PROLOG

164 11 0
                                    

Perasaan gembira tengah dirasakan oleh seorang gadis yang menggenggam ponsel di tangannya, memperlihatkan hasil kelulusan tes masuk kuliah di salah satu kampus dan di sana namanya tertera dengan jelas yaitu NARA APRILIA DINYATAKAN LULUS. Hal ini membuat senyumnya terus merekah, tidak pernah luntur sedikit pun. Sebuah mimpi besar yang didambakan sejak lama, kini mimpi itu sudah tercapai.

Sore ini menjadi hari paling indah dalam hidup gadis itu, sebuah peristiwa yang akan selalu dikenang sepanjang masa. Gadis itu melangkah menuju balkon kamarnya, menatap pemandangan kota dari atas lantai dua. Senyum semringahnya tidak pernah luntur sampai sekarang. “Akhirnya, mimpi ini tercapai,” gumamnya sembari menatap ponselnya kembali. Perasaan berbunga-bunga ini adalah kali pertama yang dirasakannya. Sebelumnya dia tidak pernah merasakan yang seperti ini. “Mas Putra, tunggu aku, ya.”

Laki-laki yang dimaksud merupakan pujaan hatinya, sudah lama dia mencari kesempatan agar bisa dekat dengan pujaan hatinya, tetapi rencananya selalu gagal. Dia adalah Putra Mahardika. Laki-laki yang lebih tua tiga tahun darinya dan akan memasuki semester akhir dalam perkuliahannya. Banyak hal yang telah membuatnya mengambil keputusan ini dengan berani, menurutnya ini merupakan peluang besar baginya untuk mendapatkan hati laki-laki itu.

Putra merupakan saudara jauhnya Nara dari pihak Nenek. Sebab Neneknya Putra masih ada hubungan saudara dengan Neneknya Nara dan bisa dibilang, status mereka yaitu sepupu. Meski umur keduanya tidak begitu jauh, tetapi dia sering memanggil Putra dengan sebutan “Mas Putra”.

Nara sendiri memilih untuk melanjutkan pendidikannya di kampusnya Putra karena alasan sederhana, dia mulai menaruh rasa pada laki-laki itu. Sebenarnya sudah lama tetapi, dia baru menyadarinya sekarang. Dulu dia hanya sebatas ketemu tanpa pembicaraan sedikitpun. Akan tetapi, memang benar di masa yang akan datang kita tidak tahu hal yang apa terjadi, apakah ada perubahan atau tetap berjalan seperti dulu. Sebenarnya dia bisa saja mengambil kampus lain, selain di kota Putra. Namun, baginya bila masih ada kesempatan lebih baik diambil saja. Sebab kesempatan tidak akan datang dua kali, bukan?

Nara yang semakin dewasa mulai menyadari kalau hidupnya tidak hanya tertuju pada satu tujuan saja. Melainkan banyak hal yang beriringan menuju suatu mimpi. Sama halnya seperti dirinya sekarang, kuliah baginya hanya untuk mempertegas masa depannya dan mewujudkan mimpinya menjadi seorang penulis terkenal. Dia ingin dikenal oleh banyak orang melalui karyanya yang indah, serta mendapatkan hati pujaannya. Itu merupakan mimpi besarnya selama hidup di bumi, hingga akhirnya menjatuhkan hatinya pada Putra.

Putra MahardikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang