Dapur hari ini benar-benar sibuk dan riuh saat Jaemin seharian benar-benar menjaga Jay dengan kawalahan. Bagaimana putra tunggalnya itu tengah duduk damai di meja makan sedangkan Jaemin tengah membersihkan kekacauan di dapur yang tidak lain karena Jay.
Jaemin menghela nafas lelah, ternyata tidak anak tidak suami menjadi sosok yang membuat Jaemin pusing. Tapi, untung kesabarannya tak sama dengan satu lembar tisu, mungkin dua.
Dia melirik kearah putranya yang menatapnya dengan wajah lugu dan tak bersalah, dia hanya bisa menghela nafas kecil. "Jay, mau makan sesuatu?" Akhirnya Jaemin mengalah pada sikap lugu Jay.
Jay mengangguk kecil, "Aku ingin bubur kacang merah!" Katanya dengan antusias, Jaemin menatapnya sedikit jengkel tapi hanya bisa menuruti permintaan Jay.
Dia pun berkutik lagi di dapur untuk membuat makanan yang Jay tuturkan. Dia sabar menjadi sosok ibu bagi putranya, tapi ketika malam hari menjadi iblis liar yang berkelahi dengan pasanganya di atas ranjang.
Memakai celemek sambil menguncir rambutnya yang semakin panjang itu, poninya sedikit menganggu, jaemin menambahkan penjepit rambut untuk mengatasinya.
Jay menatap sang ibunya yang begitu tampil jelas dan manis ketika memakai penjepit rambut, dia memperhatikan dengan begitu damai sambil memiringkan kepala jikala punggung kecil itu bergerak selaras dengan tangan yang berkutik.
Tak membutuhkan waktu yang lama, Jaemin menoleh ke Jay dengan semangkuk bubur kacang merah di tanganya, dia berjalan ke meja dan menaruhnya di sana, "Masih panas jangan di ma-"
"Ow!" Baru saja Jaemin hendak memperingati, Jay dengan tak sabarnya mencicipinya membuat lidahnya terasa terbakar, matanya berkaca-kaca karena terkejut dan merasa bersalah. "B-Buna..." dia merengek kecil.
Jaemin menggelengkan kepala sambil menopang tanganya di pinggul dengan sikap keibuan, "Kenapa kamu begitu bandel, hmmm?" Katanya, dia pun memberikan Jay segelas air.
Jay meneguknya hingga tandas, tapi rasanya lidahnya masih mati rasa sejenak setelah merasakan seperti terbakar, tapi bersyukur Jaemin tak menceramahinya sampai dia bosan, "Maaf Buna." Katanya.
Tiba-tiba pintu kediaman Jaemin berbunyi ketukan pelan, Jaemin menoleh ke pintu rumahnya dari jauh, menyipitkan mata saat bertanya-tanya kenapa tiba-tiba sekali ada seseorang di siang hari seperti ini mengunjungi rumahnya.
Lantas Jaemin menennangkan Jay sebentar, "Jay, disini sebentar, ya?" Ujarnya, tapi sebelum dia menjauh dari Jay, pintu rumahnya terbuka memperlihatkan Jisung masih dengan pakaian kantornya menyembul masuk.
Mata Jay berbinar karena kegembiraan melihat Jisung menemuinya, dia turun dari meja dan berlari ke arah Jisung, "Paman!" Katanya, suaranya menggelegar di penjuru ruangan.
Jisung terkekeh dan geli melihat anak kecil itu berlari kearahnya dan memeluk kakinya, "Sudah ku bilang, aku masih tampan, jangan panggil aku paman, itu terlalu tua. Panggil aku Hyung, oke?"
"Oke Hyung!" Ujar Jay antusias.
Sari belakang sana Jaemin datang menghampiri masih berpenampilan serba biasa, baju longgar dan celana pendek serta penjepit rambut dan kunciran miring membuatnya tampak mencolok.
Jisung menatap penampilan Jaemin, sudut bibirnya bergerak-gerak karena menahan senyum saat melihat tampilannya yang begitu menggemaskan, "Hyung, kau manis sekali." Katanya.
Jaemin memutar mata malas dan berdiri di belakang Jay sambil menyilangkan tangan di depan dada. "Jangan katakan hal yang memuakan itu, kau adik iparku." Katanya dengan malas.
"Hey, aku hanya memuji bukan menggoda." Jisung menyaut sambil mengusak rambut Jay, "Jay, kau tahu apa yang aku bawa?" Dia menyembunyikan kotak hadiah di belakang punggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love With Boss | Nomin
Romansa"Dasar bos sialan" JM Jaemin itu baru saja mulai bekerja, namun sialnya dia harus di hadapkan dengan bos yang super menyebalkan, pria dingin dan tegas itu membuatnya kesal. M_preg no child Jeno top Jaemin bot bxb