LL-1

132 42 4
                                    

Hallo selamat datang
kembali di 'Laksana Langit'
terima kasih sudah mampir
-
-
-

suasana yang tenang
tergantung yang ngendaliinya

Jean Luwis-"

___

Suasana rumah kembali membuat Ana kangen, sesampai di rumah Ana berjalan melangkah ke arah kamar.

"Yu...yayu kenapa?" ucap Jean membuat Ana berhenti, "e-engga papa...yayu cuman kecapean kok, yayu ke kamar ya" ucap Ana lalu kembali melangkah.

Jean tiba-tiba saja langsung mengang tangan Ana dan menudukan Ana di sofa, "bentar yu, jangan kemana-mana" ucap Jean lalu pergi, Ana hanya mengela nafas.

"Yu...nih minum" ucap Jean saat kembali membawa segelas air putih, Ana pun menerima gelas itu dan meminumnya.

"Kan dah pernah Jean bilang yayu-" ucap Jean.

"Dahh yayu gapapa tadi yayu cuman pinsan bentar kok" ucap Ana memotong ucapan Jean, "tapi yayu harus ingat, yayu itu gak boleh lama berdiri" ucap Jean dengan khawatir.

"Hmm...iyaa yayu gak ulangin lagi kok, Jean juga harus tenang, kan Jean sendiri yang bilang" ucap Ana ketawa kecil mengacak rambut Jean.

"Udah ya yayu mau ke kamar, kalau yang lain tanyain bilang aja yayu dah di kamar gitu ya" ucap Ana beranjak dari sofa menginggalkan Jean yang masih kesal karena ramburnya di acak-acak oleh Ana.

Sesampai di kamar, Ana pun menutup pintu kamar dan berbaring di atas kasur untuk istirahat sejenak.

•••

Suasana ramai kini meliputi ruang makan, "Bii gimana kalau minggu ini kita jalan-jalan aja sekeluarga" ucap bu Lisa saat semua selesai makan, "wahh boleh tuh" ucap Seno dan Sean serempak.

"Ana gak bisa, gapapa kan Mi...Bi?" ucap Ana dengan menundukan kepala, "lohh ya gapapa dong nak, emang Ana mau kemana" ucap bu Lisa dengan lembut.

Ana pun mengangkat kepala "gak jauh sih Mi, Ana mau ke taman sama ke toko buku" ucap Ana, bu Lisa dan pa Luwis pun mengizinkan, awalnya Jean ingin ikut dengan Ana, tapi akhirnya ikut bu Lisa dan pa Luwis.

Ana pun mengangkat kepala "gak jauh sih Mi, Ana mau ke taman sama ke toko buku" ucap Ana, bu Lisa dan pa Luwis pun mengizinkan, awalnya Jean ingin ikut dengan Ana, tapi akhirnya ikut bu Lisa dan pa Luwis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gowesan sepeda Ana yang biasa di pakai untuk berpergian yang dekat kini mengiri perjalanan Ana, suara keramaian taman membuat Ana tenang.

"Na! Ana!" ucap Ola melambaikan tangan, Ana yang Ola sedang di taman pun menghampirinya.

"Kamu ngapain kesini Na, gimana kalau kita ke toko buku aja" ucap Ola saat Ana sudah duduk, Ana pun mengiakan dan mereka berangkat ke arah toko buku.

Sesampai di toko buku, Ana dan Ola pun mencari buku yang ingin di baca, setelah beberapa saat Ana sudah menemukan buku yang di carinya begitu pun Ola, meraka pun membayar buku yang ningin mereka beli.

"Ibu di mana bi" ucap seseorang saat Ana dan Ola sedang bayar, Ana pun terkejut melihat Andra berada di sebelahnya.

'Ibu...bibi berarti Andra pemilik toko ini' batin Ana sesaat. Lalu, mengabaikannya, Ana dan Ola pun beranjak keluar dari toko, sesekali Ana dan Andra saling bertatapan. Namun, dengan ekspresi biasa saja yang berlalu.

"Na...?" ucap Ola, Ana pun membuka matanya dan melepas headset di telinganya yang mandangannya masih menatap langit yang begitu indah.

"Na kamu kenal sama Andra" ucap Ola yang membuat Ana sontak mengalih pandangannya ke Ola "maksudnya" ucap Ana yang tak tau apa yang di bicara Ola.

Dengan ekspresi Ana yang masih bingung, Ola mengubah posisinya, "yaa...tadi kemarin kamu telat bareng sama Andra" ucap Ola.

Ana mengkerutkan keningnya, "hahh...kan bukan berarti bareng itu kenal Ola" ucap Ana sambil membenarkan kerudungnya, "jadi kamu gak kenal sama Andra" ucap Ola sambil menengkankan kalimat terakhirnya.

Ana dengan santai menjawab dengan anggukkan.

•••

Melodi merduh kini terdengar di sebuah kamar, Ana dengan dengan sangat fokus dan santai membaca setiap ayatnya dengan teliti dan benar, pukul 04.00 tertera di jam dinding kamar Ana, kali ini Ana lumayan santai di karenakan Jean, Seno, Sean sudah bangun lebih pagi.

Matahari memancarkan sinarnya dari pantulan kaca jendela, kini Ana dengan tenang masih di kamar, senyum simpul kini terpancar setelah melihat dirinya sendiri di pantulan kaca, seragam putih biru yang ukuran panjang dengan atribut yang lengkap serta kerudung yang sedang menempel di kepalanya membuat penampilan Ana yang sempurna.

Ana dengan santai berjalan keluar kamar dan berpamitan kepada bu Lisa dan pak Luwis.

Sesampai di sekolah dan bel masuk berbunyi semua siswa dan siswi keluar berhamburan kelapangan untuk melaksanakan upacara setiap hari senin.

Setelah beberapa saat lamanya, semua siswa berhambuar ke kelas masing-masing dengan cepat untuk menghilangkan kelelahannya saat upacara.

Brukk!

Baru saja beberapa langkah, Ana terjatuh pingsan, spontak Ola yang di samping pun merangkul Ana dengan kuat.

Saat Andra ingin ke kantin, Andra melihat kerumunan di tengah lapangan pun berlari dan menghampiri.

"Ada apa ini" ucap Andra dengan panik, saat udah melihat pusat perhatian dari kerumunan itu, Andra mengepal kencang tangannya dan spontak deng cepat mengendong Ana dan bawa ke ruang UKS.

Saat sampai di ruang UKS, Rey yang mendengar Andra di UKS pun menghampirinya, "Ola!" ucap Rey saat melihat Ola berada di depan ruang UKS.

"kamu liat Andra, terus kamu di sini ngapain?" ucap Rey, Ola pun berdiri dari tempat duduk, "e...Andra ada di dalam, sedang nemenin Ana, tapi jangan masuk dulu" ucap Ola, Rey yang tau maksud Ola pun duduk di sebelah Ola.
___
Terima kasih telah membaca
'Laksana Langit'
-
-
-
NEXT PART 🖤

Laksana LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang