Prolog

77 9 4
                                    

"Ra, apa kamu benar-benar serius ingin berpisah denganku?
Bagaimana hidupmu nantinya?
Apa pria itu mau bertanggung jawab? Jika iya, itu bagus. Tapi kalau tidak-," katanya belum tuntas.

"Kalau tidak apa? Aq tidak ada masalah untuk itu. Aq bisa melanjutkan hidupku tanpa seorang pendamping. Dan Aq juga bisa menghidupi anakku tanpa belas kasihan dari siapa pun. Kamu tidak perlu mencemaskanku. Pikirkan saja masa depanmu dengan kekasihmu itu!" seru Rara.

Hai, Readers…
Masih ingatkah dengan kisah cintaku yang harus kandas waktu itu?
Jika lupa, bacalah lagi dalam cerbung “Aku Bukan Jodohnya (bahagia bersamamu)”.

Dalam judul baru ini, aku ingin menceritakan kehidupanku setelah berpisah dengan Gunawan. Bagaimana aku mencoba berdamai dengan takdir, bangkit dari keterpurukan hidup, membesarkan anak seorang diri, hingga akhirnya kutemukan kembali seorang teman yang mau membersamaiku sampai aku mati. Ku tulis cerita ini dari hati, meski aku hanyalah tokoh fiksi, semoga kalian bisa menyukainya…

Sampai bertemu di bab pertamanya😊

Aku Bukan Jodohnya (Aku Rela, Meski Takkan Lupa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang