"Let's Just Stay Right Here" [Part 1]

3 0 0
                                    

Jeff keluar dari mobil dan berjalan bersama Jaeyoung dan managernya memasuki tempat ia akan tampil. Ia terkejut sesuatu yang basah menyembur ke wajahnya.

Jaeyoung terkejut, "Hei!" serunya pada seorang gadis yang menyiramkan air dari botol minuman ke arah Jeff.

Manajer Jeff, Brian, pria campuran Korea-Amerika seperti Jeff, segera menyeka air dari wajah artisnya.

"Kau pikir kau itu hebat, Jeff?!" seru gadis itu.

Jeff memandang gadis itu tak mengerti.

"Kau bukan siapa-siapa tanpa kekasihmu! Kau hanya pecundang yang tidak bisa hidup sendirian! Menjadikan kisah seseorang lagu adalah kemampuanmu!!!" seru gadis itu.

Jeff terpaku mendengar ucapan itu.

Jaeyoung memerintahkan pria yang berjaga di dekat pintu masuk untuk membawa gadis itu pergi.

"Ingat Jeff!! Kau bukan siapa-siapa tanpa orang lain!!" teriak gadis itu sembari di bawa pergi.

Brian memegang lengan Jeff, "Ayo..." ajaknya dan membawa pria itu masuk terlebih dulu.

Ruang Tunggu.

Jaeyoung menatap sahabatnya itu heran, "Kau kenapa?"

Jeff keluar dari lamunannya dan memandang Jaeyoung.

Alis Jaeyoung bergerak naik, "Ada apa?" tanyanya lebih khawatir.

Jeff terlihat gusar, "Apa maksud gadis tadi?"

Jaeyoung menghela nafas dalam, "Jeff, dia hanya anti-fansmu. Bukankah sudah sering kau mendengar hal seperti itu?"

Jeff diam sejenak, "Benar.." jawabnya pelan, ia menghela nafas dalam dan mengeluarkan ponsel. "Aku akan menghubungi Kwan.."

Jaeyoung mengambil ponsel dari tangan Jeff, "Jeff..." tegasnya.

Jeff menatap Jaeyoung memohon, "Ijinkan aku menghubunginya sebentar.." ia hendak mengambil ponselnya.

"Jeff!" tegas Jaeyoung sembari menahan bahu Jeff dan menatapnya lekat.

"Jaeyoung!! Berikan padaku!! Aku harus menghubungi Kwan!! Aku harus berbicara dengannya!!" ucap Jeff mulai panik.

Jaeyoung terkejut karena reaksi Jeff, "Jeff! tenang!! Hei!!"

Mata Jeff bergerak-gerak panik, "Berikan ponselku!!" ia merebut ponselnya dari tangan Jaeyoung dan langsung mencari-cari nomor Kwan, kedua tangannya gemetaran hebat.

Jaeyoung menatap Jeff kaget.

Jeff menempelkan ponsel ke telinga.

Tuut!! Tuut! Tuut!

"Nomor yang anda tuju..."

Jeff menatap ponselnya panik, "Kenapa dia menolak panggilanku?" ia kembali menghubungi nomor Kwan dan menempelkan ponsel ke telinga. Tak lama ia kembali menatap ponselnya, terlihat benar-benar panik.

Jaeyoung merasa ada sesuatu yang salah dari reaksi Jeff, "Jeff! Tenang!!" ia memegang kedua bahu sahabatnya itu.

Jeff menatap Jaeyoung panik, "Jae!! Apa yang terjadi?! Kenapa Kwan tidak mengangkat panggilanku?!"

"Mungkin dia sedang rapat atau ada pekerjaan yang tidak bisa ia tinggalkan. Tenang!" ucap Jaeyoung.

Jeff menggeleng cepat, "Tidak.... dia.... dia.... sengaja melakukannya! Aku melakukan apa?! Kenapa dia melakukan itu padaku?!" ia kembali menghubungi nomor Kwan.

Jaeyoung mengambil ponsel dari tangan Jeff, "Jeffrey!"

Jeff kembali merebut ponselnya, "Jaeyoung!! Berikan padaku!!" teriaknya.

"Jeff! Tenangkan dirimu!" tegas Jaeyoung.

Brian masuk ke ruang tunggu karena mendengar keributan dari luar, "Ada apa ini?!" tanyanya.

Jaeyoung berhasil merebut ponsel dari tangan Jeff, "JEFF!!" serunya.

NGIIIIIIIIIINGGG!!!

Jeff meringis sakit sembari menutup telinganya, ia bisa melihat Jaeyoung dan Brian berbicara di depannya, namun tidak ada yang terdengar selain suara dengungan panjang yang memekakkan telinga. Sekelilingnya terasa berputar, kedua kakinya terasa lemas dan jatuh tak sadarkan diri.

+++

Jeff menghela nafas dalam, matanya terbuka perlahan. Pandangannya bergoyang dalam cahaya temaram itu.

"Jeff?"

Jeff mengerutkan dahi mendengar namanya dipanggil suara yang sangat familiar di telinganya, matanya menoleh ke samping. Selang pernafasan terpasang di hidungnya, perlu beberapa saat hingga ia mengenali wajah di samping tempat tidur tempat ia berbaring.

Kwan menatap kedua mata Jeff antusias, satu tangannya menggenggam tangan pria itu erat, tangannya yang lain memegang pipi kekasihnya.

Tubuh Jeff terasa lemas, lidahnya terasa kelu. "Kwan..." ucapnya pelan.

"Ya.. aku disini." Jawab Kwan, ia terdengar hangat sembari mengelus pipi Jeff dengan ibu jarinya.

Jeff memejamkan matanya erat dan kembali membukanya, tangannya yang dipegang Kwan bergerak menggenggamnya lebih erat walaupun ia tidak punya tenaga untuk itu.

"Tidak apa-apa, tubuhmu akan terasa lemas beberapa saat. Itu efek obatnya.. Sebentar lagi akan segera hilang." Ucap Kwan memberitau.

Jeff menghela nafas dalam, namun terlihat lebih tenang saat menatap Kwan.

"Aku disini, jangan khawatir ya." Ucap Kwan menenangkan.

Jeff mengangguk pelan.

Kwan tersenyum hangat, ia mengangkat tangan Jeff dan mengecup punggung tangannya.

Sudut bibir Jeff membentuk senyuman.

—————————
Terima kasih sudah membaca tulisanku, jika kamu suka silahkan simpan ceritaku ke list-mu agar mendapatkan notifikasi ketika ceritanya update dan jangan lupa vote & komen.

Love, Wednesday Hwang ♥️
—————————

The Song I Wrote about youWhere stories live. Discover now