10. KEMAH DIMULAI

27 3 0
                                    

Banyak yang akan terjadi dalam hidup, dan semuanya tidak bisa untuk diperhitungkan kedatangannya termasuk jatuh cinta, entah di kebetulan manapun cinta akan datang. Semuanya secara tiba-tiba, tak terencana.

*****

Selamat membaca, ya🫂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca, ya🫂

Semoga suka, jangan lupa tulis di kolom komentar bab ini gimana

*****

Tempat ramai adalah salah satu hal yang dihindari oleh Nara, tetapi kali ini Putra membawanya ke lapangan bulutangkis untuk menemani laki-laki itu bermain. Di pinggir lapangan Nara sedang terduduk sembari menonton permainan Putra bersama temannya.

Nara tersenyum karena melihat Putra yang tertawa disela-sela bermainnya bersama temannya, tawa yang terlihat asli tanpa pura-pura. Senang, itulah yang dirasakan Nara karena bisa melihat Putra dengan senyum tulusnya bukan palsu.

“Ra, ayo main,” ajak Putra dari lapangan sambil bermain.

“Enggak, Mas. Aku nggak tahu cara mainnya,” tolaknya.

Putra yang mendengarnya langsung membalas, “Bentar aja, ya. Kamu harus ikutan main, biar ada manfaatnya. Ini mau selesai beberapa menit lagi.”

Nara hanya tersenyum menanggapi perkataan laki-laki itu. Dia tidak berniat untuk menjawabnya, sebab percuma juga menolak pasti laki-laki itu akan memaksanya bermain bersamanya.

“Ra, mana minumannya?” tanya Putra seraya menyodorkan tangannya.

“Nih, Mas.”

Setelah sebotol air mineral sampai di tangan laki-laki itu, Nara langsung memalingkan wajahnya berusaha menyembunyikan kegembiraannya. Mungkin jika orang lain melihat keduanya pasti menebak mereka sepasang kekasih, karena melihat Nara yang menunggu di pinggir lapangan layaknya seorang kekasih.

Sekarang Putra sudah berdiri di depan Nara sembari berkata,“Ayo main! Aku ajarin nanti, kalau kamu nggak tahu cara mainnya.”

“Aku gak tahu cara mainnya, Mas. Mendingan nggak usah aja, deh. Mas main sama temannya aja dan aku lagi males,” tolak Nara lalu mengibaskan tangannya  ke arah laki-laki itu untuk bermain kembali dengan temannya.

Putra yang mendengarnya langsung menarik lengan perempuan di depannya seraya berkata, “Enggak, ayo main. Mas mau main sama kamu.”

Sedangkan Nara yang memang tidak ingin bermain bulutangkis bersama Putra. Dia terus memberi alasan padanya dengan mengatakan,“Aku nggak punya raket. Jadi nggak usah ngajak main aku deh, Mas.”

No! Mas mau main sama kamu, bentar aku pinjamkan ke teman Mas dulu.”

Kemudian Putra berjalan ke arah Nathan yang baru saja menghabiskan air mineral miliknya. Selanjutnya dia bilang padanya,“Nat, pinjam raketnya bentar.”

Putra MahardikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang