BAB 07 || suka?

52 26 4
                                    

"NARA!!!"

Nara menutup kedua telinganya menggunakan tangan saat mendengar teriakan dari Letta--sahabatnya

"Nara Nara" ucap Letta dengan sangat antusias saat sudah berada dihadapan Nara

"Kenapa?"

Letta duduk disamping Nara dan terus menatap Nara dengan senyum lebar yang tak kunjung pudar dari wajah cantiknya

"Lo tau gak kemarin kak Arsen ngechat gue lagi. AAA SENANG BANGET"

"Arsen? Pacar lo yang udah lama ngilang itu?"

Letta mengangguk cepat. Nara menghela nafas panjang, mengubah posisi nya menjadi menghadap ke Letta, dia memegangi pundak Letta

"Ta, gue udah bilang kan kalau Arsen itu cuma jadiin lo bahan gabutan nya"

Senyum lebar yang tadi menghiasi wajah cantik Letta itu seketika hilang mendengar perkataan Nara

"Dia gak sejahat itu Nar" balas Letta yang mencoba menyangkal nya

"Ta masih banyak cowo lain yang lebih baik dari dia"

"Hati gue cuma mau dia"

"Sadar Ta, dia cuma ngasih lo luka bukan kebahagiaan"

"Gue rela terluka asalkan tetap sama dia"

"...."

"Gue tau kok dia cuma ngasih gue luka gue tau" Letta menunduk saat air mata yang berusaha dia tahan kini tumpah begitu saja

Nara yang melihat Letta menangis itu mendekati nya dan memeluk tubuh bergetar Letta. Letta membalas pelukan Nara dengan erat, entah mengapa hatinya selalu lemah jika sudah membahas tentang hal seperti ini

"Gue cuma pengen lo bahagia dan kebahagiaan lo bukan di dia"

****


"Za lo kenal gak sama dua cewe yang duduk di pojok sana" tanya Ryo. Reza melihat ke arah yang dimaksud Ryo

"Letta sama Nara maksud lo"

"Yang duduk disebelah kiri"

"Nara?"

"Nara namanya bagus" ucap Ryo spontan

Reza tersedak saat mendengar apa yang Ryo katakan begitu juga dengan Devan dan Levin yang sudah memberikan tatapan penuh pertanyaan di mata mereka

Ryo yang menyadari tatapan mereka berdua itu mengerut kan keningnya "kenapa? Namanya emang bagus"

"Jangan bilang lo suka sama dia"

"Kalau iya?"

"Lo serius?" tanya Devan untuk memastikan apakah sahabat nya ini beneran suka sama Nara atau hanya main-main

"Enggak lah ya kali gue suka sama cewe kek dia"

"Kalo pun iya kita bakal bantuin lo buat deket sama dia"

Ryo memutar bola matanya malas mendengar perkataan Levin, dia bangkit dari tempat duduk nya dan memilih untuk pergi jika Ryo masih tetap di sana dia pasti akan terus diejek oleh mereka

Levin yang melihat kepergian Ryo itu terkekeh pelan

"Ryo beneran suka sama Nara?" tanya Reza yang menatap Levin dan Devan secara bergantian

Devan mengangkat bahu nya tidak tau sedangkan Levin tidak menjawab pertanyaan Reza

"Anjirr gue kira Ryo udah gak doyan cewe" ucapan Reza itu mengundang pukulan dari Devan

"Gimana ceritanya Ryo gak suka cewe, lo lupa kalau dia sempat pacaran sama Akira"

"Ya siapa tau kan Ryo berubah jadi gay setelah putus sama Akira"

Lagi dan lagi Devan kembali menoyor kepala Reza dengan sedikit lebih keras

"Lo kalo bego jangan lo simpan sendiri"

"Lo juga bego kalo lupa" balas Reza yang menatap tajam ke Devan

"Lebih begoan lo"

"Ck udah lah kalian kenapa berantem terus sih dari tadi" kesal Levin saat melihat Reza dan Devan yang selalu saja bertengkar jika disatukan

"Dia duluan yang mulai" ucap Reza yang menyalahkan Devan

"Kok jadi gue sih jelas-jelas lo yang salah" balas Devan yang tidak terima saat Reza menyalahkan nya

"Siapa yang duluan mukul gue"

"Siapa suruh lo goblok nya kebangetan"

Levin menghembuskan nafas kasar mendorong kursi nya dan pergi meninggalkan Devan dan Reza yang masih terus berdebat disana, jujur saja dia sudah malas jika harus melihat pertengkaran Devan dan Reza yang tidak ada habisnya

Disisi lain Ryo yang sedang berada dilapangan itu hanya diam dan memperhatikan bagaimana dua gadis itu saling bercanda dan bertawa bersama. Ya Ryo sedang melihat Nara dari kejauhan mirip seperti seseorang yang tak berani mengakui perasaannya dan hanya bisa memperhatikan nya dari kejauhan sungguh miris

Ryo mengalihkan pandangannya saat tak sengaja berpapasan dengan mata Nara. Karena tidak ingin di duga yang aneh-aneh Ryo pun memutuskan untuk pergi

"Cowo itu ngeliat lo terus dari tadi" ucap Letta saat melihat Ryo pergi

"Penampilan gue aneh?"

Letta menggeleng

"Terus ngapain dia ngeliat gue terus"

"Suka mungkin sama lo"

Nara reflek langsung memukul lengan Letta ringan

"Gak mungkin lah dia suka sama gue kita kenal aja enggak"

"Lo gak kenal sama dia? Serius?"

"Ck maksud gue tuh kita kan gak dekat jadi gak mungkin dia suka sama gue"

Letta mengangguk mengerti dengan penjelasan yang Nara berikan

"Dah lah yok ke kelas bentar lagi bel masuk"

Letta mengangguk dan mengikuti Nara dari belakang. Sebenarnya Nara masih sedikit penasaran dengan apa tujuan Ryo yang terus menatapnya? Apakah Ryo menyukai nya? Ah tidak mungkin masa cowo primadona seperti dia menyukai Nara, tidak tidak itu pasti tidak mungkin!

I'm not him [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang