31

7.1K 477 26
                                    

Grep

"Tolong dengarkan ku sebentar"

Jaemin membeku saat dia di dekap oleh tubuh Jeno setelah membuka pintunya, lantas dia memberontak pada pelukan pria tersebut.

"Jeno!! Lepaskan. Mau apa lagi kau kesini, sialan!" Sarkasnya terung mendorong dada Jeno dengan susah payahnya.

Jeno semakin menggelengkankan kepalanya ribut mendengar ucapan Jaemin. "Dengarkan aku dulu!"

"Tidak! Lepaskan"

Sakit juga untuk Jaemin menerima kesalahan seseorang, bahkan rasa sakit yang hampir hilang itu terasa kembali bergejolak di hatinya. Tapi ada rasa kasihan melihat Jeno yang saat ini menatapnya dengan mata yang hampir berakhir.

"Kumohon...dengarkan aku sebentar, hanya sebentar"

Jaemin memalingkan wajahnya iba, dia tak mau Jeno menatapnya penuh harapan. Dia tak kuasa menahan rasa kasiahanya, pria yang begitu dia cintai menangis di hadapanya.

"Apa kau akan berpihak pada mereka yang tak percaya padaku?..."

Suara rendahnya membuat sekujur tubuh Jaemin merinding, pria itu sudah meneteskan air mata karena tak bisa menahan rasa sedihnya.

Jeno melepas pelukan mereka, lalu tanganya terangkat untuk membelai pipi si manis dengan sayang. "Tatap aku" tuturnya.

Si manis menatap dengan wajah me merah, dia lihat mata Jeno sudah sembab, pria itu sudah basah kuyub tapi masih bisa memikirkanya.

"Semua yang kau lihat, itu bukan sebenarnya yang terjadi. Semua itu hanua salah paham, saat itu Shion menjebaku, aku tak benar-benar menyentuhnya, hari itu aku hanya mengingatmu, namamu...

Aku minta maaf karena aku tidak ada saat kau terluka, saat dimana kau merasakan sakitnya hidup ditinggal oleh orang tercinta, dan sebagai pasangan aku malah memikirkan kesalahpahaman ini. Aku minta maaf...

Ayahku, ibuku...mereka sudah tidak bisa mempercayaiku. Shion berbohong, dan foto yang kau lihat itu semua akal-akalanya, dia sengaja menjebaku agar aku menikah denganya. Tapi percayalah, aku disini juga korban Jaemin...

Lantas siapa yang harus percaya padaku? Kenapa kau sulit mengerti?"

Jeno terisak kecil menatap wajah Jaemin yang menunduk. Ranganya turun lalu memegang pundak sang kekasih dan menenggelamkan kepalanya di ceruk leher.

"Sekarang hanya kamu yang menjadi tujuan utama ku, tolong percaya padaku"

Jaemin tak bisa berkata-kata lagi, dia pun bingung. Tapi Jeno terdengar tak main-main dengan ucapanya, melihat Jeno menangis pun Jaemin tak kuasa menahan ibanya, dia khawatir dengan pria itu.

"J-Jeno aku..." ucapanya terpotong karena tak sanggup mengatakanya, lantas dia mendorong dada Jeno agar memberi jarak mereka.

Jeno tersentak saat Jaemin mendorongnya, pelukanya terlepas begitu saja dengan paksa. Lalu dia tatap Jaemin dengan wajah tak mengerti.

"Aku belum belum bisa percaya padamu" lirihnya dengan tundukan kepala.

"Lalu aku harus apa agar kau percaya padaku dan memaafkanku?"

"J-Jeno..."

"Katakan apa?!"

"Kita akhiri saja hubungan ini, aku tak mau merasakan hal yang sama lagi. Aku tak bisa mempercayaimu"

"Tidak!! Kumohon jangan" Jeno menggertak, berdirinya limbung tak berdaya. Sungguh kemahnya dia terhadap cinta, dan kini orang yang sudah di dalam hatinya mengatakan hal yang paling di benci di dalam hidupnya.

Love With Boss | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang