11

1.6K 184 3
                                    

Jeno tidak ingin pulang.

Di kedai mie semalaman dia memohon dengan kondisinya yang di bilang tak baik itu kepada renjun untuk pulang.

Mau tak mau renjun akhirnya memilih untuk ikut serta kembali kekediaman mereka.

Renjun menduduki diri di ujung tempat tidur, menatap jeno yang tengah terlelap sembari sesekali mengusap air matanya yang masih membengkas

Jeno cerita banyak sebelum akhirnya kelelahan dan memilih tidur, ia menceritakan segala yang ia bisa sampaikan kepada renjun.

Tak ada yang di tutup lagi, termasuk kenapa hubungan mereka yang selalu jalan di tempat.

Sejujurnya renjun sudah tau hal ini, dirinya di caci maki oleh ayah jeno sebelumnya.
Tapi, lagi lagi renjun hanya tau cerita dari sepihak tanpa tau bagaimana rasanya menjadi lelaki yang tengah ia tatap

Renjun menghela nafas pelan, ia memikirkan apa yang terjadi besok hari.
Apakah jeno akan baik baik saja?apa ibu jeno juga akan bertahan disana?apakah keputusan jeno untuk memilihnya adalah keputusan yang tepat? Semua pertanyaan tersebut berputar di pikirkan renjun

Renjun menghentikan usapan tangannya di kala mendengar ponsel jeno yang berbunyi, ia meraih ponsel tersebut dan mulai memasukkan sandi untuk membukanya.

Disana, ada sebuah pesan dari kontak yang bernama "karina" Wanita yang sangat ingin ayah jeno jadikan menantu

Renjun lirik jeno sekilas, lalu memperbaiki posisi duduknya sembari membuka pesan tersebut

" kau dimana?pulang lah, ayahmu mengamuk"

Renjun membaca pesan yang di kirimkan oleh karina dengan pelan dan kembali mematikan ponsel milik jeno

Ini kondisi terburuk yang pernah renjun rasakan, benar benar buruk.

Renjun kembali melirik ponsel jeno disaat ponsel tersebut kembali berbunyi, dengan segera renjun raih ponselnya dan membaca pesan masuk itu lagi.

"Jen ku mohon, setidaknya demi ibumu"

Renjun bangkit dari duduknya kali ini, ia menyambar kunci mobil dan jaketnya.
Meninggalkan jeno yang masi terlelap di alam mimpi

Tujuannya satu, kediaman keluarga Lee.

Dengan kecepatan penuh, ia melajukan mobilnya pada alamat yang sempat ia minta oleh karina melalui ponsel jeno.

Sesampainya di depan gerbang rumah yang menjulang tinggi, renjun keluar dari mobilnya

Ia di hampiri oleh seorang
Satpam. yang berjaga " katakan saja kepada tuanmu bahwa aku sosok yang merebut putra semata wayangnya "

Tak lebih dri 5 menit, renjun di persilahkan masuk

Ia di antarkan oleh salah satu pelayan untuk menuntutnya kepada ruangan yang terlihat cukup besar.

Renjun di persilahkan masuk, dan ia melihat sosok pria paruh baya yang tengah berdiri membelakanginya.

Renjun meremat ujung bajunya, sedikit gusar tentang situasi ini bahkan setelah pertemuan kedua sekalipun

" ku bilang jauhi anakku bukan?"

Renjun menatap punggung itu yang terlihat enggan berbalik menatapnya

" Anakku hanya akan menikah dengan wanita, kau harus tau itu?jadi Pergilah dari hidupnya sebelum aku mempermalukan hidup mu"

Renjun mengulum bibirnya menahan ketakutan yang bergejolak 

"Aku tak bisa"

3 kata yang membuat punggung pria di hadapannya berbalik
Dapat renjun lihat ia terkekeh pelan atas jawabannya " aku memperingatimu berkali-kali  sebelumnya, karirmu ada di tanganku jika kau lupa"

Renjun menggeleng, sembari tersenyum tipis ia mencoba untuk tidak melihatkan sisi takutnya " aku tidak lupa, sama sekali tidak.
Tapi kau tak lupa juga bahwa jeno anakmu bukan?"

Tuan Lee menatap renjun dengan tajam, berani beraninya orang asing menilai tentang keluarganya ini.

"Aku tak perduli bahwa jeno akan menikah dengan siapapun, aku bisa mengalah, aku jamin itu"

Renjun maju beberapa langkah, ia ketuk meja kaca yang terusun apik di sebelahnya " Tapi kau menjamin apa atas mengalahnya diriku?"

salah satu alis Tuan Lee terangkat
" kau tak punya hak untuk mendapatkan jaminanku, jeno bukan milikmu sehingga aku harus mendapatkan izin untuk menikahkannya dengan siapapu-

"Lalu kau punya hak?"

Tangan Tuan Lee  mengepal mendengar jawaban renjun yang memotong ucapannya "dia anakku, tentu saja aku punya hak"

"Lalu bersikap lah seolah olah kau memang ayahnya!"

Renjun mengusap wajahnya dengan kasar,  bicara dengan Ayah jeno tak semudah yang ia bayangkan " kau tak pernah menginginkan jeno menjadi anak Tuan, ku harap kau menyadari hal itu.
Kau hanya menjadikannya alat untuk melanjutkan bisnismu, melanjutkan kekayaan dan kekuasaanmu.
Kau hanya menjadikannya boneka "

Tatapan renjun kini melunak, ia menatap ayah jeno penuh dengan permohonan dan harapan " biarkan dia mencari kebahagiaannya sendiri, bertindaklah seperti ayah yang kau ucapkan tadi, aku sangat memohon kepadamu.
Dia cukup menderita selama ini"

Renjun meletakan sebuah foto di meja kaca yang sempat ia ketuk tadi " impian jeno menjadi atlet, bukan menjadi penerus bisnismu seperti sekarang ini, apa kau tau?" sambung renjun lagi lalu ia berbalik sembari menghela nafas pelan.

Tak ada harapan disaat melihat ayah jeno hanya diam tanpa bereaksi apapun terhadap impian anak semata wayangnya

Kakinya mulai melangkah menjauhi Tuan Lee yang masi membebal

"Aku bisa mewujudkan keinginan jeno yang ingin mencari kebahagiaannya sendiri"

Kalimat yang keluar dari mulut Tuan Lee  menghentikan langkah kaki renjun , ia ambil foto yang menujukan jeno kecil tengah bertanding untuk kejuaraan nasional dan berjalan mendekati sosok yang di cintai putranya itu

"Tapi untuk bahagia, bukankah jeno harus mengorbankan kebahagiaannya yang lain?"

Mata renjun membulat sempurna disaat melihat foto tersebut di robek secara tiba tiba di depannya " Pergilah, katakan pada jenomu itu jika ia tak pulang sampai esok pagi, ku pastikan ia akan kehilangan segalanya"

Robek robekan kertas yang tadinya di telapak tangan ayah jeno, kini di lempar tepat di wajah renjun.
Ia menutup mata merasakan kertas yang menampar wajahnya secara kuat

Matanya memanas membayangkan bagaimana mungkin ia menjelaskan hal seperti ini kepada jeno, itu tak mungkin.

"Oh satu lagi, pastikan juga bahwa kalian sudah memutuskan hubungan yang tak bermanfaat bagiku itu sebelum dirinya pulang kemari. Silahkan, pintu ada di sebelah sana"



Bersambung...

where is your love?  [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang