BAB 05 || hukuman

52 39 1
                                    

"Udah gue duga kan kita tetap di hukum" bisik Reza yang masih sibuk membersihkan toilet sekolah. Ya karena kemarin mereka sempat membolos dan ketahuan hanya masuk saat jam setelah istirahat kini mereka bertiga di hukum untuk membersihkan kamar mandi sekolah

Reza sendari tadi terus saja mengeluh saat membersihkannya berbeda dengan Ryo dan Levin yang tampak tidak masalah dengan hukuman yang mereka terima, lagipula ini hanya membersihkan kamar mandi kenapa Reza terus saja mengeluh? Masih untung mereka tidak diskors

"Lo mending diam deh daripada ngeluh mulu dari tadi" kesal Ryo. Dia sudah lelah mendengarkan rengekan Reza sendari tadi

"Ck gara-gara loh nih kita di hukum"

"Kenapa jadi gue"

"Coba aja kalau lo gak ngajak kita masuk pas selesai istrahat mungkin kita gak akan dihukum kek gitu"

"Ada gue maksa lo buat ikut?"

Reza diam saat Ryo menanyakan hal itu, ya memang Ryo tidak memaksanya tapi tetap saja Reza merasa kesal dengan Ryo

"Udah, kenapa jadi pada berantem sih" lerai Levin yang menatap mereka secara bergantian

"Lo bersihin yang bagian sana Za biar di sini gue sama Ryo"

Reza melihat kearah yang Levin tunjuk dan tanpa proses

Tatapan Levin langsung beralih ke Ryo dan menatap Ryo dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. Ryo yang mendapatkan tatapan aneh dari Levin itu merasa sedikit tidak nyaman. Ada apa dengan sahabat nya yang satu ini?

"Kenapa lo liatin gue gitu banget"

"Lo tau kalo Viola selingkuh?"

Ryo menghela nafas panjang dan mengangguk pelan. Ya dia memang sudah tau bahwa Viola selingkuh namun dia belum mempercayai hal itu sepenuhnya bisa saja foto yang Ryo terima kemarin hanyalah editan. Ryo harap itu hanya lah editan

"Lo percaya?"

"Percaya gak percaya"

Levin mengangguk. Mengerti dengan apa yang Ryo katakan

"Kasih tau gue kalo butuh bantuan" Levin menepuk pundak Ryo dan kembali melanjutkan hukuman nya

Ryo menatap Levin sejenak sebelum dia juga melanjutkan hukuman nya. Didalam hati Ryo berharap itu hanya lah editan semata tidak mungkin Viola tega menghianati nya, ya itu pasti hanya editan!

****

"Gimana? Enak gak dihukum?" ejek Devan saat mereka berempat tengah berkumpul di kantin

Reza melemparkan kulit kacang ke arah Devan saat Devan mengejek nya. Devan hanya terkekeh ringan saat berhasil membuat sahabat nya itu kesal

"Oh iya Ryo gue denger-denger Akira selingkuh itu benar?"

Ryo langsung berhenti mengunyah makanan nya saat Devan menanyakan hal yang hampir sama seperti Levin tadi

"Gue gak tau" balasnya cuek dan kembali melanjutkan makan nya. Dia sedang tidak mood untuk membahas hal itu saat ini

"Lo bego apa gimana sih" ucap Reza yang menoyor kepala Devan

"Apa? Gue cuma nanya anjirr"

"Pertanyaan lo itu gak penting"

"Bang-" belum selesai Devan menyumpahi Reza tiba-tiba ada empat gadis yang menghampiri mereka dan tentu saja tujuan nya kepada Levin. Itu sudah lah hal yang wajar bagi mereka bertiga melihat Levin yang selalu mendapatkan hadiah dari para pengemar nya

"Ini buat kak Ryo" ucap salah satu gadis dengan nada malu-malu saat memberikan sebuah kotak berwarna pink itu kepada Ryo

Ryo tersenyum tipis dan menerima kotak yang tidak terlalu besar itu. Pipi gadis itu tampak memerah saat dia mendapatkan senyuman dari Ryo, ya walaupun senyum itu hampir tidak terlihat tetap saja itu membuat hatinya berbunga-bunga

"Aku ke kelas dulu kak" pamit nya yang diangguki oleh Ryo

Setelah keempat gadis itu pergi kini mereka kembali membicarakan hal-hal yang random mulai dari nilai ulangan sampai kisah percintaan mereka masing-masing tanpa mereka sadari waktu berlalu begitu cepat kini bel masuk sudah berbunyi dan itu menandakan bahwa jam istirahat pertama telah habis

"Ck males banget gue mau balik ke kelas" ucap Devan yang belum ingin meninggal kantin

"Bolos aja gimana?" ajak Reza. Ah memang Reza ini tidak ada kapok kapoknya baru saja beberapa jam yang lalu dia dihukum karena bolos kini dia ingin bolos lagi

"Skip ajakan sesad" Devan langsung bangkit dan pergi dari kantin terlebih dahulu

"Kek lo gak sesad aja" Reza pun ikut bangkit dan mengikuti Devan dari belakang begitu pun Levin dan Ryo mereka berdua hanya diam tanpa ada satupun dari mereka yang berniat untuk memulai pembicaraan

"Gue bakal temuin Viola buat minta penjelasan" ucap Ryo tiba-tiba. Levin menoleh dan menatap Ryo sekilas sebelum kembali mengarahkan tatapan kedepan

"Butuh temen?"

"Gak usah gue bisa atasin semuanya sendiri"

"Kalau butuh bantuan jangan sukan buat bilang ke gue" ucap Levin dengan menepuk pelan pundak Ryo. Ryo tersenyum tipis dan mengangguk. Dia harap semua itu tidak lah benar Viola tidak mungkin menghianati nya kan?

I'm not him [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang