19

1K 103 0
                                    

Jelas mimpi

Renjun memang berharap apa yang barusan ia lihat adalah mimpi

Terakhir kali renjun mengingat bahwasanya jeno masi bersamanya, mereka masi bercanda serta bercanda gurau.

Renjun mengusap wajahnya dengan gusar, ia terlalu memikirkan jeno, yang ia harus tau pasti adalah jenonya baik baik saja

"Ren" karina menatap renjun dengan khawatir

Renjun tersenyum tipis, ia mengangguk mengisyaratkan tak apa, tangannya mengepak selimut yang tadi menutupi dirinya.
Namun siapa sangka hal itu membuat pergelangannya terasa amat sangat nyeri

Renjun lihat pergelangan tangannya yang terlilitkan perban dan juga infus, ia pandang sangat lama dan enggan membuka suara

Apa maksud perban ini?apa maksud lukanya?
Tangan renjun yang lain mencoba menyentuh luka tersebut, ia menekannya beberapa kali dengan sedikit kuat sehingga ia dapat merasakan sakit yang amat sangat

"Renjun!kau akan membuatnya kembali berdarah, sudah renjun!"

Renjun menatap karina sembari menyodorkan tangannya " kapan aku melakukan ini?untuk apa melakukan ini?bukankah ini semua hanya mimpi?apa maksudnya ini?"

Seharusnya renjun tau, melihat wajah karina yang sembab serta bukanlah jeno yang menunggunya terbangun dari tidur bertanda bahwa apa yang renjun lakukan serta renjun tahu adalah faktanya

"Dimana jeno?!dimana!!" Renjun tak peduli ia ada berada dimana, ia hanya ingin tahu keberadaan kekasihnya

Renjun sibuk mencabut infus yang tertancap di tangannya, ia melihat kearah jendela yang memperlihatkan langit jingga diluar sana

Tujuan renjun satu, yaitu ruang duka yang ada di rumah sakit

Tanpa berpikir panjang, bahkan ia tak memperdulikan karina yang berteriak memanggil dirinya dan kakinya yang tak beralaskan

Renjun hanya perlu berlari dan menuju ruang dukanya sekrang.

Renjun berdiri, diam membisu melihat bahwa foto jenolah yang terpampang jelas dengan rangkain bunga putih menyelimutinya

Dapat renjun lihat peti yang berisikan kekasihnya itu dengan jelas, renjun bingung bukan kepalang.

Renjun tatap pergelangan tangannya yang mulai meneteskan darah kembali

Perdebatannya dengan jeno beberapa jam lalu membuat renjun menyesali segalanya

"Kau tak kerja hari ini?" Tanya jeno sembari membelai rambut renjun, ia merindukan renjun dengan amat sangat.

Renjun menggeleng "aku menemanimu disini, hari ini" tutur renjun sembari memberikan sepotong apel yang telah ia kupas kulitnya kepada jeno

Jeno tersenyum tipis " Lalu besok? Kau akan menemaniku pulang kan?" Renjun menatap jeno sekilas

Sejujurnya renjun tak mau membawa hubungan mereka terlalu jauh, apalagi jeno sudah mempunyai istri sekarang.

Seperti yang renjun ketahui, jeno adalah orang terpandang dan keluarganya sangat berpengaruh.
Menikahi karina adalah keputusan yang tepat, dan baik bagi keluarganya dan keluarga renjun sendiri.

Perihal cinta, renjun memang mencintai jeno lebih dari apapun.
Tapi melihatnya sehat dan tetap ada sudah amat sangat membantu cintainya renjun.

"Ren?kau datang untuk kita bersama kembali kan?" Ulang jeno, membuat renjun sadar dari lamunannya.

Renjun tersenyum, ia gapai tangan jeno dan mengelusnya " aku mencintaimu, amat sangat.
Kau tau itukan?" Tanya renjun kepada jeno

Jeno tersenyum lebar, dan mengangguk dengan semangat, tentu saja ia tahu itu " melihatmu tahu hal itu sudah membuat cintaku tetap hidup jen" senyum yang tadinya merekah bak sinar matahari di pagi hari, kini perlahan menggelap

"Jalanilah hidup bersama karina, kau tetap ada di hatiku.  melihat posisimu yang skarang sudah menjadi milik orang lain tidak membuatku berharap banyak. Aku akan mengingatmu disetiap jalan hidupku" renjun mengelus pipi jeno, ia menatapnya dengan senyum yang terasa di paksakan

Jeno menggeleng, ia melepaskan tangan renjun dari wajahnya " Tapi aku tak ingin, aku ingin bersamamu. Apa kau sesulit itu untuk mengerti?" Tanya jeno ia bangkit dari duduknya dan menjauhi renjun begitu saja

"Tidak begitu, aku mengerti dirimu sangat. Tapi apa yang bisa kita lakuka-

"Pergi, ayo kita pergi dri kota atau bahkan negeri ini, aku akan membiayaimu dan kau tak perlu memikirkan hal lain da-

"Lalu bagaimana orang tuaku?apakah kau yakin ayahmu tidak akan mencelakai mereka?"

Jeno terdiam, benar.

Ayahnya orang penting dan bisa melakukan apa saja kepada siapa saja.

Mau tak mau jeno akhirnya mengangguk, ia berbalik dan memeluk tubuh renjun dengan erat.

Setidaknya untuk terakhir kali "saatnya aku minum obat, bisa ambilkan air ?" Tanya jeno, yang di balas anggukan kecil dari renjun

Renjun mengambil air yang ada di samping ranjang milik jeno, sedangkan jeno berjalan kearah meja yang tadinya mereka duduki

Mengambil kotak obat miliknya, melihat seluruh obat obatan itu dengan seksama  " renjun" Panggil jeno

"Kau butuh yang lain?" Tanya renjun dari belakangnya

"Jika tidak denganmu, maka tidak dengan siapapun"

Pada saat itu pula jeno memutuskan untuk memakan semua obat obatannya secara sekaligus, dan beberapa saat kemudian mengalami kejang serta mulut yang terus terusan mengeluarkan busa.

Renjun sempat melakukan pertolongan pertama, ia mencoba mengeluarkan seluruh obat obatan yang baru saja jeno telan sebelum akhirnya pria itu tak sadarkan diri.
Bahkan renjun masi sempat memarahi pria tersebut tapi hanya di balas kekehan serta ucapan " aku senang kau yang menjadi terakhir kali aku lihat ren"

Jeno di diaknosa overdosis obat.


Bersambung....

where is your love?  [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang