8.Tertabrak Mobil

4.5K 295 2
                                    

"Diamlah!" Oh astaga sepertinya Agares sudah sangat kesal.

'Ahhh apa aku sudah agak keterlaluan ya?' batinnya "maaf, maaf, aku hanya bercanda" Bujuk Alister agar bayi besar itu tidak marah lagi.

"Agares" Ucap Alister.

Agares tidak menjawab, dia hanya menatap Alister dengan enggan.

"Bolehkah aku memanggil mu 'Aga'? "
Lanjutnya.

Agares hanya memalingkan wajahnya dan berkata dengan suara yang sangat kecil "terserah" Ucapnya.

Alister memiliki pendengaran yang sangat tajam sehingga dia dapat mendengarnya dengan sangat jelas.

Mendengar itu Alister tersenyum "terimakasih" Ucapnya.

Diam-diam ternyata Agares mengintip dari sudut matanya. Oh astaga... Itu sangat menggemaskan.

Bianglala pun berhenti, ah, sepertinya sudah waktunya untuk turun.

Mereka berdua pun turun dari sana, Agares jalan duluan meninggalkan Alister dibelakang.

"Hei, Aga tunggu" Ucap Alister sambil mengejar Agares.

Agares sedikit memelankan jalannya, "Hei, apa kau masih marah? " Tanya Alister. Agares hanya terdiam dia sudah memasang wajah datarnya kembali, Alister yang melihat itu hanya tersenyum. Dan berjalan ketempat parkiran.

Saat ini sudah pukul 00.14

Ah, tidak terasa waktu sudah berlalu begitu cepat. Saat ini mereka sudah ada ditempat awal Agares menjemput Alister.

"Kau cepatlah kembali, ini sudah sangat malam" Ucap Alister.

Agares hanya mengangguk kecil, lalu ia menaiki motornya, sebelum Agares sempat memakai helem Alister sudah lebih dulu membelai kepalanya "Hati-hati dijalan jangan ngebut-ngebut" Ucapnya.

Agares terdiam, ia menatap Alister sebentar lalu mulai menyalakan motornya dan pergi dengan kecepatan tinggi.

"Hah... Anak itu..." Alister menghela nafas.

"Oh, astaga aku lupa mengembalikan jaketnya" Alister baru ingat dia masih memakai jaket milik Agares.

"Aku akan mengembalikan nya disekolah, sebaiknya aku juga segera kembali sebelum ketahuan" Ucapnya.





Agares menjalankan motornya dengan kecepatan rata-rata, disana benar-benar sangat sepi hanya ada dia seorang diri, tapi tiba-taba.

Tin... Tiiin....

Brak...

Ckkiiiittt...

Entah dari mana sebuah mobil berkecepatan tinggi melaju ke arahnya, Agares tidak sempat mengelak. Ia terpental beberapa meter dari mobil itu.

"Apa yang terjadi?" Ucap pria paruh baya didalam mobil itu.

"S-sepertinya s-saya menabrak seseorang tuan" Ucapnya gugup.

"Apa? Cepat, cepat kau cek dulu" Ucap pria paruh baya itu.

"Baik tuan"

Disisi Agares

'Sialan, ini bahkan belum 3 minggu sejak aku ditabrak dan masuk rumah sakit, dan sekarang aku akan masuk rumah sakit lagi? kenapa hidupku begitu sial?' batin Agares dengan sedikit kesadaran dia mencoba melihat wajah orang yang menabraknya.

Seorang pria keluar dari mobil dan langsung menghampirinya.

"########" Entah apa yang dikatakan oleh pria itu, Agares tidak dapat mendengarnya dengan jelas.

"K, kau-" Ucap Agares sebelum kesadarannya benar-benar menghilang.




Seorang pria keluar dari mobilnya, matanya melihat sekeliling mencari keberadaan orang yang di tabraknya.

Ah, saat ini matanya tertuju pada seorang pemuda yang bersimbah darah, ia langsung dengan cepat menghampirinya.

"Astaga!" Ucap pria itu.

"K-kau-" Ucap Agares sebelum kesadarannya benar-benar menghilang.

"Hey, bangun" Ucap pria itu panik.

"T-tuan, s-saya, saya menabrak seorang remaja" Ucap pria itu gugup.

"Bawa kemari, kita pergi kerumah sakit dulu" Ucap pria paruh baya itu.

"Baik tuan" Pria itu mengangkat Agares dengan susah payah masuk kedalam mobil.

Setelah ia berhasil meletakkannya di dalam mobil ia langsung menjalankan mobilnya kerumah sakit terdekat.





"Bagaimana kondisinya" Ucap pria paruh baya itu kepada sang dokter.

"Cedera di kepalanya cukup parah, terdapat cedera tulang di tangan kiri dan kaki kanannya, kita harus membayanya ke ruangruang ICU untuk memantau kondisinya sampai stabil" Jelas dokter itu.

"Saya mengerti, lakukan yang terbaik untuknya, saya akan menanggung semua biayanya" Ucap pria paruh baya itu.

Ia duduk di kursi tunggu, entah mengapa saat melihat wajah pemuda itu pikirannya menjadi berantakan. Ada perasaan aneh didalam hatinya, dia sangat ingin menyelamatkan pemuda itu, padahal mereka bahkan tidak saling mengenal. Dia bukan tipe orang yang akan merasa kasihan pada orang lain, apa lagi sampai menyelamatkannya.

"Tuan apa kau baik-baik saja?" Ucap seorang pria, sepertinya dia adalah asisten pria paruh baya tersebut.

"Cari tau tentang anak itu, besok pagi harus sudah ada" Perintah pria paruh baya itu kepada asistennya.






Pagi harinya

"Tuan ini dokumen yang kau inginkan" Lapornya sambil memberikan dokumen itu.

Pria paruh baya itu mengambil dan membaca dokumen itu.

"Bagaimana keadaannya, Jack?"
Ucap pria paruh baya itu kepada asistennya yang bernama Jack.

"Dia masih belum sadar tuan" Lapor Jack.

"Kabari jika sudah ada perkembangan" Ucap pria paruh baya itu dingin.

"Baik tuan" Jack menundukkan sedikit badannya dan pergi dari ruangan itu.

"Agares Markslin, dari panti asuhan, tidak punya orang tua, sepertinya dia berumur 17 tahun" Gumam pria paruh baya itu. Dia sedang membaca dokumen yang diberikan oleh asistennya itu.

Sudah seminggu sejak kejadian itu.

Saat ini Jack sadang berjalan ke ruang rawat Agares, betapa terkejutnya dia saat melihat ada beberapa dokter diruangan itu.

Entah kenapa dia menjadi sangat cemas, selama ini Jack lah yang sudah merawatnya selama seminggu ini. Dan juga sepertinya tuannya sangat peduli padanya, ini bukan hal biasa.

Brak

Jack membuka pintu itu dengan kasar. Mata semua orang langsung tertuju padanya.

"Apa, apa yang terjadi-"


Bersambung

Kembaran Yang Terpisah (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang