20.

2.3K 153 17
                                    

"Tuan muda, sudah waktunya bangun" Ucap Aksa membangunkan Mark dari tidurnya.

"Hm"

Mark mulai membuka matanya, setelah ia sadar sepenuhnya ia langsung bangkit dari tempat tidurnya. Dan berjalan menuju kamar mandi.

Beberapa menit telah berlalu dan Mark keluar dari kamar mandi itu dengan kaos hitam dan celana panjangnya.

Mark tidak menggunakan seragam karena hari ini sekolah libur.

"Tuan muda, Tuan Edrick sudah menunggu mu di ruang makan" Ucap Aksa.

Mark hanya menganggukkan kepalanya dan berjalan menuju ruang makan tersebut.

Saat ini di ruang makan hanya ada Mark dan sang daddy. Tidak ada yang mengucapkan sepatah kata pun saat ini, hanya ada suara peralatan makan yang saling bergesekan.

"Bagaimana latihan mu?" Ucap sang daddy.

"Tidak ada masalah" Jawab Mark singkat.

Mereka tidak banyak bicara saat sedang bersama, ya... sifat ayah dan anak ini memang 11 12, sama-sama dingin dan canggung. Sebenarnya mereka juga bingung apa yang harus di bicarakan.

Beberapa menit berlalu dan mereka sudah menyelesaikan acara makannya, tidak lama sang daddy memulai percakapan.

"Bukan kah hari ini sekolah mu libur?"

"Ya"

"Kalau begitu ikut lah dengan ku"

Mark terdiam sejenak menatap sang daddy.

"Jam berapa?" Tanya Mark.

"30 menit lagi, bersiap siap lah"

Lalu Mark berdiri dan berjalan menuju kamarnya untuk bersiap siap.

"Tuan muda ini pakaian mu" Aksa memberi satu set jas kepada Mark.

Mark mengambilnya dan memakai pakaian itu, ia mengenakan jas berwarna navy.

"Tuan muda apa anda sudah siap?" Tanya Aksa.

"Ya"

Mark berjalan menuju halaman depan yang sudah terparkir sebuah mobil di sana.

Ia membuka pintu mobil dan masuk kedalam mobil tersebut, disana sudah ada sang daddy yang sedang membaca sebuah berkas ditangannya.

Setelah memastikan Mark masuk kedalam mobil, Daddy pun menyuruh Jack untuk segera berangkat.

Beberapa menit berlalu, dan mereka pun sudah sampai di tempat tujuan.

Disana terlihat sebuah bangunan yang amat megah, itu adalah salah satu perusahaan milik Dirgantara.

Jack segera bergegas untuk membukakan pintu mobil untuk tuannya.

Mark dan daddy keluar dari mobil tersebut dan segera memasuki gedung tersebut, dengan diikuti oleh Jack di belakangnya.

Banyak pasang mata yang diam-diam melirik kearah mereka, dan terdengar juga suara bisik-bisik disana. Sepertinya mereka penasaran dengan seseorang yang tuannya bawa itu.

Mereka terus berjalan menghiraukan orang-orang yang terus memperhatikan mereka,lalu mereka memasuki sebuah lift khusus yang bahkan tidak bisa digunakan oleh karyawan biasa, lift itu langsung menuju ke lantai paling atas.

Tidak lama pintu lift pun terbuka, dan langsung disuguhi ruangan yang begitu besar sepertinya lift ini memang di rancang khusus untuk langsung ke ruangan ini.

Mereka berjalan memasuki ruangan tersebut, Mark langsung duduk di sofa yang ada diruangan tersebut sedangkan sang daddy langsung duduk di meja kerja miliknya yang di ikuti oleh Jack sebagai asisten nya untuk membantu pekerjaannya.

Mereka mulai melakukan pekerjaannya masing-masing sedangkan Mark dia hanya duduk diam di sofa, meraka benar-benar mengabaikannya seperti ia tidak pernah ada disana, Mark juga bingung mengapa daddy nya membawanya ke sini sedangkan saat ini ia diabaikan. Karena merasa bosan Mark mengeluarkan ponselnya dari saku dan mulai memainkan sebuah game yang ada di ponsel tersebut.

Beberapa waktu berlalu dan Mark memutuskan untuk berkeliling di perusahaan tersebut, dia benar-benar diabaikan di sana, mereka sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Saat ini Mark sedang berada di sebuah ruang karyawan disana. Disana Mark melihat ada sebuah keributan lalu ia menghampiri nya.

