12

1.6K 174 0
                                    

Jeno terbangun dari tidurnya, ia melihat keluar jendela menampakkan langit pagi yang begitu cerah.

Ia terdiam untuk mengingat apa saja yang terjadi tadi malam,  dan jeno memilih untuk menghela nafas, menerima kenyataan bahwa pada akhirnya ia tetap terbangun sendiri pagi ini.

Jeno mengusap wajah, ia hendak mengganti baju tidurnya dan berjalan mendekati lemari pakaian.

"Jen kau sudah bangun?" Suara decitan pintu serta kalimat yang baru saja ia dengar membuat aktivitas perth berhenti

Ia membalikan tubuhnya dengan segera, betapa terkejutnya ia melihat renjun yang tengah berdiri disana

"Segeralah mandi, aku membuat sarapan" tutur renjun dengan senyumannya

Tak ada respon, jeno masi terkejut dengan kehadiran renjun yang membuat renjun sendiri kebingungan " kau kenapa?"

Renjun berjalan mendekati jeno, menyentuh dahi pria tersebut memastikan bahwa dia baik baik saja "Tidak pana-

Renjun mematung disaat jeno tiba tiba memeluknya, erat.
Sampai membuat renjun kesulitan untuk bergerak " ada apa?" Tutur renjun yang di acuhkan oleh jeno

Pria itu menenggelamkan wajahnya di ceruk leher renjun, ia juga mengusap punggung renjun dengan lembut.

Merasa mengerti keadaan jeno, akhirnya renjun mengalah sembari tersenyum tipis, ia membalas pelukan jeno dan menepuk nepuk bahu sang empu untuk menenangkannya

"Ini terlalu pagi jika hanya untuk bermanja seperti ini" saut Renjun di sela pelukan sembari terkekeh pelan

Jeno melepaskan pelukannya, menggenggam tangan renjun sembari tersenyum lebar " Terimakasih " kata jeno yang di balas anggukan oleh renjun.

Tangan yang tadi di genggam, kini terangkat mengusap wajah jeno "Aku minta maaf"

Kali ini bukan jeno yang meminta maaf, melainkan renjun sendiri.
Maaf karena tak tau apapun tentang hidup kekasihnya itu

Jeno menggeleng ribut, ia tak mau ada kesedihan lagi pada hubungan mereka.
Renjun tau bahwa jeno sudah berjuang demi mereka itu lebih dari cukup.
Jadi saatnya maju bersama, ia sanggup sekarang karena ada tangan yang menompangnya, tangan renjun.

Where's your love?

Setelah sarapan bersama, renjun dan juga jeno memilih untuk bersantai di ruang tv
Menikmati serial berdua, seperti yang biasanya dulu mereka lakukan

"Sudah lama tak melakukan ini" gumam jeno sembari mengecup dahi renjun yang ada di pelukannya

Renjun terkekeh pelan, ia menatap j8 yang terlihat tampan dari bawah pelukannya.

"Jen" Panggil renjun, jeno berdehem atas panggilan yang renjun berikan

Renjun menatap tv kembali, kali ini pandangannya kosong.
Memikirkan omongan Tuan Lee, ayah jeno yang terus terusan berdengung di telinganya.

Merasa tak ada jawaban dri renjun, jeno menatap kekasihnya yang terlihat melamun.

"Hey ada apa?"

Renjun terkejut, ia menggeleng dan kembali memeluk tubuh jeno " Aku merindukanmu, sangat"

Bagaimana renjun bisa melepaskan jeno begitu saja?ia tak bisa, jeno bahkan terlihat sangat membutuhkan dirinya dari pada dirinya sendiri.

"Bisaa kah kita selalu seperti ini?" Tanya jeno tiba tiba yang membuat renjun dengan segera mengangguk

"Tentu saja!! aku akan slalu disini, memelukmu" jawab renjun dengan nada sedikit kesal

Jeno tertawa, ia usap rambut renjun dengan lembut " aku akan mengusahakan apapun, asal kau disisiku.
Maka, tunggu lah aku sebentar lagi ya?"

Renjun memejamkan matanya, kata kata jeno benar benar menenangkan hati

Benar, apapun bisa mereka usahakan,
Asal sama sama masi saling memiliki

Renjun harap, semuanya berjalan lancar seusai harapan mereka.

Where's your love??

where is your love?  [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang