9. Dirgantara

4.4K 270 0
                                    

Sudah seminggu sejak kejadian itu.

Saat ini Jack sadang berjalan ke ruang rawat Agares, betapa terkejutnya dia saat melihat ada beberapa dokter diruangan itu.

Entah kenapa dia menjadi sangat cemas, selama ini Jack lah yang sudah merawatnya selama seminggu ini. Dan juga sepertinya tuannya sangat peduli padanya, ini bukan hal biasa.





Brak

Jack membuka pintu itu dengan kasar. Mata semua orang langsung tertuju padanya.

"Apa, apa yang terjadi, bagaimana keadaannya" Ucapnya nafasnya kini tidak teratur dia sangat khawatir saat ini.

Perasaan Jack begitu lega saat melihat Agares yang sudah membuka matanya, dia langsung menghampirinya.

"Bagaimana perasaan mu? Apa kau baik-baik saja? Apa ada yang sakit?" Pertanyaan beruntun Jack layangkan kepada Agares.

"Tuan tenanglah, keadaannya sudah stabil, dia baik-baik saja" Ucap sang dokter menenangkan.

"Baiklah, saya mengerti, kalian boleh keluar" Perintah Jack.

"Bagaimana perasaan mu? apa ada yang tidak nyaman?" Tanya Jack, dia duduk di samping brangkar.

Agares tidak menjawab dia hanya menggelengkan kepala ringan.

"Siapa namamu?" Tanyanya lagi.

Agares diam beberapa saat sebelum menjawab, "Agares... Markslin" Ucapnya.

Agares menatap jack, kini gantian Agares yang bertanya, "Sudah berapa lama?" Ucapnya.

"Sudah satu minggu sejak kau tidak sadarkan diri" Jawab Jack.

'Apa sudah selama itu?' batin Agares, dia tidak mengira akan selama itu.

"Baiklah, kau tunggu disini, saya akan membawakan mu makanan" Ucap Jack, dia lalu keluar dari ruangan itu, meninggalkan Agares sendirian.



"Tuan anak itu sudah sadar" Lapor Jack pada tuannya.

"Baiklah, saya akan kesana" Ucap pria paruh baya itu.

Beberapa saat kemudian.

Terdengar suara pintu terbuka dari ruang rawat Agares, Jack dan seorang pria paruh baya masuk kedalam. Pria paruh baya itu duduk di samping Agares.

"Ini makanan mu, makan lah" Ucap Jack menyodorkan semangkuk bubur pada Agares.

Setelah beberapa saat terjadi keheningan, tiba-tiba pria paruh baya itu bertanya pada Agares, "bagaimana kondisi mu?" Ucapnya.

"Keadaannya sudah stabil sekarang, hanya perlu beristirahat beberapa hari lagi" Bukan Agares yang menjawab melainkan Jack, Agares hanya terdiam dan menatap pria paruh baya tersebut.

Pria paruh baya itu mengangguk ringan, dan dia berkata lagi "sampai kondisimu kembali seperti semula kau akan tinggal bersamaku" Ucapnya.

Suasana menjadi hening seketika, Jack kaget tuannya tidak pernah membiarkan orang lain masuk ke dalam mansionnya sebelumnya, tetapi saat ini ia malah membawa seorang anak masuk kedalamnya.

Agares yang mendengar itu menatap pria baya itu tajam "tidak perlu" Ucapnya, dia akhirnya mau berbicara walaupun singkat.

"Ini tanggung jawab ku, kau bisa kembali saat kau sudah pulih" Ucap pria paruh baya itu, dia bahkan tidak menunggu jawaban dari Agares, dia langsung berdiri dan keluar dari ruangan itu.





Agares menatap ke arah jalan, sudah sekitar satu jam sejak mereka berkendara. Mobil yang Agares tumpangi sudah masuk ke dalam kawasan pribadi, butuh 10 menit berkendara sampai terlihat bangunan mewah dan megah disana.

Setelah melewati beberapa tahap pemeriksaan mobil yang Agares tumpangi akhirnya bisa masuk.

Agares keluar dari mobil dan bertanya kepada Jack, "Apa ini rumah pria tua itu?" Ucapnya saat melihat rumah bak istana dalam cerita fiksi.

Jack yang ditanya itu agak bingung 'pria tua? Siapa yang dia maksud? Ah, mungkinkah itu tuan Edrick' batin Jack.

Jack terkekeh kecil, "ya, ini adalah kediaman tuan Edrick" Jawabnya.

"Edrick? Apa itu nama pak tua itu?" Tanyanya lagi.

"Benar, namanya adalah Edrick Garvin Dirgantara" Ucap Jack, dia memberitahu nama lengkap tuannya.

Agares yang mendengar itu agak kaget, bagaimana tidak? Itu adalah Dirgantara. Jika dibandingkan dengan Alpheorus, Dirgantara berada beberapa langkah didepannya. Bagaimana bisa dia terlibat olehnya?, pikirnya.

"Ayo, sebaiknya kita masuk sekarang, tuan pasti sudah menunggu didalam" Ujak Jack.

Merekapun mulai berjalan masuk kedalam, Agares berjalan dengan normal, padahal kakinya belum benar-benar pulih, sepertinya dia menyembunyikannya dengan sangat baik.

Mereka terus berjalan, sampailah mereka didepan pintu yang sangat besar dengan ukiran naga, dan emas pada gagang pintunya.

Tok

Tok

Tok

Jack mengetuk pintu tersebut, sampai terdengarlah suara tegas seorang pria dari dalam.

"Masuk" Ucapnya.

Perlahan Jack membuka pintu itu, Agares dapat melihat seorang pria paruh baya sedang duduk dengan tegap di sofa singlenya. Meski sudah tua tetapi dia masih terlihat gagah dan sangat berwibawa.

Agares berjalan mendekati pria paruh baya itu, "duduklah" Ucapnya. Agares duduk didepan pria paruh baya itu
Kini hanya ada mereka berdua didalam ruangan itu, entah mengapa Agares dapat merasakan aura yang mendominasi dari pria paruh baya itu, dia tidak pernah merasakan hal seperti itu sebelumnya.

Ruangan menjadi hening tidak ada satupun yang memulai pembicaraan, sampai-

Bersambung

Kembaran Yang Terpisah (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang