04

2K 178 0
                                    

Pagi ini jeno bangun tanpa renjun di sampingnya, kilasan tentang perdebatan mereka semalam tiba tiba terlintas di ingatan jeno

Jeno menghela nafas dalam sebelum akhirnya bangkit dan mulai bersiap untuk kekantor.

Kurang lebih 15 menit bersiap, ia berjalan melewati dapur dan melihat renjun yang tengah sarapan dengan ponsel di tangannya.

Jeno menghampiri renjun dan menyapa sang kekasih hati " kau pemotretan hari ini?" Tanya jeno, renjun yang tak menyadari kehadiran jeno tadi, kini menutup ponselnya dan menatap jeno

Ia menyuap sesendok sereal yang ia buat sndiri, dan menatap jeno dengan heran, namun setelah itu dengan cepat ia menggeleng pelan

Apakah jeno belum tahu bahwasanya renjun ini di undang ke perusahaannya untuk acara perilisan produk baru?

"Aku tak ada pemotretan hari ini " tutur renjun, jeno membelai surai hitam milik renjun sembari tersenyum tipis

Ia cukup lega bahwasanya renjun tak menyinggung masalah mereka kemarin malam, setidaknya jeno bisa kerja dengan tenang hari ini " lalu apa rencanamu hari ini?" Tanya jeno

Renjun tersenyum tipis, oh ini bukannya kesempatan bagus untuk membuktikan berita berita yang renjun lihat di ponsel beberapa saat tadi?

Berita tentang jeno dan wanita semalam meledak bak bom nuklir yang tepat sasaran, jujur saja renjun sedikit penasaran apakah jeno tau tentang berita itu atau tidak, dan seberapa dekat mereka berdua.

Dari maka itu untuk mengetahui hal hal yang semacamnya, renjun akan melihat momen mereka berdua dengan matanya sendiri malam ini.
karena renjun yakini, perusahaan dari orang tua perempuan tersebut ikut mengambil peran dalam perilisan produk baru perusahaan keluarga jeno.

"Tidak ada, aku hanya akan berbaring disini seharian" jawab renjun sembari tersenyum, renjun bangkit dengan semangkuk sereal yang sudah kosong

" kau tidak sarapan?" Tanya renjun, kini mereka berdua saling berhadapan

Jeno melingkarkan tangan kekarnya di pinggang kecil milik renjun.
Merasakan hal itu renjun terkekeh pelan, ia kembali meletakkan mangkuknya dan kini tangannya sibuk membelai dada bidang milik jeno

Mata keduanya saling beradu, seolah olah mencoba berkomunikasi melalui kontak tersebut.

Jari jemari jeno yang tadinya sibuk mengusap pinggang renjun, kini terangkat mengusap bibir renjun yang masih basah karena susu dari sereal yang ia makan.

" kau menginginkannya?" Tanya renjun, ia tersenyum dengan wajah yang menantang seolah olah jeno harus membayar untuk sebuah ciuman.

Jeno tersenyum tipis mendengar pertanyaan renjun, lalu mengangguk pelan sebagai jawaban.

Renjun mendekatkan wajahnya dengan wajah jeno, ia menahan dirinya agar tak terjatuh
Namun dengan tak sabarnya jeno, ia menarik renjun agar lebih dekat dengan dirinya, bahkan deru nafas mereka dapat terasa oleh satu sama lain.

" Apakah boleh ?" Tanya jeno memastikan, tangannya kini mengusap tengkuk renjun dengan lembut

Renjun mengalungkan tangannya pada leher jeno, dan menatap jeno dengan dalam " kau bertanya untuk itu?"

Tanpa babibu, jeno menyambar bibir kecil milik renjun, suara kecapan bibir menjadi backsound dari ruang makan yang terbilang cukup  sepi.

Renjun sesekali melenguh disaat jeno menghisap bibirnya dengan kuat, namun tak heran di lain sisi renjun juga menikmatinya

Di sela sela ciuman mereka, jeno tersenyum tipis, kini lumatan itu tak lagi pada bibir, bibir jeno mulai menghisap leher renjun dengan kencang sehingga menimbulkan ruam merah disana.

" jenh tidak ahh disa-

Bagai serigala yang kelaparan, jeno tak memperdulikan korbannya meminta ampun.
Semakin renjun berusaha untuk menghentikan jeno, semakin gencar jeno menghisap lehernya

Cukup puas dengan leher renjun, jeno kini kembali pada bibir renjun ia melumatnya kembali, dan semakin memperdalam ciuman mereka, renjun sesekali berusaha menyudahi ciuman tersebut karena, jujur saja ia hampir tak bisa bernafas

Ia pukul dada jeno beberapa kali, mencoba memberi tanda bahwasanya ia kehabisan nafas.
Merasakan dadanya yang di pukul, jeno menghentikan lumatannya dan mulai menjauhi wajahnya dari renjun lalu ia terkekeh pelan, melihat renjun yang terlihat sedang mengatur nafasnya

" kau seperti akan membunuhku" tutur renjun, jeno tersenyum dan memeluk tubuh renjun dengan erat

Renjun yang tadinya kesal kini ikut tersenyum dan membalas pelukan jeno
" rasanya seperti susu" tutur jeno, yang membuatnya mendapatkan pukulan kasih sayang dari renjun.

" aku pulang larut malam ini, jangan menungguku. Mengerti?" Sambung jeno, sembari melepaskan pelukannya

Renjun mengangguk bertanda ia mengerti  " aku pergi, baik baik dirumah ya"

Jeno mulai melangkah, meninggalkan renjun, ia sesekali berbalik dan tersenyum kepada renjun

"Jeno!" Panggil renjun sebelum jeno hilang dari pandangannya "bisakah aku menghadiri pesta temanku malam ini?" Tanya renjun, yang di balas acungan jempol oleh jeno.

where is your love?

where is your love?  [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang