× Part 19 - The Naked Truth ×

3.7K 313 87
                                    

Ruschel segera menarik Elena ketika gadis itu melesat di sampingnya, ia peluk gadis itu sehingga mereka melesat bersama. Pergerakan menegangkan itu berakhir di tepi jalan, tepatnya di atas rerumputan hijau. Ruschel melepas eratan tangannya pada tubuh Elena dan segera melepas helmnya. Dengan sangat cemas ia memeriksa tubuh Elena.

Tangan Elena terluka, mengeluarkan cukup banyak darah. Sama halnya dengan Ruschel. Tergelincir di jalanan beraspal membuat banyak goresan di tangan mereka. Ruschel melepas helm Elena, gadis itu terlihat sangat pucat dan ketakutan. Kedua tangannya bergetar hebat.

"We're okay, Elena. We're okay." Ruschel mendekapnya.

Kedua mata elangnya tertuju ke jalan. Kendaraan apapun itu yang menabrak mereka tidak berhenti di manapun.

Ia berdesis, "Akan ku buru siapapun orang itu."

Dia tidak begitu masalah jika saat ini ia berkendara sendirian, tapi ini tentang Elena. Ruschel sedang bersama Elena dan sialnya, Elena sampai terluka. Ruschel sangat jengkel. Elena mengaduh kesakitan saat mencoba menggerakan kakinya. Ia membiarkan Ruschel memeriksa kaki kanannya. Dengan sangat hati-hati pria itu melakukannya, menggulung celana panjang yang dikenakan Elena. Elena menjelaskan apa yang ia rasakan, nyeri sekali. Ruschel menduga kakinya terkilir atau mungkin buruk dari itu, jadi ia tak berani menyentuhnya sembarangan.

Pengendara lain yang datang dengan penuh simpati menanyakan keadaan mereka. Ruschel meminta tolong untuk diantarkan ke rumah sakit. Seorang bapak-bapak bersedia membantu. Ruschel mengangkat Elena dan membopongnya ke mobil. Mobil itupun membawa mereka pergi.

A few moments later ...

Di lantai dasar mansion kekhawatiran begitu terasa. Rosemary, Hetsey dan Luigi berada di sana. Terlebih Hetsey yang mondar-mandir sambil melirik pintu utama dan jam dinding yang menunjukan pukul sebelas lebih duapuluh satu menit malam. Kelihatannya Luigi tenang, tapi di dalam ia gelisah memikirkan bagaimana keadaan Elena.

Terdengar suara mobil datang dan sorot lampunya sempat mengenai jendela mansion. Hetsey lantas berlari untuk membuka pintu. Dua mobil berada di pelataran mansion. Ruschel keluar, ia sudah mengganti pakaiannya dan tidak mengenakan jaket. Tampak satu telapak tangannya di perban. Pria itu membungkuk ke dalam mobil dan menegapkan kembali tubuhnya seraya membopong Elena.

Gadis itu juga terbalut pakaian baru dan tidak mengenakan alas kaki. Telapak tangannya diperban. Ruschel membawanya menuju mansion. Elena membulatkan mata, menyadari posisinya saat ini dilihat oleh Rosemary dan Hetsey. Ia malu digendong Ruschel di depan mereka.

"Ruschel, turunkan aku. I'm shy," gumam Elena dengan suara pelan.

"Shut up, Elena," balas Ruschel dengan tegas, "kau tidak ingat di rumah sakit kau sempat memaksa jalan sendiri dan kau jatuh."

"Elena, Elena ... kau terluka ya?" tanya Hetsey dengan cemas. "Ada apa dengannya, Ruschel? Is she okay?"

Ruschel tidak menjawab, dia melewati Hetsey begitu saja. Balthis menarik lengan Hetsey, menahan kekasihnya itu untuk tidak mengikuti mereka. Di dalam Rosemary menanyakan keadaan mereka. Setelah mendengar semua baik-baik saja, Ruschel meminta kepala pelayannya itu untuk istirahat, dia yang akan mengurus Elena. Luigi masih berdiri di tempatnya.

Sebenarnya ia mengumpulkan keberanian untuk berada di sana, ia akan terima apapun jika Ruschel keberatan dengan perilakunya. Pemuda itu hanya orang asing di The Wolves, ibarat hanya menumpang hidup karena Ayahnya bekerja di sana. Elena melihat keberadaan Luigi, ia tidak mengatakan apapun, tapi menganggukan kepala. Mengisyaratkan dirinya baik-baik saja.

"Kau lihat Elena masih hidup, kan? Kembalilah ke kamarmu!" ucap Ruschel yang menghentikan langkah kakinya.

Luigi mengangguk. "Baiklah, maaf aku ada di sini. Aku ... aku mencemaskan Elena sebagai teman."

OWNED by a DON (Mafia Romance)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang