17. Keputusan

2.6K 224 3
                                    

Tidak terasa sekarang sudah waktunya pulang sekolah.

Agares berjalan ke arah gerbang sekolah, disana sudah ada mobil hitam yang menunggunya.

"Silahkan masuk tuan muda" Pria itu membuka pintu mobil dan membiarkan Agares masuk kedalamnya. Agares masuk dan duduk di sebelah seorang pria paruh baya. Tidak lama mobil mulai melaju meninggalkan sekolah itu.

Sudah beberapa menit berlalu dan tidak ada satupun yang memulai pembicaraan.

Cukup lama keheningan terjadi hingga seseorang memecahkan keheningan tersebut.

"Bagaimana? Apa kau sudah memikirkan nya?" Ucap pria paruh baya itu memulai pembicaraan.

"Ya, aku sudah memikirkannya" Jawab Agares.

"Jadi, apa jawaban mu?" Tanya pria paruh baya itu.

"Aku... aku menerimanya" Jawab Agares.

"HAHAHAHA, BAGUS, BAGUS SEKALI, KEPUTUSAN YANG SANGAT TEPAT" Tawa pria paruh baya itu merasa senang mendengar jawaban Agares.

"Baik, mulai hari ini panggi aku daddy" Lanjutnya.

"ya, daddy" Ucap Agares dengan suara kecilnya.

"Apa? Aku tidak dapat mendengarnya, ucap kan lebih keras" Ucap pria paruh baya itu mendengarkan suara Agares yang sangat kecil hampir tidak dapat didengar.

"Ha... baik, daddy" Agares menghela nafasnya dan mengulang apa yang dia katakan tadi dengan enggan.

"Katakan sekali lagi"

"Cih" Agares tidak menjawabnya dia hanya berdecih dan memalingkan wajahnya ke arah kaca mobil, ia sudah tau jika pria tua itu sedang menggodanya. Pria paruh baya itu hanya terkekeh melihat tingkah laku anak angkat nya itu.

Beberapa menit telah berlalu dan Agares mulai sadar jika ini bukan jalan menuju apartemen miliknya.

"Kemana kau akan membawa ku?" Ucap Agares.

"Tentu saja pulang kerumah" Jawab pria paruh baya itu.

"Ini bukan jalan ke apartemen ku" Ucap Agares.

Pria paruh baya itu tidak menjawabnya, ia hanya diam sambil membaca sebuah koran di tangannya.

Keheningan terjadi beberapa saat di mobil itu, hingga seseorang memecahkan keheningan itu.

"Tuan, kita sudah sampai" Ujar sang sekertaris itu.

"Sampai kapan kau akan diam disitu? cepat turun" Ujar pria paruh baya itu pada Agares.

Agares turun dari mobil itu, ia melihat sekeliling, itu adalah Manson yang waktu itu sempat ia tinggali beberapa hari.

Pria paruh baya itu berjalan memasuki mansion itu dengan Agares yang mengikuti di belakangnya.

"Mulai sekarang ini adalah rumah mu" Ujar pria itu.

"Apa? Mengapa begitu tiba-tiba?" Agares kaget mendengar ucapannya, ia tidak terlalu terbiasa untuk tinggal di tempat yang begitu megah itu.

"Tidak usah terlalu terkejut, sekarang kau adalah anak ku, tentu saja akan tinggal bersama ku" Jelasnya.

Beberapa saat mereka berjalan dan sampailah di sebuah pintu yang lumayan besar, pria paruh baya itu membuka pintunya dan memasuki ruangan itu dengan Agares yang masih mengikutinya di belakangnya.

Disana terdapat beberapa sofa, Agares duduk di sofa itu, dan pria paruh baya itu duduk di sofa single di sebelah Agares.

Pria paruh baya itu memberikan sebuah berkas untuk di tanda tangani oleh Agares, Agares mengambil kertas itu lalu membacanya, setelah membaca berkas itu ia mengambil sebuah pulpen dan mulai menanda tangani berkas itu. Berkas itu adalah bukti Agares sudah resmi menjadi anak angkatnya mulai sekarang.

Tok

Tok

Tok

Disana terdengar suara ketukan pintu yang memecahkan suasana.

Tidak lama pintu itu terbuka dan masuk lah seorang pria muda yang berusia 2 tahun di atas Agares.

"Salam kenal tuan muda, saya Aksa Galan Pramana, anda bisa memanggil saya Aksa, mulai hari ini saya akan menjadi pendamping mu" Aksa memperkenalkan dirinya pada Agares.

"Agares Markslin" Ujar Agares yang juga memperkenalkan dirinya dengan sangat singkat.

"Dirgantara, mulai sekarang nama mu Agares Markslin Dirgantara" Jelas pria paruh baya itu.

"Aksa akan menjadi pendamping mu mulai sekarang, usianya tidak jauh dengan mu hanya 2 tahun lebih tua dari mu, dia juga sangat cerdas dan cekatan, dia akan menjadi pendamping yang baik untuk mu" Lanjut sang pria paruh baya itu.

"Hari ini cukup sampai disini, Aksa bawa Agares ke kamarnya"

"Baik tuan"

Sesampainya di kamar Agares langsung merebahkan badannya dan menelan nafas, banyak hal yang terjadi hari ini ia sangat lelah. Tidak lama ia mulai menutup matanya dan tertidur.

Beberapa waktu telah berlalu dan saat ini adalah waktu makan malam.

"Tuan, tuan muda, sudah saatnya makan malam" Aksa membangunkan Agares untuk makan malam.

Agares mulai membuka matanya dengan perlahan. Ia melihat sekeliling, ah ia baru ingat jika dia berada di mansion itu.

"Ada apa?" Ucap Agares.

"Sudah waktunya makan malam tuan, tuan Edrick sudah menunggu mu di ruang makan" Jawab Aksa.

"Ya, aku akan segera kesana"

"Ah, ini baju ganti mu tuan" Aksa memberikan sebuah baju kepada Agares, saat ini ia masih mengenakan seragam sekolahnya, Agares turun dari tempat tidurnya dan mengambil baju itu.

"Apa ada hal lain yang ingin kau sampaikan? Jika tidak keluar lah" Ucap Agares yang melihat Aksa masih berdiri di sana.

Aksa menundukkan sedikit tubuhnya dan berjalan pergi dari sana.

Beberapa menit telah berlalu, kini Agares sedang duduk di meja makan bersama ayah angkatnya Edrick.

Mereka memakan beberapa hidangan yang ada di atas meja itu, tidak ada yang berbicara satu pun.

Setelah mereka menyelesaikan makan malamnya Agares mulai berbicara kepada sang daddy.

"Aku harus membawa beberapa barang pribadi ku di apartemen" Ucapnya.

"Kau bisa mengambilnya besok sepulang sekolah, sekarang sudah malam, kembalilah ke kamar mu" Jawab sang daddy.

Agares yang mendengar itu pun langsung berdiri dan kembali ke kamarnya.

Bersambung...

Kembaran Yang Terpisah (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang