Kwan terbangun dari tidur panjangnya, terasa nyaman hingga ia tidak ingin segera bangun. Setelah beberapa saat ia membuka matanya perlahan. Perlu beberapa detik hingga ia menyadari kepalanya tidak berada di bantal, kedua tangannya memeluk sesuatu yang hangat. Benda dibawah kepalanya bergerak naik turun. Matanya berkedip-kedip dan mendongak ke atas, ia terpaku dirinya tidur di dalam pelukan Jeff. Perlahan ia hendak bangkit, namun kedua tangan pria itu memeluknya semakin erat.
"Hmm..." gumam Jeff dan membuka matanya perlahan.
Kwan terpaku merasakan pelukan itu.
Jeff menyadari Kwan sudah bangun, spontan tangannya menyentuh dahi pria itu dengan punggung tangannya.
Kwan kebingungan dengan situasi itu.
"Ahh.. syukurlah panasmu sudah turun." Ucap Jeff lega.
Kwan bergerak duduk, merasa canggung sendiri karena posisi mereka. "Ke-kenapa... kau... tidur disini?" Tanyanya.
Jeff bergerak duduk sembari merenggangkan tubuhnya, "Kau tidak ingat?"
Kwan terpaku mendengar pertanyaan itu, "Hm?"
"Semalam kau menangis dan mengigau, karena tidak juga tenang, aku memelukmu dan tidur disisimu." Jelas Jeff, ia menutup mulut ketika menguap.
Kwan mengedip-kedipkan matanya bingung, lalu memandang tubuhnya. Ia lebih bingung ia tidak mengenakan pakaian sebelumnya.
"Kau banyak berkeringat kemarin, jadi aku menggantinya." Jelas Jeff.
Kwan tertegun sendiri, tangannya tanpa sadar memegang lehernya canggung.
Jeff menangkap kemana tangan Kwan berada, "Kau baik-baik saja?"
Kwan tertegun, "Hm? Oh.. ya... aku..." ia bergegas turun dari tempat tidurnya.
Jeff menangkap tangan Kwan dan menatap pria itu serius.
Kwan tertegun menatap Jeff.
"Kenapa ada memar seperti itu di lehermu?" Tanya Jeff.
Kwan memalingkan pandangannya, "Oh... aku... mmm... sebelumnya.... Ada kecelakaan kecil saja."
Jeff menatap ekspresi Kwan, "Seseorang menyakitimu?"
Kwan kembali tertegun menatap Jeff.
Jeff menatap Kwan menunggu jawaban.
Kwan tersenyum tipis, "Aku baik-baik saja."
Jeff diam sejenak, "Kau yakin?"
Kwan mengangguk membenarkan, "Terima kasih, sudah menjagaku ketika sakit."
Jeff tersenyum tipis, "Hmmm..." jawabnya, "Aku akan bersiap ke kampus.." ia turun dari tempat tidur dan berjalan ke lemari bajunya.
Kwan memandang ke bawah canggung, lalu bergerak bangkit dan masuk ke kamar mandi.
Jeff melirik Kwan yang menghilang dibalik pintu kamar mandi.
+++
"Teman sekamarmu itu bukan anak kecil, kenapa kau sampai membolos kelas seperti itu? Sampai kapan kau akan kekanakan seperti itu." Omel Sungah saat mereka menghabiskan akhir pekan di sebuah klub.
Jeff memijat pelipisnya, lalu memandang Sungah. "Dia panas tinggi, tidak mungkin aku meninggalkannya seperti itu."
Sungah menghembuskan nafas kesal, "Jika seperti ini terus, kapan kau akan lulus?" Tanyanya, lalu berjalan pergi.
Jeff menahan jeritan kesalnya di tengah musik yang terputar, ia menghela nafas dalam dan berbalik memperhatikan Sungah kembali ke meja mereka yang sudah di duduki teman-teman mereka dari SMA. Maksudnya teman-teman dekat Sungah dari SMA. Ia mengusap dahinya, lalu berjalan menuju toilet. Ketika memasuki toilet, ia tertegun melihat dua orang pria sedang bercumbu. Ia memalingkan wajahnya, berpura-pura tidak melihat.
"Hentikan..." terdengar suara pelan dari kedua pria tadi.
Jeff spontan menoleh mendengar suara itu, ia terpaku menyadari pria yang sedang di cumbui itu adalah Kwan.
—————————
Terima kasih sudah membaca tulisanku, jika kamu suka silahkan simpan ceritaku ke list-mu agar mendapatkan notifikasi ketika ceritanya update dan jangan lupa vote & komen.Love, Wednesday Hwang ♥️
—————————
YOU ARE READING
The Song I Wrote about you
RomanceBagi seorang musisi, sumber inspirasi bisa datang darimana saja. Bagi Jeff Lim, pasangan adalah sumber inspirasi favoritnya. Suatu hari, setelah pindah ke Asrama kampus, ia jadi bersahabat dengan teman sekamarnya. Setelah berpisah dari kekasihnya...