"Apa kau tidak bisa bekerja dengan benar?" Marah seorang pria tua yang agak gemuk disana.

"Maaf tuan, saya tidak sengaja" Ucap karyawan itu sambil mengambil beberapa kertas yang berserakan dilantai.

Pria gemuk itu terus memarahi karyawan tersebut, padahal belum tentu itu salahnya. Orang-orang yang ada disana hanya diam saja, seolah-olah tidak ada yang terjadi, mereka menutup mata dan telinga mereka berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Hanya dengan sekali lihat kau akan langsung mengetahuinya, hal seperti ini bukan terjadi hanya sakali atau dua kali disini.

"Tuan bukan kah kau sudah agak keterlaluan?" Ucap Mark saat sampai disana.

"Siapa kau? Tidak usah ikut campur" Ucap pria gemuk itu.

"Sudah jelas bahwa kau yang salah, kau yang tidak berhati-hati dan menabraknya terlebih dahulu"

"Apa maksud mu? Beraninya kau menyalahkan ku"

"Tidak, aku tidak menyalahkan mu, hanya saja itu lah yang ku lihat"

"Kau, dasar anak sialan" Pria itu menghentikan ucapannya sejenak dan melanjutkannya "Ah kau, apa kau karyawan baru itu?" Lanjutnya dengan menatap Mark dengan remeh.

Mark mengerutkan keningnya, Karyawan baru? Ah... mungkin pria ini salah paham.

Pria gemuk itu menatap Mark dari atas sampai bawah dengan sangat tajam, ia benar-benar tidak memberikan celah pada tatapan nya.

"Lihat lah, baru hari pertama bekerja tetapi kau sudah sangat sombong begitu" Ucap pria gemuk itu dengan senyuman remeh.

"Apa maksud mu tuan?" Tanya Mark dengan tatapan yang lumayan tajam, karena pria itu menatapnya dengan tatapan remah padanya.

"Haaaa lihat lah kau hanya seorang magang, bukankah kau sangat berani? apa-apaan dengan tatapan mu itu? " Ucap pria gemuk itu dengan tatapan sinisnya.

Hah? Apa babi gemuk itu sedang mencari masalah dengan ku? Pikir Mark, karena tidak ada yang pernah berani menatapnya seperti itu sebelumnya.

"Anak jaman sekarang memang tidak memiliki sopan santun"

"Kau-" Ucap Mark terpotong saat ada seseorang yang tiba-tiba menghampirinya.

"Ada keributan apa ini?"  Jack berjalan menghampiri mereka dan berdiri di samping Mark. "Manajer Bai, ada apa ini?" Jack menatap dengan tajam ke arah pria gemuk itu yang ia panggil sebagai manajer Bai itu.

"S-Sekertaris Jack, apa yang kau lakukan disini?" Ucap manajer Bai gugup.

"Aku bertanya ada apa ini?"

"Ah ini... aku, aku hanya mengajari anak magang itu"

Jack mengerutkan dahinya "anak magang?" Lalu Jack berpikir sejenak "ah apa yang kau maksud itu tuan muda Mark?"

"Ia bukan anak magang ia adalah putra bungsu Tuan Edrick" Lanjutnya.

"p-putra bungsu?" Tentu saja semua orang di ruangan itu tersentak kaget, tidak terkecuali manajer Bai.

"Berani sekali kau bersikap seperti itu pada tuan mudaku? Seret dia" Titahnya pada dua orang bodyguard yang sejak tadi mengikutinya. Dua orang bodyguard dengan tubuh besar dan kekar itu pun maju dan menyeret manajer Bai entah kemana.

"Tuan muda apa kau baik-baik saja? Apa ada yang terluka?" Tanya Jack khawatir dan Mark hanya menggeleng ringan sebagai jawabannya "hah... syukur lah"

"Tuan Edrick sudah menunggu mu, kita akan pergi ke tempat selanjutnya"

Tempat selanjutnya? Apa masih ada tempat yang harus ku kunjungi lagi? Pikir Mark lalu mereka pergi dari ruangan tersebut.

Tidak lama setelah mereka pergi ruangan tersebut menjadi sangat ricuh karna apa yang baru saja terjadi.

Bersambung...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kembaran Yang Terpisah (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang