Bibir Soho membentuk senyuman kagum, "Wow... kau sangat menarik, kau tau?"
Senyuman Kwan berubah malu, "Menarik bagaimana?"
"Kupikir... kau orang yang terlalu polos hingga tidak melihat semua akting buruk Jeff untuk menarik perhatianmu itu." Canda Soho.
Kwan tertawa lucu mendengarnya.
Soho menatap Kwan kagum, "Tapi ternyata kau terlalu baik." Pujinya, "Kau seperti malaikat.."
Kwan menatap Soho lucu, "Kau terlalu berlebihan.."
"Aku serius!" Tegas Soho, "Jika Jaeyoung melakukan seperti apa yang Jeff lakukan, aku pasti sudah..." ia berpura-pura sedang memukul sesuatu di udara dengan wajah kesal.
Tawa Kwan pecah melihat apa yang Jaeyoung lakukan.
"Aku dan Jaeyoung pasti sudah berakhir di kantor polisi karena kekerasan dalam berkencan." Canda Soho lagi.
Kwan tidak bisa berhenti tertawa, "Jangan katakan seperti itu.." pintanya.
Soho tersenyum menatap ekspresi Kwan, "Boleh aku mengatakan sesuatu padamu?" Tanyanya lebih serius.
Kwan memandang Soho, "Hm?"
"Awalnya aku berpikir, ketika kau akhirnya setuju bergabung dengan agensi, kau hanya akan bertahan beberapa saat saja." Ucap Soho jujur, "Tapi lihat apa yang kau lakukan? Kau sedang membantuku mengakuisisi perusahaan lain." Pujinya.
Kwan tersenyum malu dan memandang ke bawah.
"Aku selalu tau kau sangat mahir di bidang ini, tapi aku tidak pernah tau kau sangat baik melakukannya." Puji Soho lagi.
Kwan memandang Soho lega, "Aku senang bisa membantu."
Soho tersenyum lebar, lalu menepuk bahu Kwan pelan. "Aku berharap kau akan tetap menjadi orang keuangan di perusahaan ini."
Kwan tidak bisa menutupi rasa senangnya, "Hmmm.." gumamnya sambil mengangguk.
+++
Kwan memandang Jeff yang duduk di sebelahnya dalam perjalanan menuju bandara. Pria itu terus-terusan bermain ponsel tanpa mempedulikannya, "Jeff..." panggilnya.
"Hmm..." gumam Jeff pelan tetap serius pada ponselnya.
Brian yang sedang mengendarai mobil melirik ke kaca spion.
Kwan menghela nafas dalam dan mengambil ponsel Jeff.
Jeff memandang Kwan.
Kwan menatap kedua mata Jeff, "Berbicara padaku.." pintanya.
"Apa?" Tanya Jeff.
Kwan menghela nafas dalam, ia tidak melanjutkan ucapannya, hanya mengembalikan ponsel Jeff. Lalu menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi.
Jeff tertegun memandang ponselnya di tangan, lalu memandang Kwan. Pria itu tidak berbicara lagi. Ia memalingkan wajah ke arah jendela, berpikir keras apa yang sudah ia lakukan. Matanya kembali melirik Kwan yang masih tidak bersuara. Ia diam dulu mengumpulkan keberaniannya berbicara, lalu memandang Kwan. "Kwan.."
Kwan memandang Jeff, "Hm?"
Jeff menatap Kwan dalam, tangannya terulur pada pria itu.
Kwan memegang tangan Jeff dan menatap pria itu menunggu apa yang akan kekasihnya katakan.
Jeff melirik tangannya dan Kwan, terlihat sedikit bingung, lalu kembali memandang pria itu. "Aku menyebalkan ya?"
Kwan tersenyum tipis, "Tidak, aku tau mood-mu akan sedikit buruk ketika akan tampil jauh dari rumah." Jawabnya.
Brian menghela nafas dalam dan kembali menghembuskannya mendengar ucapan Kwan.
Jeff terenyuh menatap Kwan, ia jadi merasa bersalah. Ia menghela nafas dalam dan menarik tangan pria itu ke dadanya.
Kwan menatap Jeff dalam, "Bagaimana perasaanmu?" Tanyanya.
Jeff diam dulu, "Ingin kau ikut." Jawabnya jujur.
Kwan tersenyum lucu.
"Hmmm..." Jeff mengeluskan pipinya ke punggung tangan Kwan di dalam genggamannya.
Kwan menatap Jeff gemas, tangannya yang lain mengelus rambut pria itu. "Kau akan baik-baik saja, Brian akan selalu menemanimu." Ucapnya memberitau.
Jeff menatap Kwan sedih, "Aku ingin kau.." jawabnya dengan suara imut.
Kwan tertawa lucu, "Jeff~~"
Jeff menghela nafas dalam, lalu mengulurkan kedua tangannya untuk bergelayut manja pada Kwan.
Kwan mengelus rambut Jeff, "Hmmm.. kau menggemaskan sekali." Ucapnya gemas.
Jeff menghela nafas dalam, ia mendongak memandang wajah Kwan. "Kwan.."
Kwan memandang wajah Jeff, tangannya dengan lembut mengelus pipi pria itu. "Hmm?" Gumamnya.
Jeff menatap kedua mata Kwan dalam, "Maafkan aku, ya.." ucapnya pelan.
Kwan tersenyum lucu dan mencubit pipi Jeff gemas, "Hmm.."
Jeff tersenyum dan menyandarkan kepalanya ke dada Kwan.
Kwan kembali mengelus rambut Jeff, "Aku akan merindukanmu.." ucapnya pelan.
"Hmmm..." gumam Jeff sedih.
===Cause you're the star that never glow END===
—————————
Terima kasih sudah membaca tulisanku, jika kamu suka silahkan simpan ceritaku ke list-mu agar mendapatkan notifikasi ketika ceritanya update dan jangan lupa vote & komen.Love, Wednesday Hwang ♥️
—————————
YOU ARE READING
The Song I Wrote about you
RomansBagi seorang musisi, sumber inspirasi bisa datang darimana saja. Bagi Jeff Lim, pasangan adalah sumber inspirasi favoritnya. Suatu hari, setelah pindah ke Asrama kampus, ia jadi bersahabat dengan teman sekamarnya. Setelah berpisah dari kekasihnya...