Chapter 12

538 17 1
                                    

⚠️⚠️ANDA BERADA DI ZONA BAHAYA YANG MUNGKIN MENYEBABKAN KETIDAK NYAMANAN BAGI BEBERAPA PEMBACA⚠️⚠️

.

Berlari kecil saat dia memasuki basement milik gedung perusahaannya, dia masuk kedalam mobil berwarna silver dengan kaca hitam. Dia memeluk pria yang duduk di kursi pengemudi itu dengan erat.

"Hinata, bagaimana sisa harimu di tempat kerja?" Tanya Sasuke (Naruto). Hinata nampak tengah berpikir, "Seperti sebelumnya, yang pasti aku terus memikirkanmu, aku sangat merindukanmu," jawab Hinata yang kembali memeluk Sasuke (Naruto), "Lalu, bagaimana harimu di perusahaanmu?" Tanya Hinata balik.

Sasuke (Naruto) menghela napasnya lelah, "Tadi terjadi sedikit masalah internal di perusahaan, tapi itu sudah teratasi," jawab Sasuke (Naruto). Hinata terlihat sedih, "Pasti berat untuk, Anata," ucapnya.

"Ayo kita pulang ke apartemen, aku akan memasakkan makan malam untukmu." Lanjut Hinata yang memakai sabuk pengamannya, "Aku lebih ingin memakanmu," bisik Sasuke (Naruto) sambil menjilat telinga Hinata.

Hinata terlihat kegelian, "baik-baik, tapi setelah makan malam ya," ucap Hinata sambil mencubit pipi Sasuke (Naruto). Mereka tertawa sesaat lalu Sasuke (Naruto) menyalakan dan mulai menjalankan mobilnya.

"Kau sudah memberitahu ayahmu?" Tanya Sasuke (Naruto), "Aku bilang aku akan menginap di apartemen Sakura," jawab Hinata. Sasuke (Naruto) mendesah kesal, 'aku harus meminta Sasuke meminta izin pada keluarganya supaya Hinata bisa tinggal di apartemenku,' batin Sasuke (Naruto).

"Apa kau sedang kesal?" Tanya Hinata. Sasuke (Naruto) sedikit terkejut, dia memutar otaknya tak lama dia menemukan alasan, dia menggelangkan kepalanya, "Tidak, aku hanya lupa membeli pengaman," bohongnya. Padahal saat di perjalanan tadi dia melipir ke mini market dan membeli beberapa pengaman.

Setelah sampai di apartemen Sasuke (Naruto), Hinata segera menyimpan tasnya di atas meja ruang tamu, lalu dia berjalan ke arah dapur dan hendak memasak.

Namun, baru saja Hinata menyentuh pintu kulkas, tiba-tiba saja Sasuke (Naruto) memeluknya dari belakang.

"Aku sudah memesan makanan, tidak usah memasak," bisik Sasuke (Naruto) membuat Hinata refleks mengerutkan alisnya, "Kenapa malah memesan makanan? Aku masih bisa memasak," kesal Hinata yang kini membalikkan tubuhnya dan menatap Sasuke (Naruto).

Sasuke (Naruto) mengecup bibir Hinata singkat, "Hinata, kau baru saja pulang bekerja, aku tidak ingin membuatmu lelah, jadi lebih baik untuk saat ini saja kita memesan makanan, oke," ujar Sasuke (Naruto).

Hinata menghela napasnya, "Baiklah, terserah padamu," jawab Hinata yang masih kesal. Sasuke (Naruto) menatap Hinata dengan dalam, lalu memperlihatkan senyum tipisnya, "Hinata," panggilnya. Hinata menjawab hanya dengan hedeman saja, "Bisa tolong ambilkan aku minum?" Pinta Sasuke (Naruto).

Hinata menatap Sasuke (Naruto) sesaat, dia lalu membalikkan tubuhnya dan membuka kulkas. Mata Hinata membelalak saat dia melihat sebuah kue dengan ukuran yanh sedang serta bertuliskan 'Maukah Kamu Menerimaku Sebagai Pendamping Hidupmu?' dalam bahasa jepang.

"Aku tahu ini tidaklah romantis, setelah kita sudah lebih saling mengenal aku akan melamarmu dengan baik," bisik Sasuke (Naruto) sambil mengecup pipi dan leher Hinata.

Ini memanglah sederhana, malah terlihat seperti tidak ada niat. Tapi entah mengapa Hinata sangat tersentuh saat melihat hal itu.

"Kau mau memakannya?" Tanya Sasuke (Naruto), Hinata menganggukkan kepalanya, "Aku akan memakannya sebagai makanan penutup, terima kasih, Anata," ucap Hinata seraya memandang Sasuke (Naruto) dengan kedua matanya yang hampir mengeluarkan air matanya.

Cinta dari Bertukar Tempat | NARUHINA | SASUSAKU | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang