Senang akan berkepanjangan bila pemberi rasa senang berhasil membuat si penerima jatuh hati.
*****
Selamat membaca, ya🫂Semoga suka, jangan lupa tulis di kolom komentar bab ini gimana
*****
Semua anggota pramuka serta para senior kini sudah berkumpul membentuk lingkaran mengelilingi api unggun. Malam ini akan mengadakan pertunjukan yang disaksikan oleh semua anggota, masing-masing kelompok harus menunjukkan bakatnya apa pun itu.
Putra tersenyum mendengar bahwa kegiatan malam ini merupakan pengenalan bakat masing-masing, sebab dia sendiri bingung bakat apa yang ada pada dirinya. Setahunya, dia hanya bisa tidur, makan, dan bermain badminton saja. Selebihnya, dia tidak tahu harus bagaimana.
“Kayaknya senior-senior lagi gabut deh, bisa-bisanya mereka mengadakan kegiatan gini. Serasa anak SD lagi,” protes Bondan setelah mendengar kegiatan malam ini terlontar dari mulut para senior.
“Mungkin kurang masa kanak-kanaknya,” timpal Putra yang ada di sebelah Bondan.
“Nah kan, benar banget, Put. Ternyata bukan cuman aku aja yang mikir gitu. Nih seorang Putra juga punya pemikiran yang sama. Emang bestie terbaik nih,” balasnya lalu menepuk pundak Putra dengan pelan.
“Alay kalian,” sahut Diaz yang sedari duduk di samping mereka berdua.
“Untuk semua anggota pramuka, kami persilakan menunjukkan bakat masing-masing. Mungkin ada yang sukarela untuk tampil pertama, jadi kalian dipersilakan sekarang juga agar waktu tidak semakin larut dan terbuang sia-sia.” Suara senior yang bernama Dewa terdengar nyaring memberi interupsi pada semua anggota yang ada di sini.
“Sekali lagi saya ucapkan, bagi yang ingin tampil di depan. Semuanya dipersilakan untuk segera maju dan menampilkan bakat yang dimiliki.”
Setelah senior Dewa berbicara, tidak ada satupun yang mau mengajukan diri untuk tampil pertama. Semuanya terdiam, sepi hanya suara hewan jangkrik yang menjadi pelengkap kesunyian malam ini. Hingga salah satu dari mereka semua mengacungkan tangannya, menandalan kalau orang tersebut bersedia memperlihatkan bakatnya. Semua mata kini tertuju pada orang tersebut, langkahnya yang memerlihatkan dirinya seperti orang berwibawa serta bahu tegasnya yang berjalan terlihat begitu tegak.
“Wah, ternyata orang pertama kita malam ini adalah Kak Bondan Tricaksono. Ayo kemari, Kak Bondan! Silakan tunjukkan bakat Anda yang paling indah,” kata Dewa seraya melambaikan tangannya pada Bondan yang berdiri di tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Putra Mahardika
Novela JuvenilTentang Nara, yang jatuh cinta pada salah satu kerabat jauhnya. Dia Putra Mahardika. Nara berani melakukan hal nekat demi dekat dengan laki-laki itu, tanpa kedua orang tuanya ketahui alasannya. Putra Mahardika, namanya. Laki-laki baik hati yang Nara...