia main game daripada harus memikirkan hal yang tak jelas seperti itu.
Tapi sebelum ngegame Ryo pamit terlebih dahulu kepada Nara bahwa dia akan tidur lebih cepat. Biar Nara nggak ganggu pas Ryo main game nanti nya. Setelah selesai mengabari Nara kini Ryo bisa dengan bebas bermain game seharian apalagi besok adalah hari libur. Oke Ryo tidak akan tidur malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not him [Sudah Terbit]
Storie d'amore"Jangan pernah jatuh cinta dengan orang yang belum selesai dengan masa lalu nya" **** Aku bukan dia Ryo Akio Kaindra seorang cowok yang mempunyai sikap dingin dan cuek. Ryo juga merupakan murid primadona di Drak school namun sikap cuek dan dingin...