Jeff sangat bosan berada di tempat itu, kepalanya menoleh kearah meja mereka tadi. Dahinya berkerut melihat Kwan berdiri di pegangi Brian, spontan ia bergerak bangkit dan berjalan menghampiri mereka.
Jaeyoung kebingungan Jeff langsung pergi.
Presdir Yeom dan si aktor menoleh dengan wajah bingung.
"Tidak apa-apa, aku hanya ke toilet." Ucap Kwan sembari mendorong tangan Brian dari lengannya walaupun ia sendiri kesulitan mempertahankan keseimbangannya.
Jeff menghampiri sisi Kwan, "Kwan..." panggilnya sembari memegangi lengan kekasihnya.
Kwan menoleh, ia perlu memokuskan pandangannya dulu untuk melihat wajah orang yang menghampirinya.
"Wajahmu merah sekali..." ucap Jeff khawatir, tangannya terulur ke pipi Kwan untuk mengelus pipinya.
Kwan baru mengenali siapa yang berada disisinya, bibirnya membentuk senyuman lebar. "Jeff~~"
Jeff memandang Soho dan Brian meminta penjelasan, tangannya mengelus rambut Kwan.
Soho menunjuk gelas minuman di meja.
"Kuserahkan dia padamu." Brian bergerak duduk lagi.
"Aku akan ke toilet." Kwan memutar tubuh ke arah toilet lagi.
Jeff memegangi pinggang Kwan dengan kedua tangannya, "Ayo..." ia berjalan di sisi kekasihnya.
Jaeyoung terbengong-bengong melihat Jeff malah mengurusi Kwan, pandangannya bertemu dengan Soho.
Soho menahan senyuman dan mengangkat kedua bahunya.
Jaeyoung menghela nafas dalam dan memandang Presdir Yeom dengan senyuman canggung.
Di kamar mandi.
Jeff membawa Kwan masuk ke toilet pria, "Kau akan apa?" Tanyanya.
"Hmm..." Kwan menunjuk tempat urinary, matanya menyipit untuk memfokuskan pandangannya.
Jeff menahan senyuman dan membantu kekasihnya kesana.
Kwan menahan tubuhnya dengan tangan ke dinding, lalu berusaha membuka resleting celananya. Ia mengerjap-kerjapkan matanya dan kembali memandang ke bawah.
Jeff mengulurkan tangan dari belakang tubuh Kwan untuk membantunya membuka resleting celana, "Hmm.. kau menggemaskan sekali ketika mabuk." Candanya, ia menyandarkan dagu ke bahu pria itu.
Kwan tertawa kecil tangannya meneruskan kegiatannya membuang air kecil.
Jeff memperhatikan ke bawah, lalu matanya melirik wajah Kwan.
Kwan memejamkan matanya sejenak, lalu kembali membukanya lagi.
Jeff menahan senyuman. Setelahnya ia membawa kekasihnya ke meja wastafel setelah buang air. Ia menyalakan kran, "Tangan..." ia membimbing tangan kekasihnya ke bawah air.
Kwan memandang wajah Jeff, bibirnya membentuk senyuman lebar.
Jeff menatap Kwan lucu, "Ada apa?"
"Kau tampan sekali." Ucap Kwan.
Jeff tertawa mendengarnya, ia mematikan kran dan mengambil serbet untuk mengeringkan tangan Kwan.
Kwan menghela nafas dalam memperhatikan apa yang Jeff lakukan, lalu kembali tertawa kecil.
Jeff memperhatikan ekspresi Kwan dengan senyuman di wajahnya. "Kenapa kau minum tanpa aku?" Tanyanya lucu.
Kwan memandang Jeff, "Kau sibuk..." jawabnya, lalu kembali tertawa.
Jeff ikut tertawa melihat Kwan tertawa, "Lihat.. wajahmu memerah seperti ini." Ia memegang kedua pipi kekasihnya.
Kwan menghela nafas dalam dan memandang pantulan wajahnya di cermin. Namun matanya tidak bisa melihat jelas. Yang terlihat hanya kulitnya memerah.
Jeff memiringkan kepalanya sedikit, melihat leher Kwan yang juga memerah. Tangannya membuka kancing atas kemeja pria itu untuk melihat kulit dibawahnya. "Kwan... aku tidak pernah melihatmu minum sebanyak ini. Kulitmu memerah semua." Ucapnya mulai khawatir, "Sepertinya kita harus ke rumah sakit..."
Kwan tertawa lagi, "Aku baik-baik saja..." jawabnya, ia memegang kepala dan menyandarkan pinggul ke meja wastafel. "Aku ingin ketenangan ini dulu..."
Jeff menghela nafas dalam, lalu menyandarkan kedua tangannya di sisi kanan dan kiri tubuh Kwan.
Kwan mengusap wajahnya yang terasa panas.
Jeff masih terlihat khawatir, kedua tangannya pindah ke bagian belakang tubuh Kwan dan mengangkatnya naik ke meja wastafel.
Kwan tersentak kaget dan spontan berpegangan ke bahu Jeff. Namun ketika memandang wajah kekasihnya ia malah tertawa.
Jeff tersenyum lebar menatap wajah Kwan yang lebih tinggi sedikit darinya. Ia melebarkan kedua kaki pria itu dan menempatkan dirinya diantara kedua kaki itu. Tangannya kembali bersandar ke kedua sisi tubuh kekasihnya. "Kau ingin disini dulu?" Tanyanya.
Kwan memegang bahu Jeff, mengelus pipi pria itu yang dilapisi makeup tipis. Matanya memandang wajah pria itu beberapa saat.
—————————
Terima kasih sudah membaca tulisanku, jika kamu suka silahkan simpan ceritaku ke list-mu agar mendapatkan notifikasi ketika ceritanya update dan jangan lupa vote & komen.Love, Wednesday Hwang ♥️
—————————
YOU ARE READING
The Song I Wrote about you
RomanceBagi seorang musisi, sumber inspirasi bisa datang darimana saja. Bagi Jeff Lim, pasangan adalah sumber inspirasi favoritnya. Suatu hari, setelah pindah ke Asrama kampus, ia jadi bersahabat dengan teman sekamarnya. Setelah berpisah dari kekasihnya...