"Wih ada yang baru jadian nih, pj nya mana?" tanya Reza saat melihat Ryo yang baru datang.
"Baru juga datang udah dipalakin aja gue." ucap Ryo yang mendudukkan dirinya disamping Levin.
"Bacod ah mana cepetan!"
Ryo mendesis kesal. Mengeluarkan dompetnya dan memberikan sebuah kartu ATM kepada Reza.
"Terserah lo mau beli apa." ucap Ryo yang seakan tak takut jika Reza menghabiskan semua uangnya.
Reza dengan semangat mengajak Devan untuk menghabiskan uang Ryo.
Dan kini hanya tersisa Levin dan Ryo yang masing-masing dari mereka sibuk dengan dunia nya sendiri.
"Btw gimana hubungan sama dia?" tanya Ryo yang memecahkan keheningan diantara mereka.
Levin melihat Ryo dan meletakkan ponselnya. "Kek gitu-gitu aja."
"Lo nggak ada niatan buat nembak dia?"
Levin tampak memikirkan ucapan Ryo. Sebenarnya Levin ingin sekali menembak nya, namun satu alasan itu lah yang membuat Levin memilih untuk menyimpan perasaannya sendiri.
"Enggak, dia juga udah dijodohin sama bokapnya."
"Serius? Kok lo nggak pernah bilang."
"Buat apa juga gue bilang-bilang ke lo."
"Gue sabahat lo." balas Ryo yang seakan-akan mengatakan bahwa dia dan Levin bukan lah lagi orang asing.
"Gue juga tau kali." Levin kini kembali sibuk dengan ponselnya dan mengabaikan Ryo.
"Mau gue bantuin?"
"Bantuin gimana?"
"Jadi.... "
****
"Pagi Tuan putri" sapa Ryo saat dia sudah berada didepan rumah Nara. Ya benar Ryo sengaja datang pagi-pagi buta hanya untuk berangkat bareng sama Nara. Yang biasanya Ryo jam segini masih tertidur pulas dikasur kini sudah berada didepan pacar nya itu.
"Aku bisa naik motor sendiri nggak perlu dijemput." ucap Nara yang naik keatas motor Ryo.
"Kalau kek gitu fungsi nya apa kita pacaran kalau kamu masih kemana-mana sendiri?"
Nara tertawa pelan "Aku udah biasa kemana-mana sendiri."
Ryo menghela nafas dan memutar tubuhnya sedikit untuk melihat Nara yang duduk di belakang.
"Tapi sekarang kan kamu udah ada aku, aku siap buat direpotin sama kamu." ucapan Ryo itu mengundang pukulan pelan di lengan nya.
"Kok dipukul sih." Ryo mengusap ngusap lengan nya yang terkena pukulan Nara.
"Udah ah ayo nanti kita telat."
Ryo pun kembali melihat kedepan dan menyalakan mesin motornya. Pergi untuk ikut bergabung dengan pengendara lain. Pagi ini jalan tak terlalu rame, mungkin karena ini masih pagi jadi belum terlalu banyak orang yang beraktivitas dipagi hari.
Ryo membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk sampai di Dark school. Dia memarkirkan motornya ditempat bisa dan membantu Nara untuk turun dari motornya.
"Makasih ya."
Ryo hanya menanggapi dengan senyum tipis dan anggukan pelan. Nara pun hendak beranjak pergi namun tangan Ryo menghentikannya.
Ryo turun dari motornya dan berdiri disamping Nara.
"Aku anterin ke kelas."
"Nggak usah aku bisa ke kelas sendiri lagi pula kalau kamu nganterin aku ke kelas muter nya jauh."
"Nggak peduli, ayo." Ryo langsung menarik tangan Nara yang membuat Nara pasrah dan mengikuti Ryo dari belakang.
Namun belum jauh mereka berjalan tiba-tiba Ryo berhenti.
"Keknya kunci motor aku ketinggalan deh, kamu tunggu sini aku ambil bentar." Ryo langsung belari kecil untuk kembali ke parkiran.
Nara pun menuruti ucapan Ryo. Dia menunggu Ryo disana seorang diri. Namun saat dia sedang asik bermain ponselnya ada 2 cowo yang menghampiri nya.
"Sendirian aja nih Nar. Mau aku anterin ke kelas nggak? Kebetulan kelas kita searah." ucap cowo yang mengenakan topi. Sudah jelas bukan tujuan nya kesini untuk menggoda Nara.
Nara memilih untuk menulikan pendengaran nya.
"Sombong amat neng, mau dibayar berapa?" ucap nya lagi disertai tawa mengejek. Namun tawa mereka langsung terhenti saat melihat kehadiran Ryo.
"Ngomong apa tadi?" tanya Ryo kepada dua orang itu.
"Eh ada bang Ryo, apa kabar bang." ucap cowo yang mengenakan topi itu.
Ryo memberikan tatapan tajam dan menusuk. Tatapan Ryo itu membuat mereka tidak nyaman.
"Lo yang nggak pakek dasi, ngomong apa barusan sama cewe gue?"
Cowo itu langsung menoleh kearah Nara. Tunggu sejak kapan pacar Ryo adalah Nara? Bukannya Ryo itu masih pacaran dengan gadis yang bernama Viola.
Ryo berjalan kearah Nara dan menggandeng tangan Nara.
"Lo mau bayarin cewe gue? Lo mau langsung mati apa gue bikin koma?" ucap Ryo yang jelas saja itu bukanlah ancaman.
"K-kita cuma bercanda ya kan." ucap cowo yang tak mengenakan dasi itu sambil menyenggol lengan temannya.
"I-iya bang kita cuma bercanda. K-kita duluan bang." mereka bergegas pergi dari sana. Takut jika Ryo bertindak semakin jauh.
Melihat ke pergian mereka kini Ryo melihat kearah Nara yang sendari tadi Nara hanya diam saja.
"Kamu nggak dia sentuh kan sama mereka?"
Nara menggeleng. Ryo menghembuskan nafas lega mendengar bahwa mereka tak sedikitpun menyentuh Nara.
Ryo dan Nara kini kembali berjalan beriringan untuk menuju kelas Nara. Dan juga sesekali Ryo melontarkan candaan dan itu mengundang perhatian murid Drak school. Banyak dari mereka yang penasaran saat melihat Ryo dan Nara bergandengan tangan. Apakah mereka sepasang kekasih sekarang?
Pemandangan Ryo dan Nara yang berjalan beriringan itu juga tak lepas dari pengelihatan gadis yang menatap Nara dengan kebencian.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not him [Sudah Terbit]
Romance"Jangan pernah jatuh cinta dengan orang yang belum selesai dengan masa lalu nya" **** Aku bukan dia Ryo Akio Kaindra seorang cowok yang mempunyai sikap dingin dan cuek. Ryo juga merupakan murid primadona di Drak school namun sikap cuek dan dingin...