Bisa di follow akun rpnya Putra sama Nara, sekaligus akun ku ya 🫂
*****
Episode bahagia denganmu semoga lebih lama, ya.
*****
Sorakan para penonton sangat ramai saat ini, di sebuah gedung kini yang dipenuhi oleh banyaknya manusia yang sangat antusias untuk menonton pertandingan badminton yang sudah di mulai. Piala Gubernur, merupakan salah satu ajang besar juga yang termasuk banyak peminatnya demi melanjutkan karir mereka menuju internasional.
Putra duduk di paling atas bersama seorang perempuan yang dia ajak setelah keputusannya semalam dengan perempuan itu, dan berakhir menerima tawarannya untuk ikut serta menonton bersamanya.
“Udah sarapan?” tanya Putra pada perempuan itu.
“Belum Put, kenapa?”
“Bentar lagi makan dulu ya, aku juga belum sarapan tadi,” kata Putra memperjelas dari maksud pernyataannya.
“Oke.”
Putra tampak fokus pada pertandingan yang baru saja dimulai di depannya, pertandingan dari sektor ganda campuran menjadi awal pembuka pada pagi ini. Semua orang sudah banyak yang duduk di kursi penonton meski masih awal, dan sebagian besar merupakan orang dewasa. Mungkin mereka ingin melihat anaknya yang sedang bertanding, jika di ingat seperti itu Putra jadi teringat pada masa dimana dirinya dulu pernah seperti itu, di tonton banyak orang lalu diberi semangat oleh orang tua serta almarhum kakaknya —Gama, kenangan terindah yang tidak akan dia lupakan.
“Mau langsung sarapan sekarang aja?” tanya Putra memastikan.
“Terserah sih Put, aku bisa nahan masih,” jawab Nayla.
“Enggak deh, sekarang aja. Kalau nanti bukan sarapan namanya, tapi makan siang lagi pula perut kita harus di isi meski sedikit.” Putra beranjak dari duduknya lalu berjalan mendahului di depan perempuan itu.
Sesampainya di warung makan, Putra memesan dua makanan beserta minuman. Sambil menunggu kedatangannya, Putra menoleh pada Nayla yang sedang memainkan ponselnya, lalu dia membuka suara. “Sebentar lagi mau balik atau mau masuk ke gedung lagi?” tanya Putra meminta persetujuan pada perempuan itu.
“Boleh balik gak? Aku pengen ke sanggar soalnya,” jawab Nayla sembari menoleh pada Putra.
“Iya, gapapa.” Putra menyetujui perkataan perempuan itu.
Selesai makan keduanya meninggalkan warung tersebut menuju tempat parkir sepedanya Putra berada. Putra melajukan motornya menuju sanggar, dengan kecepatan pelan Putra membawa Nayla menyusuri jalanan kota.
Sepanjang jalan tidak ada pembicaraan sama sekali, keduanya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Putra fokus dengan jalanan yang ada di depannya sedangkan Nayla hanya menatap jalanan yang tampak ramai di pagi yang akan memasuki siang hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Putra Mahardika
Novela JuvenilTentang Nara, yang jatuh cinta pada salah satu kerabat jauhnya. Dia Putra Mahardika. Nara berani melakukan hal nekat demi dekat dengan laki-laki itu, tanpa kedua orang tuanya ketahui alasannya. Putra Mahardika, namanya. Laki-laki baik hati yang Nara...