"Jeff~~" ucap Kwan ikut sedih, ia menarik pria itu ke pelukanya.
Jeff memeluk tubuh Kwan dan membenamkan wajahnya ke bahu kekasihnya.
Kedua mata Kwan mulai digenangi air, "Impianmu adalah impianku, aku tidak akan bisa melakukan sejauh ini jika bukan karena dirimu. Sebelumnya aku selalu khawatir bertemu orang baru, tapi membayangkan kau akan menjadi penyanyi yang lebih hebat, aku memberanikan diriku agar semua impianmu tercapai.." ia menghela nafas dalam untuk menetralkan emosinya, walaupun bulir air mengalir ke pipinya.
Jeff tidak bisa menghentikan tangisnya mendengar ucapan Kwan. Ia mempererat pelukannya di tubuh pria itu.
Kwan mengelus rambut Jeff lembut dengan bulir air tidak bisa berhenti berjatuhan dari matanya.
+++
Jeff menghampiri pintu Bagian Keuangan, mendorongnya terbuka dan mengintip ke dalam. Semua orang disana tampak sedang serius bekerja. Kwan duduk di ujung ruangan menghadap ke tim keuangan yang terdiri dari empat orang. Dua pria dan dua wanita. Di sebelah ruangan Bagian Keuangan, ruang rapat yang biasa digunakan untuk pembahasan penting. Ia diam sejenak, lalu menghela nafas dalam membuka pintu lebih lebar, "Ahhhh..." rintihnya sembari memegang perut.
Semua orang disana menoleh ke pintu.
Jeff bergelayut di pintu dan nyaris jatuh terduduk, "Aku hampir mati kelaparan..." rengeknya dengan akting yang sangat buruk, "Tapi kekasihku masih sibuk bekerja.." ia berpura-pura menangis sedih.
Kwan menghela nafas dalam, sementara timnya menutup mulut menahan tawa.
"Ahhh... aku akan mati sebentar lagi.." rengek Jeff lagi.
Kwan menahan senyuman, lalu bergerak bangkit. "Selamat makan siang semuanya.." ucapnya dengan suara sedikit lantang, "Aku harus pergi sebelum seseorang benar-benar mati kelaparan.."
"Selamat makan siang, Pak.." jawab tim keuangan.
Jeff langsung berdiri tegap dan berdiri menghadap pintu sembari menahan senyuman.
Kwan berjalan ke pintu menahan senyuman dan geleng-geleng kepala, "Ayo..." ia menarik lengan Jeff saat melewati pintu.
"Bye semua..." pamit Jeff sebelum pergi.
Restauran dekat gedung XOXO Ent.
"Aaahhh... aku tidak ingin makan itu.." erang Jeff.
Kwan tetap meletakkan makanan sesuai diet Jeff minggu itu, "Kau tetap harus memakannya.." ucapnya.
Jeff menghembuskan nafas frustasi, "Aku ingin makan udon.."
Kwan menatap Jeff lucu, "Kau bisa makan udon di akhir pekan.." jawabnya.
Jeff memasang wajah sedih.
Kwan menghela nafas dalam, "Jeff~" pintanya.
Jeff mengatupkan bibirnya, lalu mengambil sendok dan mulai makan.
Kwan tersenyum lebar, lalu memajukan wajahnya. "Tidak apa-apa, tubuhmu sekarang lebih seksi.." bisiknya.
Jeff diam sejenak, ia mengulum bibirnya menahan senyuman bangga. Ia berdehem dan memperbaiki posisi bahunya.
Kwan menatap Jeff gemas, "Habiskan yaa..." pintanya.
Jeff tersenyum lebar dan mengangguk mengerti, "Aku akan menghabiskannya dan diet dengan benar.." ucapnya menurut, "Nanti akhir pekan makan udon bersamaku ya..." pintanya.
Kwan membentuk lingkaran dengan ibu jari dan telunjuknya, "Oke.."
Jeff tampak senang sendiri dan melanjutkan makannya.
"Oh.. haruskah kita punya kafetaria kita sendiri? Dengan begitu, para artis kita bisa makan sesuai dietnya sendiri." Ucap Kwan sendiri.
Jeff diam sejenak menatap Kwan.
Kwan bingung tidak mendengar jawaban, "Kenapa?"
Jeff menatap Kwan dalam, "Kau tadi menyebut artis kita.." ucapnya.
Kwan mengedip-kedipkan matanya bingung, "Aku juga bekerja di perusahaan."
Jeff tersenyum hangat, tangannya terulur ke tangan Kwan diatas meja dan memegangnya.
Kwan menatap Jeff bingung, namun bibirnya membentuk senyuman. "Kenapa?"
"Aku bangga sekali padamu." Ucap Jeff sepenuh hati.
Kwan tertegun, tak lama ia menahan tawa. "Benarkah?"
Jeff mengangguk membenarkan, "Kau sangat keren.."
Kwan tersenyum malu dan memandang ke bawah.
Di meja lain, seorang penyanyi indie baru di XOXO Ent memperhatikan kedua pria itu berinteraksi.
—————————
Terima kasih sudah membaca tulisanku, jika kamu suka silahkan simpan ceritaku ke list-mu agar mendapatkan notifikasi ketika ceritanya update dan jangan lupa vote & komen.Love, Wednesday Hwang ♥️
—————————
YOU ARE READING
The Song I Wrote about you
Storie d'amoreBagi seorang musisi, sumber inspirasi bisa datang darimana saja. Bagi Jeff Lim, pasangan adalah sumber inspirasi favoritnya. Suatu hari, setelah pindah ke Asrama kampus, ia jadi bersahabat dengan teman sekamarnya. Setelah berpisah dari kekasihnya...