Delapan belas

177 7 0
                                    

Sore hari yang sangat melelahkan Galena keluar dari kantor dan menghela nafas, "huft,capek banget"

"Kalau capek istirahat" ucap seseorang dibelakang Galena, menengok ternyata Derby

Galena melanjutkan langkahnya menuju parkiran masih diikuti Derby, "Boleh bicara sebentar Gal?"

Galena menghentikan langkahnya berbalik arah menghadap Derby,"silahkan"

Derby mulai bicara "kamu yakin akan menikah dengan pak Rafa?"

Galena mengernyitkan alis "kenapa tanya begitu?"

Derby melanjutkan ucapannya "apa kamu akan bahagia dengan pak Rafa?,aku masih belum rela Gal"

Galena ingin tertawa namun ia tahan dan menanggapi "bahagia itu kita sendiri yang buat,aku yakin pak Rafa akan berusaha untuk bahagiain keluarganya,kamu belum rela? Haha Derby Derby,jangan bicara omong kosong. Jika belum rela,maka mulai sekarang dan seterusnya kamu harus bisa relain"

Derby tak tau lagi harus bicara apa namun "iya aku harus relain kamu,karena kesalahan aku kemarin itu sudah membuatmu jauh dariku dan tak akan pernah bisa kembali"

Galena mengangguk,dan melihat Derby mulai berbicara lagi "maaf Gal,sudah pernah mengecewakan mu,ku harap kamu bahagia dengan pak Rafa"

Galena menjawab "terimakasih Derby,semoga kamu juga bahagia dalam menjalani hidup"

Derby mengangguk lalu berjalan menuju mobilnya dan pulang. Galena masih bengong ditempat mengambil helm dan mulai memakainya sambil bergumam "kenapa jadi drama banget tuh anak,aneh"

"Aku masih belum rela Gal" ucap seseorang

Galena terkejut "astagfirullah" melihat siapa yang berbicara barusan,

"Belum rela tuh" sindir seseorang itu

Galena memutar bola mata malas "apa sih pak,kepo aja" Yap,orang itu adalah Rafa.

Rafa mendengar semua pembicaraan Derby dan Galena,saat Rafa hendak menyusul Galena ke parkiran lalu melihat Derby dan akhirnya bersembunyi menguping pembicaraan tersebut.

"Itu belum rela dia" masih dibahas Rafa

Galena mulai memundurkan motornya,"kalau belum rela ya biarin,siapa suruh dulu dibuang"

Pleetaaak Rafa menggeplak helm Galena "hust,ga boleh bicara gitu"

"Adoooh,main geplak aja bapak ih. Awas,saya mau balik" Galena kesal dengan tingkah Rafa

Rafa mencabut kunci motor Galena dan berucap "makan dulu yuk,raya sudah menunggu"

Galena menggeleng "sudah sore pak,saya capek mau rebahan"

Rafa berjalan tanpa menghiraukan ocehan Galena "pak Rafa balikin kunci motor saya" teriak Galena

Rafa memainkan kunci motor Galena diudara "ikut saya,baru saya kembalikan"

Galena yang malas berdebat hanya menjawab "klasik banget ancaman nya,iya iya saya ikut. Tapi saya ke kost dulu mau mandi,yakali pakai baju kantor"

Rafa mempunyai ide "yaudah saya antar,yuk" Rafa kembali ke menuju motor Galena dan menyalakan mesin motor itu.

"Bapak seriusan mau naik motor sama saya?" Galena terheran heran

"Iya buruan naik,saya yang bawa motor. Sini helm mu" Rafa melepas helm yang berada di kepala Galena dan memakaikannya pada kepalanya sendiri.

Galena masih cengo "Mobil bapak gimana?raya gimana?"

Rafa menghembuskan nafas,ia lelah menjawab pertanyaan dari calon istrinya tersebut "nanti bisa nyusul,buruan sayang" wadooooooh Galena tersipu malu.

Tiba-tiba Pak Duda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang