BAB 09 || Tom and Jerry

35 22 3
                                    

"Vin nanti kita main kerumah lo ya" ucap Devan yang sedang merapikan barang-barangnya

"Terserah" balas Levin singkat

"Rly lo ikut kerumah Levin juga ya" ucap Reza yang mengajak Rlyan untuk ikut main bersama mereka di rumah Levin

"Gue gak tau rumah nya Levin"

"Tenang nanti gue sherlock"

Rlyan tampak berfikir sejenak sebelum akhirnya mengangguk menyetujui rencana mereka untuk bermain dirumah Levin sehabis pulang

"Btw boleh kan Vin kalo Rlyan ikut" ucap Devan yang memastikan takutnya nanti Levin tidak menyetujui nya dan itu bisa membuat bermain mereka tidak menyenangkan nanti nya

"Boleh"

"Thanks Vin lo emang temen gue yang paling baik" ucap Devan yang merangkul Levin

"Lebay" Levin melepaskan rangkulan Devan dan pergi untuk pulang

"Lo ikutan kan Ryo?" tanya Reza saat melihat Ryo yang terus saja sibuk dengan ponselnya

"Gue ikut tenang aja" balasnya Ryo masih tidak mengalihkan fokusnya

"Chatan sama Nara ya lo" goda Reza yang mencoba untuk mengintip apa yang sedang Ryo lakukan di ponsel itu

Ryo langsung mematikannya dan kembali meletakkannya di saku celana

"Gue punya nomornya aja enggak"

"Dev lo lumayan deket kan sama Letta coba lo mintain nomor Nara ke dia bilang aja Ryo yang nyuruh"

"Lo beneran suka sama Nara?"

"Enggak jing udah lah gak usah dengerin omongan busuk yang keluar dari mulut Reza"

"Jahat banget lo" balas Reza yang mengdramatis

"Najis bego" Devan memukul bagian belakang kepala Reza ringan

"Sakit goblok"

"Itu pelan jir lebay banget belum juga gue pukul lo pakek nih kursi"

Devan pun melangkahkan kakinya untuk keluar dari kelas disusul dengan yang lainnya

Diparkiran Levin sudah menunggu mereka di atas motornya

"Lama amat ngapain aja sih kalian, bikin anak?"

Levin langsung mendapatkan pukulan ringan di lengannya dan pukulan itu adalah dari Ryo yang berdiri disamping nya

"Bikin anak mata lo, cowo semua mana bisa bikin anak jir"

"Ya siapa tau kalian gay kan"

Lagi dan lagi Ryo kembali melayangkan satu pukulan ke Levin dan kali ini Ryo memukul bagian belakang kepala Levin

"Gue masih doyan sama lobang"

"Lah gay juga ada lobangnya kan"

"Plis lah Vin ya kali kita semua ngegay, lagian gue mau gay sama siapa coba" tanya Reza yang sudah frustasi

"Sama Devan"

Devan membulatkan matanya saat mendengar namanya di sebutkan, yang benar saja masa dia gay sama Reza

"Anjirr ogah gue kalo mau gay mending sama Rlyan daripada sama jamet kek dia"

"Dih gue ganteng kek gini masa dibilang jamet katarak mata lo"

"Huek mau muntah gue"

"Lo kalau mau berantem bilang jing biar gue lari"

"Goblok" Ryo menoyor kepala Reza ringan. Dia kira Reza akan mengajak Devan berantem ternyata tidak

"Lo juga Ryo ngapain mukul gue kek gitu"

"Dah lah pulang gue stress lama-lama kalo disini sama Reza" Devan naik keatas motornya dan menyalakan mesin motornya

"Salah mulu gue"

"Plis Za lo kalo goblok bagiin napa jangan lo simpan sendiri nanti overdosis"

Reza berdecak kasar mendengar perkataan Ryo "dikira obat apa overdosis"

Rlyan sendari tadi hanya diam dan memperhatikan pertengkaran kecil yang mereka buat

"Rly motor lo mana?"

"Oh gue naik mobil bukan motor"

"Terus ngapain lo ke parkiran motor kalau naik mobil?"

"Reza yang narik tangan gue buat ikut kesini"

Devan kembali menghembuskan nafas lelah, lagi dan lagi Reza yang membuat ulah

"Ya mana gue tau kalo dia naik mobil" ucap Reza yang membela diri

"Serah lo Za gue capek" ucap Devan yang sudah lelah dengan kelakuan sahabatnya yang satu ini

"Gue ke parkiran sebelah dulu" pamit Rlyan yang diangguki oleh mereka

"Jangan lupa nanti jam 3 kerumah Levin" teriak Reza karena Rlyan yang sudah  lumayan jauh

"Dia tertekan gak sih liat sikap aneh lo Za" ucap Devan yang masih terus memandangi punggung Rlyan yang mulai menghilang

Reza memutar bola matanya malas mendengar perkataan Devan, mengapa selalu dia yang dianggap aneh? Tidak kah Devan menyadari bahwa dirinya juga aneh

"Lo lebih aneh dari gue"

"Udah kenapa berantem mulu sih heran gue" lerai Levin yang sudah sangat lelah melihat pertengkaran mereka, padahal itu cuma hal kecil mengapa mereka selalu meributkan nya?

"Devan duluan yang mulai Vin gue diam aja dikatain sama dia" ucap Reza yang menyalahkan Devan

Devan hanya menatap sinis ke Reza tanpa kembali berniat untuk berdebat dengan nya, jujur Devan juga lelah jika harus terus-menerus berdebat dengan Reza

"NARA RYO SUKA SAMA LO" teriak Reza secara tiba-tiba yang membuat Ryo melotot kan matanya langsung membungkam mulut Ryo menggunakan tangan nya

Nara yang mendengar namanya itu hanya menoleh sekilas dan pergi tanpa mau meladeni orang gila seperti mereka

"Sejak kapan anjing gue suka sama Nara" protes Ryo, untung saja Nara tidak menanggapi nya dengan serius

"Gak tau iseng aja tadi gue" balas Reza dengan cengiran tak berdosa nya. Boleh kah jika Ryo membuang Reza kelaut?

Levin tertawa mendengar jawaban Reza yang tak terduga begitu pun juga Devan yang ikut tertawa melihat wajah pasrah dan tertekan Ryo

"Lo minta di bunuh Za?" tanya Ryo dengan nada rendah. Reza merasa sedikit takut saat mendengar nada suara Ryo yang seperti seorang psikopat

"Pulang dulu lah ya gue" Reza langsung menyalahkan mesin motornya dan pergi dengan tergesa-gesa

Tawa Devan dan Levin semakin keras saat melihat Reza yang sampai nyungsep karena tidak memperhatikan jalan

"Bangsat gara-gara lo nih Dev"

"Ck kenapa gue mulu sih anjing yang kena"

"Udah udah kita pulang aja udah mau sore juga" ucap Levin yang melerai mereka agar pertengkaran antara Devan dan Reza tak kembali terulang

"Gue punya nomor nya Nara kalo lo mau" goda Levin dengan cara berbisik ke telinga Ryo

"Lo gak usah ikut-ikutan kek Reza Vin"

Levin terkekeh pelan mendengar itu dia menyalahkan motornya dan pergi meninggalkan area parkir Drak school di susul dengan Reza, Devan, dan Ryo yang mengikuti Levin dari belakang

I'm not him [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang